Deru mobil terdengar sesaat setelah memasuki portal utama. Zeeta melongokan kepala di jendela. Tepat pukul 4 sore Rezvan sudah tiba di rumah dengan wajah terlihat semringah. Zeeta pun buru-buru menghampiri. "Tuan sudah pulang?" tanyanya.
"Kau tahu, aku begitu sangat merindukanmu, Zeeta." Tanpa basa-basi, Rezvan menyergap tubuh Zeeta, lalu membenamkannya dalam dekapan.
Zeeta pun bercengang mendapati perubahan dalam diri Rezvan yang begitu signifikan. Lantas, ia pun membalas dengan merekatkan pelukan. "Tu–tuan!" Entah apa yang dirasakan wanita itu saat ini. Masih belum juga memercayai apa yang terjadi. Hanya rasa syukur tiada tara yang mampu ia panjatkan.
"Kenapa tidak dari dulu saja aku bisa memelukmu seperti in!?" lirih Rezvan.
Sontak, mendengarnya, wajah Zeeta tampak memerah. Sekali lagi ia bagai terserang Paralisis. "Tuan, Anda man
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter