Keesokan harinya, nama Althalan Zeyasel telah menjadi legenda di dalam lapas remaja itu. Tidak ada lagi yang berani menantangnya, bahkan kepala sipir pun memilih untuk menghindari tatapan matanya. Orang-orang terkuat di sana hanya bisa menunduk ketika melewatinya, sadar bahwa tidak ada lagi tempat bagi mereka untuk menantang kekuasaan.
Hari ini, Althalan memilih untuk beristirahat. Luka-lukanya masih terasa perih setelah pertarungan yang tiada henti, tetapi pikirannya tetap tajam.
Saat itulah seorang sipir mendekatinya dengan wajah sedikit cemas.
"Tuan Althalan, ada yang menjengukmu."
Althalan menoleh dengan tatapan dingin. Tanpa banyak bicara, dia berdiri dan berjalan mengikuti sipir itu menuju ruang kunjungan.
Di balik kaca pemisah ruangan itu, duduklah Kazuo, tangan kanan Latozey. Pria itu mengenakan jas hitam yang rapi seperti biasa, tetapi ada ketegangan di wajahnya. Begitu melihat Althalan masuk, Kazuo hanya menundukkan pandangannya sejenak sebelum akhirnya duduk dengan tenang d