Suara yang Silvana ujarkan terdengar pelan, seolah dia agak takut menyampaikannya. Leon sendiri juga otomatis langsung tersentak mendengar hal tersebut, terlebih ketika dia menyadari bahwa gadis itu rupanya memiliki kekhawatiran yang sama dengannya di balik sikap santai dan tenangnya. Dia mungkin tidak cukup siap untuk kehilangan sebuah hubungan yang telah terjalin hampir seumur hidup dengan pemuda itu.
Melihat Silvana duduk di sampingnya, gadis itu terlihat begitu rapuh dan seolah mudah hancur kapan pun dengan luka yang terbuka dan besar atas hubungan mereka yang seolah tidak direstui oleh semesta. Sesungguhnya Leon ingin memeluk kekasihnya sampai dia cukup dapat menghilangkan seluruh kecemasannya lagi. Tapi pria itu tidak bisa, keduanya tetap duduk bersebelahan menunggu jawaban Jarvis.
Butuh beberapa saat sampai pemuda itu mau angkat bicara.
“…tidak,” jawabnya. Meskipun dia sendiri tampak tidak cukup yakin dengan jawaban yang dia katakan. “Aku tidak…marah.” Pemuda itu melirik ke