“Kau menyukainya?” tanya Julian membuat Aiden yang sedang minum hampir tersedak.
“Apa wajahku terlihat menyukainya?” tanya Aiden kembali.
Julian maupun Jacob menggeleng.
“Tidak bisa diukur dari wajahmu. Tapi kepedulianmu. Kau sangat peduli pada…” Jacob mengernyit.
“Siapa namanya tadi…” Jacob mencoba mengingat. Ia tadi membaca kok nam tag Raini hanya saja lupa.
“Raini..” lirihnya. “Ya, Raini. Kau peduli sekali dengan dia.”
Aiden menatap mereka berdua. “Jadi…”
Ia menceritakan bagaimana Raini datang ke rumahnya.
Bagaimana hubungannya dengan Raini.
Mereka mengangguk paham. “Pantas saja kau begitu peduli. Karena itu memang perintah orang tuamu.” Jacob mengangguk pelan.
“Tapi bisa sangat pas begitu ya..” lirihnya. “Kalian bertemu sebelum dia datang ke rumahmu.”
“Sepereti takdir yang sengaja membuat kalian bertemu…” Jacob tersenyum.
Aiden menggeleng pelan. tidak pernah berpikir terlalu jauh seperti itu.
“Kalau kalian terlihat dekat…” Jacob menatap Aiden. “Ada peremp