Tuan, Anda jangan seperti ini!" Suara Zeeta terdengar parau. "Anda ... salah paham, Tuan! Tolong!"
"Apa kurang semua yang aku lakukan untukmu?" Dalam keadaan mengunci tubuh Zeeta, tangan kanan Rezvan mengepal kuat menahan emosi.
"Ti–tidak, Tuan. Selama ini Anda sudah sangat baik." Zeeta meremas kedua tangan di depan dada. Sementara buliran bening semakin menderas dari kedua sudut mata wanita itu.
"Benarkah?" Pria itu menelengkan sedikit kepala. "Lalu, mengapa kau tidak pernah mau membuka pintu hatimu untukku?"
"Sa–saya .... " Tubuh Zeeta semakin bergetar hebat.
Mendapati Zeeta ketakutan, Rezvan menghentikan tekanan. Ia menghela napas dalam mencoba menetralisir amarah yang semakin menggelegak. Eratan kepalan tangan lantaran menahan emosi, kini mulai tampak merenggang.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci