“Besok kita ketemu di gedung pameran.”
James tampak bahagia bertemu dengan Aleya. pandangan matanya selalu tertuju kepada wajah Aleya yang cantik.
“Baiklah, kita bertemu di sana.” Aleya juga menunjukkan ketertarikannya kepada James. Bukan karena menyukai lelaki berparas tampan itu, tapi bertujuan untuk membuat Yavid cemburu.
“See you, cantik,” ujarnya setelah mengecup punggung tangan Aleya dengan lembut sebelum pergi.
Yavid terlihat menghembuskan napasnya dengan kasar ketika melihat sikap James kepada Aleya. Semakin terlihat kesal wajah Yavid, semakin bersemangat untuk Aleya membuat hati suaminya itu mendidih.
James bahkan lupa berpamitan kepada sahabatnya sendiri. Yavid segera menghampiri Aleya dengan wajah marah dan napasnya menderu.
“Kenapa kamu bersikap murahan di hadapan James?” suara baritonnya membuat sosoknya menakutkan jika sedang marah.
Aleya tahu resikonya jika membuat Yavid marah, hal menakutkan pasti akan terjadi. Aleya terdiam melihat suaminya menunjukkan marahnya.
“Asta