Entahlah, rasanya begitu tidak terima saat Vella tersenyum hangat sembari menyambut lambaian tangan Samuel. Dengan penuh emosi dia menyahut tangan Vella dan mengajaknya pergi.
"Ish, lepaskan aku tidak perlu menyeretku seperti ini." Vella mengibaskan tangannya.
"Vella, berhenti ya, aku tidak suka kamu terlalu dekat dengan anak kelas sepuluh itu!"
Senyum seringai terbit begitu mendengar keluhan Rino. "Lalu bagaimana denganmu? Apa yang kamu lakukan baru-baru ini, ha? Aku tidak menamparmu saja itu sudah bagus."
"Vella, kenapa kamu masih secemburu itu dengan adikmu? Sudah aku bilang cuma ada kamu satu-satunya."
"Menjijikkan!" Segera Vella meninggalkan Rino usai mengucapkan kata ketus.
"Vella ... jangan marah terus seperti itu. Oke, aku tidak akan menjemput Andin lagi mulai sekarang," ucap Rino sembari mengejar langkah lebar Vella.
"Terserah!"
"Vella ...."
Dari sudut yang berbeda Samudera tengah memperhatikan bagaimana cara Rino mengejar-ngejar Vella. Wajah tampannya menunjukkan ron