Chapter: Bab 125 Orangtua Asuh Xiena dan Xavier (Last) Melihat pemandangan di depannya, membuat Bu Layla berteriak dengan histeris. Wanita itu merangkak untuk menghampiri tubuh suaminya yang terlihat tidak berdaya. Pak Khaled batuk berdarah, yang membuat Bu Layla semakin panik. "Bu, cepat bawa Xiena dan Xavier keluar dari rumah ini. Ajak juga putri kita, " ucapnya dengan suara yang lirih. Lelaki tua itu tampak sekarat. "Tapi kami harus ke mana Pak? " tanya Bu Layla dengan panik. Belum sempat Pak Khaled menjawab pertanyaan istrinya, ia yang melihat Esmeralda berjalan maju ke arahnya, berusaha sekuat tenaga untuk kembali bangkit, melindungi anak dan istrinya. "Cepatlah pergi, bu! " ucapnya yang segera berdiri di hadapan Esmeralda. Sementara Pak Khaled mengalihkan perhatian hantu wanita itu, Bu Layla dan Camelia pergi meninggalkan kamar sambil membawa serta Xiena dan Xavier. Mereka berhasil keluar dari rumah itu. Sedangkan Pak Khaled mendapatkan serangan bertubi-tubi yang membuat lelaki tua itu semakin tidak berdaya. Pak Khaled yan
Last Updated: 2024-05-04
Chapter: Bab 124 Esmeralda Pulang"Bu, coba lihat siapa yang datang? " ucap Pak Khaled memberikan perintah. Bu Layla tidak menyahut. Ia segera beranjak dari tempat duduk nya menuju ke pintu depan. Saat ia membuka pintu dengan perlahan, ia membelalakkan kedua matanya karena terkejut. Ia hampir tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Wanita yang berdiri di depan pintu dengan wajah yang pucat itu, benar-benar Esmeralda. Dia sudah pulang setelah hampir satu bulan menghilang tanpa jejak, dan juga tiada kabar. Bu Layla melongo. "Ini beneran kamu Esmeralda? " tanyanya hendak memastikan. Wanita itu diam. Bibirnya mengatup rapat. Pandangannya kosong. Ia tidak menyahut pertanyaan yang telah diajukan oleh Bu Layla. Tatapan matanya terlihat kosong. Ia berjalan masuk ke dalam, melewati Bu Layla yang masih terbengong memandangi punggung Esmeralda yang semakin jauh dari hadapannya. wanita itu menuju ke kamar si kembar. Bu Layla yang tersadar dari lamunannya, bergegas masuk ke dalam rumah. Pak Khaled yang semula terlihat f
Last Updated: 2023-12-12
Chapter: Bab 123 Jasad Esmeralda tidak ditemukanTok tok tokSuara ketukan nyaring telah menyita perhatian Pak Khaled, Bu Layla dan Camelia yang sedang bermain dengan Xavier dan Xiena di ruang keluarga. Ketiganya saling menatap satu sama lain selama beberapa saat. "Siapa ya yang datang? " tanya Pak Khaled yang terlihat penasaran. Camelia hanya angkat bahu, lalu kembali mengalihkan pandangannya menatap wajah Xavier dan Xiena. Bu Layla yang menyadari bahwa dirinya yang harus membukakan pintu, segera beranjak dari tempat ia duduk. "Biar ibu saja yang buka, " ucapnya yang melenggang pergi menuju ke pintu depan. Raut wajah Bu Layla berubah saat ia melihat seseorang yang berada di balik pintu, yang telah mengetuk pintu rumahnya adalah Pak Clint. Sebuah senyuman tampak tercetak dengan jelas di bibirnya. "Pak Clint? Ada apa ya? Tumben sore-sore datang bertamu? " tanya Bu Layla hendak memastikan. Pak Clint terdiam selama beberapa saat. Wajahnya tampak memperlihatkan raut kebingungan dan gelisah, membuat Bu Layla menyadari bahwa ada
Last Updated: 2023-12-11
Chapter: Bab 122 Kecelakaan EsmeraldaSeluruh bulu kuduk nya mendadak merinding. Esmeralda cepat-cepat masuk ke dalam mobilnya, dan kembali mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju ke rumah sakit yang sebelumnya telah di beritahukan oleh Bi Masha lewat pesan singkat di aplikasi hijau. Setibanya di rumah sakit, Esmeralda segera turun dari mobil. Ia keluar dari halaman parkir menuju ke lobby rumah sakit. Ia menemui resepsionis yang berjaga di sana. "Permisi, mbak. Saya mau menjenguk pasien atas nama Bu Aurora yang katanya sedang kritis, " ucap Esmeralda dengan raut wajahnya yang terlihat serius. "Oh, Bu Aurora ya? dia sudah dipindahkan ke rumah sakit umum Daerah yang ada di seberang sana, Bu! Keadaannya semakin parah. kedua matanya terus mengeluarkan darah. "Mendengar penjelasan dari petugas rumah sakit yang berjaga, membuat Esmeralda termangu selama beberapa saat lamanya. Lamunan Esmeralda terberai saat ia mendengar suara dering ponsel yang berbunyi keras dari dalam tasnya. "Baik, mbak. Terimakasih infony
Last Updated: 2023-12-09
Chapter: Bab 121 Panggilan dari Ibu MertuaEsmeralda melangkah dengan perasaan kecewa yang mendalam. Ia merasa patah hati setelah melakukan ritual sesajen itu, tapi tidak membuahkan hasil sama sekali. Tidak ada petunjuk atau tanda-tanda keberadaan bayi perempuannya. Bu Layla yang menyadari diamnya wanita itu, mengusap-usap dengan lembut bahunya seolah memberikan isyarat agar wanita itu tetap kuat dan bersabar. Kedatangan Mereka segera disambut oleh Camelia yang menghampiri mereka dengan raut wajah yang terlihat sangat antusias. "Bagaimana? Apakah Xiena sudah ditemukan? " tanyanya menyambar. Bu layla dan Pak Khaled saling menatap satu sama lain selama beberapa saat, lalu menggelengkan kepalanya dengan perlahan. Sementara Esmeralda hanya tertunduk dengan raut wajah yang murung. "Di mana Xavier, Mel? " tanya Bu Layla hendak memastikan. Ia merasa heran kenapa putrinya tidak bersama dengan bayi laki-laki itu. "Sehabis ku mandikan dan kuberi susu, dia tidur di kamar, " sahut Camelia menjelaskan. "Nduk, kamu kembali ke kamar s
Last Updated: 2023-12-09
Chapter: Bab 120 Ritual Persembahan SajenEsmeralda tidak langsung menjawab. Ia terdiam selama beberapa saat lamanya. Wajahnya ia tundukkan dalam-dalam. Ia menarik nafas panjang, kemudian ia menghembuskan kembali secara perlahan. "Saya.... Dulunya menikah dengan orang sini, " ucap Esmeralda yang memulai ceritanya. Sementara Bu Layla dan Camelia tampak menyimak penuturan wanita itu. "Saya sempat tinggal di sini bersama dengan mantan suami saya. Ibu mertua saya kurang menyukai saya karena saya belum memiliki keturunan. Lalu saya tiba-tiba hamil. Tapi mantan suami saya malah menceraikan saya. Katanya dia mandul, bagaimana mungkin saya bisa hamil? Dia menuding saya selingkuh." Airmata kembali mengalir perlahan membasahi pipi Esmeralda. "Ya, saya merasakan ada yang aneh dengan kehamilan saya. Hanya beberapa bulan saja, tiba-tiba perut saya membesar, dan saya merasakan kontraksi yang hebat hingga saya tidak sadarkan diri. Saat saya terbangun, ibu mertua saya bilang bahwa bayi saya tidak selamat.""Lalu, apa yang terjadi? " tanya
Last Updated: 2023-12-08
Chapter: Bab 33Saat Zhichun menuruni anak tangga, hendak bersiap pergi ke kantor, ia sedikit tersentak melihat Ana duduk di sofa sambil menonton televisi. Tidak seperti biasa ia menonton sepagi itu. "Kamu.... tidak kuliah?" tanya lelaki itu telah menyita perhatian Ana. Ia menoleh sesaat, sebelum ia kembali memalingkan pandangannya. "Tidak, aku sudah dikeluarkan." Ana menghembuskan nafasnya dengan berat. Zhichun tak menyahut. Ia hanya melenggang pergi begitu saja. Saat ia berada di ambang pintu, langkahnya tiba-tiba terhenti. Ia teringat insiden semalam, saat ia melihat seprei di kamarnya, ada noda darah tertinggal di sana. Ia tidak menyangka bahwa wanita itu masih virgin. "Masalah semalam...." Zhichun kembali menoleh menatap Ana yang balas menatapnya. "Tolong kamu jangan membawa perasaan. Aku melakukan itu bukan karena aku menyukaimu," ucapnya sebelum ia kembali melanjutkan langkahnya. Ana hanya terpaku menatap kosong, bayangan lelaki yang telah menjauh dari pandangannya. Ana kem
Last Updated: 2025-07-28
Chapter: Bab 32"Tuan...." Belum sempat Ana melanjutkan ucapannya, Zhichun telah membungkam mulut wanita itu dengan ciuman penuh gairah. Ana berusaha melepaskan dekapan lelaki itu yang semakin mengencangkan cengkeramannya pada pinggang Ana. "Hmm.... hm....." Wanita itu berusaha untuk berbicara, tapi ia tidak mampu karena ciuman itu semakin memanas. Ana mulai pasrah. Ia menyesali ucapannya yang membuat ia berada dalam situasi seperti ini. Ia memejamkan kedua matanya, membiarkan lelaki itu membasuh wajahnya dengan air saliva. Ciuman itu bergerak turun ke lehernya. Zhichun membuat tanda merah di sana. Ciuman yang semakin liar pada bagian sensitive-nya, membuat Ana merasakan sensasi aneh. Tubuhnya bergetar. "Ahhh...." desahnya panjang. Ia mulai terangsang, menikmati ciuman yang menghujani seluruh wajah dan lehernya. Tiba-tiba saja, Zhichun menghentikan kegiatannya. Hal itu membuat Ana terbengong. Ia pikir semuanya sudah berakhir. Tapi hal tak terduga, lelaki itu membopong tub
Last Updated: 2025-07-27
Chapter: Bab 31Suasana hening di ruang ICU, membuat suara mesin monitor jantung terdengar jelas. Rasa dingin yang menusuk kulit, tak membuat Zhichun menggigil. Ia menatap kosong, tubuh yang terbaring tak berdaya di atas tempat tidur yang dilengkapi dengan alat bantu pernapasan. Binar mata Zhichun memancarkan kesedihan yang mendalam. Ia meraih tangan dingin itu dengan lembut. Ia letakkan tangan itu di pipinya. Air mata mulai menetes perlahan, mengalir di punggung tangan lelaki paruh baya itu. "Pa, rasanya tidak rela jika harus melepaskan kepergian Papa dengan cara seperti ini," lirihnya sambil mencium tangan itu. "Mama bahkan sudah memanggil notaris yang mengurus surat wasiat Papa." "Aku berharap, ada keajaiban yang membuat Papa terbangun sebelum dokter melepaskan alat bantu pernafasan Papa," ucapnya sebelum ia beranjak pergi dari ruangan, meninggalkan lelaki itu kembali dalam kesendirian. *** Tin tin tin! Suara klakson terdengar berbunyi nyaring beberapa kali. Ana bergegas k
Last Updated: 2025-07-27
Chapter: Bab 30Tok tok tok Suara ketukan pintu kamar terdengar nyaring. Jantung Ana berdetak kencang, jemari Ana gemetaran saat ia membuka pintu kamarnya. "Tuan...." Ana menatap wajah lelaki itu dengan perasaan malu. "Cepat rapikan dirimu, dan keluar untuk menemui keluargaku," titah lelaki itu memberi perintah. "Tuan, kenapa tiba-tiba? Sebelumnya anda tidak memberitahukan padaku bahwa keluarga besarmu akan datang?" "Jangan banyak bicara! Rapikan dirimu dan segera keluar," ucap lelaki itu sebelum ia beranjak dari hadapan Ana yang segera bersiap. Ana melangkah ragu, perasaannya gugup saat semua mata menatap ke arahnya dengan sorot mata tajam. Hanya Nenek Zhichun saja yang tersenyum hangat pada wanita itu. Nenek memberikan isyarat pada Ana untuk duduk di sebelahnya. "Mereka adalah keluargamu juga," ucap Nenek dengan lembut. "Kamu sudah bertemu dengan Mama mertuamu, kan?" Ana hanya mengangguk lemah, sambil menatap Zhao Erxi mencibirkan bibirnya. "Wanita yang sebaya denganmu
Last Updated: 2025-07-26
Chapter: Bab 29Ana duduk di meja yang berhadapan dengan kaca di Seesaw Coffee, tempat di mana ia sering menghabiskan waktunya, saat ia sedang banyak pikiran.Dengan ditemani secangkir coffee latte yang panas, cocok di saat cuaca mendung dan sedikit dingin. Ana menghirup aroma kopinya, sebelum ia menyeruputnya dengan perlahan.Tanpa ia sadari, sepasang mata tengah mengawasinya. Lelaki dengan tubuh yang tinggi dan sedikit kurus, duduk di depan meja barista sambil terus memperhatikannya. Ia sesekali membenarkan earbuds yang terpasang di telinganya, menunggu panggilan tersambung."Halo?" Suara wanita tua yang sudah tidak asing di telinganya, terdengar menyapanya dari seberang telpon."Halo, nyonya besar? Aku sudah menemukan wanita itu. Sepertinya dia sudah tidak mengingatku. Tadi saat kami bertemu di pintu masuk, dia hanya menatapku sebentar tanpa berbicara apa-apa," ucap Sekertaris Lie menjelaskan dengan panjang dan lebar."Bagaimana dengan cucuku? Apakah dia sudah menemukan calon pengantinnya?" tanya
Last Updated: 2024-10-11
Chapter: Bab 28"Sekertaris Lie, tolong bantu aku untuk mendapatkan seseorang yang memiliki golongan darah AB negatif, yang mau mendonorkan darahnya! Buat pengumuman bahwa kita akan memberikan uang satu milyar untuk orang itu," ucap wanita tua itu dengan antusias. Ia menatap wajah lelaki muda yang berada di sebelahnya dengan tatapan yang penuh dengan harap. Lelaki muda itu hanya menganggukkan kepalanya dengan perlahan. Baru saja ia hendak pergi, Ana yang sejak tadi menguping pembicaraan mereka dari balik tembok, memberanikan diri untuk muncul di hadapan mereka, yang membuat perhatian mereka tersita padanya. "Saya bersedia membantu! Kebetulan golongan darah saya AB negatif," ucap Ana yang membuat wanita tua itu membelalakkan kedua matanya dengan lebar. Sebuah senyuman tercetak jelas di raut wajah wanita tua itu. Ia segera meraih tangan Ana yang berdiri di hadapannya, dan menatap wajah wanita itu dengan kedua mata yang berbinar. "Aku tidak tahu siapa kamu? Dari mana asalmu, tapi aku sangat yakin
Last Updated: 2024-10-11