Pratiwi pulang kembali ke rumah Silvy dan melihat kondisi putrinya itu kian memburuk. Silvy terbaring lemah di tempat tidurnya dengan mata terpejam.
"Nak, mama harus pulang besok. Kamu harus sembuh dan sehat di sini. Sekalipun mungkin pernikahanmu dengan Tommy gak bisa diselamatkan, kamu gak boleh hancur seperti ini." Lirih Pratiwi.
Silvy tetap bergeming, hanya air mata yang mengalir di sudut matanya yang tetap tertutup rapat. Pratiwi meninggalkan kamar itu dan menutup pintunya dari luar dengan hati-hati.
Di luar asisten rumah tangga yang paling senior sudah menunggu sangat nyonya.
"Bi, saya harus kembali ke luar negeri besok. Ada suami dan anak-anak yang menunggu saya di sana. Tolong temani dan jaga Silvy!" kata Pratiwi.
"Nyonya, kondisi Nona Silvy belum stabil, bahkan sepertinya semakin memburuk. Bagaimana kalau kita membawa dia ke rumah sakit? Setidaknya mungkin ada obat dan cairan infus yang bisa masuk ke tubuhnya. Saya takut terjadi sesuatu yang buruk dengan Nona. Jangan sam