Raut curiga Jiyya, tiba-tiba berubah lagi matanya menyipit seolah dia sudah tahu topik apa yang akan Silvana bahas dalam pembicaraan mereka berdua.
“Ya, tentu aku tidak sibuk sama sekali.” Dia kemudian melirik kearah Dean. “Dean kau juga harus mendatangi pertemuan lain kan? orang-orang pasti sudah menunggumu,” sambung Jiyya lagi yang langsung ditanggapi dengan wajah Dean yang cemberut.
“Kau bilang mau ikut denganku! Kau sudah janji kan?”
Terlepas dari pernyataan Dean yang memohon padanya dengan suara manja tanpa merasa bersalah, membuat wajah Jiyya terlihat jijik pada sahabat kecilnya. Jiyya mencondongkan tubuhnya pada Dean sambil memperlihatkan raut muka intimidasi pada Dean, setelah itu dia meninju kecil bahu pemuda itu.
“Sejak awal aku bilang aku tidak mau ikut denganmu. Bedebah! Kau yang menjebakku. Pergi saja sendiri dan jangan libatkan aku!” tutur Jiyya dengan suara yang sedikit meninggi. Membuat Silvana bergidik ngeri lantaran sahabatnya akan berubah menjadi bak nenek sihir