Orang yang berlalu-lalang di sini terlalu banyak. Orang-orang mulai memperhatikannya karena ekspresi Sharga yang tidak biasa.
Sharga berbisik di samping telinganya.
"Antar aku ke kamar dulu."
Nadira tidak berani menunda. Jika efek obatnya mulai bereaksi pada Sharga, di tempat umum seperti ini ....
Besok pasti akan masuk berita utama, lalu Keluarga Kusumajana juga akan terlibat.
'Veronica bodoh! Beraninya dia memberi obat kepada Sharga?'
Nadira terpaksa memapah Sharga berjalan sesuai arah yang ditunjuk. Setelah sampai di depan kamar, Nadira baru menanyakannya.
"Di mana kartu pintu kamarmu?"
"Di kantong celana."
"Oh." Sekarang Nadira sudah tidak memedulikan apa pun lagi. Dia mengulurkan tangan ke dalam kantong celana Sharga. Kantong celana pada setelan jas pria biasanya sangat dalam. Nadira perlu menahan badannya sambil cari cara untuk mengambil kartu pintu kamar.
Lima jari tangannya terus mencari di dalam lubang dalam yang gelap.
"Ehh .... Cari yang baik-baik. Apa yang sedang kamu raba?