"Alva?" panggil tante Aliya.
Keterdiaman Alva membuat Aurel semakin takut. Namun tak lama Aurel terkesiap saat tangannya diraih dan digenggam oleh Alva. Aurel menatap Alva dengan tatapan takut.
"Hmm, sebelumnya Alva minta maaf sama Mama, mungkin sikap Alva ini mengecewakan Mama."
Hari ini adalah hari pernikahan Aurel dan Alva. Pernikahan mereka diadakan saat Jessi berada di luar kota secara kecil-kecilan dan hanya mengundang keluarga Mahardika. Ada pro dan kontra di dalam pernikahan rahasia mereka. Pihak pro menyetujui hal itu karna menurut mereka Jessi tidak bisa menjadi istri yang baik karna sudah 10 tahun Jessi belum bisa memberikan keturunan untuk Alva. Sedangkan pihak kontra menolak pernikahan itu namun mereka tidak bisa berbuat apa pun. Dan alasannya adalah karna Aurel merupakan adik Jessi, bagaimana bisa Alva menikahi dua Kakak beradik. "Hai my little wife, you look so hot Baby." ucap Alva sambil memeluk Aurel dari belakang. Aurel menoleh kebelakang menatap Alva dan tersenyum. "Kak Al." panggil Aurel.
Sudah seminggu Aurel dan Alva menikah, selama seminggu ini Alva membenarkan ucapannya. Alva sama sekali tidak membiarkan Aurel untuk beranjak dari tempat tidur kecuali saat makan dan mandi. Selain itu, mereka hanya berada di tempat tidur saling memuaskan dan memberi kepuasan. Tidak ada yang bisa melarang Alva bahkan Mama Aliya sekalipun. Hari ini Jessi kembali dari luar kota, mau tidak mau Aurel dan Alva harus kembali bersandiwara seakan mereka ipargoals. Aurel belum membicarakan mengenai dirinya yang akan tinggal di rumah Mama Aliya. Namun Aurel berencana untuk membicarakan tentang itu hari ini. "Kak Jessi, sibuk?" tanya Aurel saat menghampiri Jessi di ruang tamu. "Enggak dek, kenapa?" tanya J
"Alva." panggil Mama Aliya saat masuk ke dalam rumah. "Mama?" panggil Jessi bingung. Mama Aliya menoleh pada Jessi dan senyum tipis, setelahnya Mama Aliya menatap Alva lagi. "Aurel mana Alva?" tanya Mama Aliya. "Aurel di dalam kamar ma." ujar Alva sambil mengusap wajahnya. Dengan cepat Mama Aliya beranjak pergi ke kamar Aurel. Alva berdiri dari duduknya dan menyusul Mamanya. "Al." panggil Jessi. Alva menoleh pada Jessi tanpa menjawab "Aurel beneran cuman terkilir?" tanya Jessi. "Lo udah dengar kan kata Gilang kalau tulang
Alva dan Aurel sudah kembali dari rumah sakit untuk memeriksa kandungan Aurel. Semuanya dalam keadaan baik. Meski terjadi guncangan saat Aurel terjatuh sebelumnya, janin Aurel dalam kondisi baik, menurut dokter yang memeriksa kandungan Aurel, janin Aurel cukup kuat. "Kak." "Ya Aurel?" "Kakak nemenin Aurel kan di sini?" tanya Aurel saat Alva mengelus perut datarnya. "IyaBaby." ujar Alva. "Kak." "Hm?" "Posisi Aurel udah di atas Kak Jessi belum?" tanya Aurel sambil menatap Alva. "Sudah. TapiBaby,
Setelah sampai di bandara, Alva benar-benar hanyangedropJessi dan langsung pergi ke kantor. Jessi langsung mengurus segalanya dan masuk ke dalam menyusul Damar. "Damar." panggil Jessi. "Ehh Jes, udah sampai?" tanya Damar sambil menatap Jessi. Jessi duduk di seberang Damar setelah mengangguk mengiyakan ucapan Damar. "Kamu udah lama Damar?" "Belum, kamu pergi naik apa? Taxi?" tanya Damar. "Enggak di antar sama Alva." "Hm? Alva nganter kamu Jes?" tanya Damar kaget. "Iya."
"Alva." "Iya ma?" "Tadi apa? Kamu bicara soal apa?" tanya Mama Aliya. "Gak ada ma." "Gak ada kenapa Aurel sampai melamun, sampai tersedak lagi pas minum." "Aurel nanya sama Alva." "Nanya apa?" "Alva bisa lepasin Jessi atau enggak, kalau suatu saat Jessi tau soal hubungan Alva dan Aurel, tau soal kehamilan Aurel." "Dan kamu jawab?" "Alva gak jawab." "Kenapa?" "Alva ga
Hari ini Aurel sudah berencana untuk pergicheckkandungannya. Kandungannya sudah berusia 36 Minggu, Aurelcheck upuntuk mencari due date kelahirannya. Selama 4 bulan Aurel hidup tenang tanpa memikirkan akan berbohong apa jika Jessi ingin bertemu dengannya, mengingat perutnya sudah sangat buncit. "Kak Al." panggil Aurel. "IyaBaby?" jawab Alva menoleh pada Aurel. "Kakak temenin Aurel ketemu dokternya kan?" tanya Aurel sambil menatap Alva yang berada disampingnya. Alva menoleh pada Aurel, "Iya sayang." ujar Alva mengelus pipi Aurel. Aurel tersenyum manis pada Alva. Saat ini keduanya sedang diperjalanan menuju rumah sakit. Hubun
Alva tersenyum menatap Aurel yang sedang tidur pulas. Setelah acara kunjungan untuk Bayi kacang, Alva membersihkan diri dan juga membersihkan Aurel. Dan setelah puas dan bersih Aurel tertidur dengan pulas di dalam pelukan Alva. Suara ketukan pintu membuat atensi Alva pada wajah tenang Aurel teralih. Alva melepaskan pelukannya perlahan tanpa mengganggu ketenangan Aurel lalu berjalan menuju pintu guna membuKakan pintu. "Kenapa bik?" tanya Alva sesaat setelah membuka pintu. "Ini tuan, bibik mau tanya tuan sama non Aurel mau makan malam apa? Ibu Aliya nanya." ujar bibik menjelaskan. "Ohh, apa aja bik. Bebas." ujar Alva. "Baik tuan, bibik permisi. Maaf mengganggu tuan." pamit bibik.