"Tu–tuan! Sa–saya mohon!" Zeeta mencoba mendorong lembut tubuh Rezvan yang kini tepat berada di atasnya. Wanita itu semakin terisak tak mampu menahan perasaan yang berdebar tak keruan.
Sementara Rezvan seolah tak mendengar ucapan Zeeta. Pria itu seakan terlalu fokus pada tujuan di hadapannya. Rasa panas dalam tubuhnya seolah menggelegak semakin tak tertahan.
Ciuman lembut bertubi-tubi pria itu layangkan pada bagian kening, kedua mata, pipi, bibir, dan leher jenjang Zeeta. Tak lama, dengan bergerak pelan ia pun menurunkan resliting dada wanita yang kini tepat berada di bawahnya. Sontak, hal ini membuat wanita itu semakin kehabisan napas menahan perasaan yang semakin tak terarah.
"Tuaaannn!" isak Zeeta kemudian. Tak sengaja kedua tangannya mencengkeram kuat lengan Rezvan.
Menyadari keluhan Zeeta, Rezvan pun menarik dir
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci