“Ternyata kamu masih hidup, Aleya.”
Mila tersenyum sinis, ia merasa masih ada kesempatan untuk mendapatkan tanda tangan Aleya. Mila tidak merasa bersalah sama sekali, padahal ia hampir membuat Aleya meninggal.
Aleya hanya bisa menatapnya dengan kebencian. Ia tidak punya nyali jika harus memukul atau menyakiti Mila dan Belina.
Terkadang Aleya membenci dirinya sendiri karena terlalu diperbudak oleh rasa takut yang berlebihan dalam hatinya.
“Aku akan menghubungi Mamaku untuk segera ke sini membawa dokumen yang harus kamu tanda tangani, kakak.” Mila tertawa setelah melihat Aleya menangis.
“Aku tidak akan tanda tangan,” pekik Aleya.
Belina kemudian menghampiri Aleya dengan wajah kesal.
“Wanita sialan! Kenapa kamu keras kepala, hah? Jika kamu ingin hidup tenang, maka tanda tangani dokumen itu dan aku akan melepaskanmu.”
Belina menarik rambut Aleya dari belakang, sehingga kepada Siti terdongak.
“Aku sudah berakting sangat luar biasa, sehingga semua orang di Endosiana pasti mempercayai ucapan