Aiden memang ceplas-ceplos Tapi semua yang dikatakan pasti benar.
Mendengar ucapan Aiden Gina bergeming kemudian dia memberikan surat itu kepada mantan selingkuhannya.
“Hamil atau tidak bukan urusan anda Tuan Aiden.” Gina meletakkan suratnya di atas meja.
Melihat sikap Gina Aiden hanya tersenyum sinis.
“Aku harap setelah resign kamu tidak berulah lagi atau kamu dan anakmu tak akan selamat dari tanganku.”
Ancaman Aiden membuat Gina takut rencananya memang setelah ini dia akan pergi jauh dari ibukota, dia akan kembali ke kampung halamannya dimana keluarganya berada.
Siang hari Gina sudah bersiap pulang, semua dokter yang mendengar Gina resign semakin yakin jika rekan kerjanya satu ini memang sedang hamil.
“Apa benar kamu hamil Gin?” Tanya rekan kerja yang cukup dekat dengan Gina.
Gina kembali duduk, dia menatap rekan kerjanya itu.
“Iya.”
Jika teringat malam itu Gina sangat sedih. Ingin marah tapi pada siapa sedangkan lawannya adalah orang berkuasa.
“Bagaimana bisa Gin? Kamu ka