Dengan berdebar keesokan harinya, Gabriel mengetuk pintu kokoh yang ada di depannya. Ia menurunkan pandangannya dan mencoba menyusun kalimat yang akan dikatakannya nanti pada sang pemilik rumah.
Pintu yang terbuka menampilkan sosok kecil yang berdiri di depannya.
Tidak menyangka kalau Catherine langsung yang membuka pintunya, Gabriel sedikit gugup. Otaknya sejenak terasa kosong, dan ia belum mampu mengatakan apapun. Konsentrasinya baru kembali ketika terdengar suara lembut dari anak di depannya.
"Ada apa datang ke sini?"
"Kat, selamat siang. Paman dan bibi ada?"
Kepala kecil itu menggeleng, dan ekor kudanya yang panjang melambai-lambai di belakangnya. Bibir kecilnya yang cemberut, membuat anak itu terlihat sangat imut dan menggemaskan. Dan lagi, terasa dorongan untuk mengusili anak ini tapi bukan untuk membuatnya menangis, melainkan marah. Gabriel ingin membuat anak ini marah dan meluapkan perasaannya.
Iseng, bukannya mundur tapi Gabriel malah semakin melesekkan badannya ingin masuk