ParliNia 2
Part 32
Aku merasa lega sekali ketika Ucok menolak permintaan Amanda, aku makin yakin Ucok tak akan seperti ayahnya yang menjaga kucing dan hatinya untuk orang yang akan pergi jauh.
Amanda salaman dengan Ucok, aku sudah khawatir sekali Amanda akan nekat lagi, mungkin di budayanya pelukan itu biasa, tapi di desa ini itu akan jadi buah bibir masyarakat desa.
Lama juga mereka bersalaman kulihat Amanda mengusap matanya, dia pasti sudah menangis. Akan tetapi Butet beraksi.
"Selamat jalan ya, Kak Amanda," kata Butet seraya melepaskan tangan dua muda-mudi itu.
"Iya, Tet, selamat tinggal, ini ada kucingku, tolong jaga," kata Amanda.
"Oh, maaf, Kak, gak bisa kami itu, kami pecinta sapi, bukan pecinta kucing, bawa saja ke Medan," kata Butet.
"Padahal aku ingin berikan kenang-kenangan," kata Amanda.
Amanda lalu naik ke mobil ayahnya, dia buka kaca mobil, mengeluarkan tangan untuk melambai-lambai.
"Kasihan, Bang Ucok," kata Butet seraya mengusap wajah Ucok.
Ucok hanya diam, dia lalu