“Apakah tak ada toilet di sini, Bang?” tanyaku lagi.
“Adanya cuma di rumah Pak Parlin,”
“Waduh, sudah jauh,”
“Ya, iya, Dek, buang air di situ saja, aku yang jaga,” kata Bang Torkis.
Tak ada pilihan lain lagi, rumah Pak Parlin jauh, sementara aku sudah kebelet, akhirnya aku turun ke sungai kecil tersebut. Ini untuk pertama kali dalam hidupku aku buang air di tempat seperti ini.
Setelah selesai, ketika aku hendak memakai celana, aku melihat ada yang nempel di kakiku, coba kupegang ternyata licin.
“Itu lintah, Dek,” kata Bang Torkis.
Mendengar kata lintah seketika aku takut, reflek aku melompat ke gendongan Bang Torkis. Suamiku ini pun menyingkirkan lintah kecil tersebut dari kakiku. Kebetulan pula lewat dua orang ibu-ibu, mereka membawa kayu bakar.
“Astagfirullah, dari segitu banyak tempat, kalian pilih di sini,” kata Ibu t