"Apa kalian berhasil membuat dia celaka?" Johan menelepon anak buahnya untuk memastikan tugas yang ia berikan berjalan dengan lancar.
"Iya, Tuan. Tommy mengalami luka yang parah dan dalam kondisi kritis di rumah sakit."
"Jadi dia masih hidup? Aku ingin dia meninggal di tempat kecelakaan itu. Dasar bodoh!" kata Johan.
"Maaf, Tuan. Kami sudah menabrak Tommy dengan cukup kencang. Sayangnya dia selamat dan masih bertahan hidup," kata anak buah Johan itu.
"Kalian memang tidak berguna! Awasi dia dan jangan sampai ada orang yang curiga!" titah Johan sebelum mengakhiri panggilan telepon itu.
Johan kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku. Ia berjalan ke sebuah kamar tempat Silvy terbaring. Silvy masih ada dalam pengaruh obat penenang yang diberikan oleh dokter.
Johan menatap wajah pucat Silvy dengan iba. Ia merasa marah ketika melihat Silvy pulang ke rumah dalam keadaan yang menyedihkan. Johan mengerti bahwa Tommy dengan sengaja memanfaatkan Silvy untuk membalas dirinya.
"Sayang, Papa akan