Share

Chapter 7

Dua hari telah berlalu, setelah sehari yang lalu Levy benar-benar dihabisi Nuvaca dalam berjudi. Sang Master Judi si pemilik The Venetian itu telah kalah telak dengan seorang gadis cantik. Benar-benar membuat Levy menggerang frustasi setelah kalah delapan puluh tuh kali melawan Nuvaca.

Entah dewi fortuna sedang menetap di gadis polos itu atau tidak, benar-benar Nuvaca membabat habis Levy. Hingga semua mengira Levy sengaja mengalah, akan tetapi kenyataannya Levy sudah sangat serius melawan Nuvaca di pertandingan ke dua puluh.

Kali ini Levy membawa Nuvaca untuk refreshing di danau dekat resort miliknya. Nuvaca menanyakan apakah semua itu milik keluarga Juggernaut, dan Levy menjawabnya jika semua itu adalah miliknya, tidak ada campur tangan Papa ataupun Mama. Levy yang gemar berjudi mengalahkan sang empunya atau pemilik The Venetian yang terdahulu. Dan saat itu pula, pemilik itu memberikan seluruh asetnya pada Levy. Rick Fladison, pemilik terdahulu The Venetian tidak memiliki keluarga bahkan istri sekali pun, saat itu ia berusia tujuh puluh tiga tahun dan bertemu dengan Levy yang pada saat itu berusia lima belas tahun.

Rick mengajak Levy untuk melawannya hanya untuk bermain, dan betapa kagumnya Rick pada Levy, kemenangan tanpa kecurangan. Karena sejak itu Rick dan Levy menjadi dekat, Rick menganggap Levy anak kandungnya sendiri dan beberapa tahun kemudian Rick telah tiada dengan mewariskan seluruh aset kekayaannya pada Levy.

"Nuva, aku sudah memesan gondola, apa kau mau menaikinya?" ajak Levy, Nuvaca mengangguk lalu mengikuti pria itu.

Levy menuntun Nuvaca untuk naik gondola air yang sudah dipesan Levy. Mereka berdua naik dengan Navier untuk mengayuh gondola itu.

"Mengapa kau juga ikut?" Levy menatap tajam Navier dan yang ditatap hanya tersenyum miring.

"Aku tidak mau Nuvaca tenggelam karenamu," jawab Navier lalu mulai mendayung.

"Jika aku melakukannya, sudah dipastikan Papa akan menembakku dengan Basoka kesayangannya, Lucas dengan pisau listriknya, Alves dengan kebodohannya, dan Dante dengan tangannya," jawab Levy sambil memeluk tubuhnya sendiri membayangkan keempat iblis yang menyayangi Nuvaca.

"Bagaimana dengan Mama?" tanya Navier.

"Hanya dengan auranya saja aku sudah tidak bisa bergerak," imbuhnya, Nuvaca tertawa mendengarnya.

"Bagaimana jika aku menyayat tanganku dan ketika Mama bertanya aku akan menjawab karena ulahmu, Levy." Nuvaca tersenyum saat melihat Levy sudah membulatkan matanya.

"Kau berniat membunuhku dengan keempat iblis beserta Mama, Nuva?" tanya Levy menatap tidak percaya pada Nuvaca, lagi-lagi Nuvaca tertawa merdu.

"Entah mengapa aku lebih senang jika Nuvaca mengerjaimu seperti itu," ujar Navier dan mendapat tatapan tajam dari Levy.

"Hahaha ... hanya bercanda, aku tahu kau ingin berkencan dengan Nuvaca, kalau begitu lakukanlah. Anggap saja aku tidak ada, kali ini saja aku tidak akan mengganggumu," lanjut Navier lalu membalikkan tubuhnya.

"Berkencan? Apa itu 'kencan'?" tanya Nuvaca, Levy melihat wajah polos Nuvaca hampir saja tertawa.

"Berkencan, ya?" gumam Levy sambil mengembuskan napasnya dengan lembut dan tersenyum menatap Nuvaca.

"Berkencan, mungkin bisa dikatakan ketika dua orang yang saling menyukai pergi bersama seharian untuk bersenang-senang," jawab Levy sambil menggendikan bahunya.

"Bukankah kau sering berkencan dengan para wanita seksi itu?" tanya Nuvaca dan terdengar Navier yang tertawa pelan menahan tawanya.

"Apa kau juga menyukai mereka? Kau menyukai setiap wanita?" tanya Nuvaca bertubi-tubi membuat Navier akhirnya tertawa lepas hingga membuat gondola itu berguncang.

"Navier!" Levy mulai kesal dengan tangan kanannya itu.

"Maaf, aku hanya tidak bisa menahan tawaku. Ok, aku tidak akan mendengarkannya lagi, silakan lanjutkan," jawab Navier kini memakai headset miliknya.

"Jadi?" tanya Nuvaca menuntut.

"Dari mana aku mulai menjelaskannya?" Levy bertanya balik.

"Bukankah kau sering berkencan dengan wanita seksi itu?" tanya Nuvaca lagi.

"Ahh ... itu ya, tetapi aku tidak memiliki perasaan apa pun pada mereka ataupun menyukai mereka, karena hanya dirimu yang aku suka dan aku cintai. Mereka hanya untuk melepaskan pelampiasanku ketika aku tidak bisa melakukannya denganmu," jelas Levy panjang lebar kali sama panjang.

"Melakukan apa?" Nuvaca mengerjapkan matanya tanda ia semakin tidak mengerti.

"Lupakan, kau masih terlalu muda untuk mengetahuinya," jawab Levy sambil mengelus rambut Nuvaca.

"Baiklah ... sepertinya tidak ada lagi karena kau sudah menjawab semua pertanyaanku," jawab Nuvaca, Levy menarik tubuh gadis itu dalam pelukannya.

"Aku ingin tahu, apa kau menyukai bunga?" tanya Levy.

"Kau sudah tahu apa yang kusuka, bukan?" Nuvaca menatap wajah Levy yang terlalu dekat dengannya.

"Kau ini." Levy mencium kening Nuvaca lalu menyelipkan bunga mawar hitam di telinga gadis itu.

Nuvaca tersenyum saat melihat banyak kelopak bunga mawar hitam yang turun dari langit dan menghujani mereka. Levy mengetahui segalanya tentang Nuvaca, tidak seperti Dante. Dante meninggalkan Nuvaca sejak gadis itu berusia delapan tahun. Dante memiliki pangkat tertinggi dan menjadi anggota Eksekutif tertingi yang menjaga keluarga inti Juggernaut.

Eksekutif tertinggi keluarga Juggernaut terdiri dari lima orang yakni, yang pertama kali diresmikan adalah Dante, berlanjut dengan Lucas, Alves, Levy dan yang terakhir adalah Ivory. Mereka dipilih karena kekuatan mereka dalam menghadapi musuh benar-benar kuat. Mereka semua dilatih sejak kecil kecuali Ivory. Ivory datang saat berusia lima puluh tahun dengan wajah yang terbilang sangat muda. Pada saat itu Ivory menjabat sebagai anggota FBI dan CIA.

Mafia keluarga Juggernaut semakin melambung tinggi namanya tatkala setelah para anggota Eksekutif tertinggi itu melakukan tugasnya dengan sempurna. Tidak hanya Eksekutif tertinggi, anggota Eksekutif menengah pun terdapat sepuluh orang yang kekuatan bertarung mereka hampir menyamai para anggota Eksekutif tertinggi, mereka pun sebagian menjadi tangan kanan Eksekutif tertinggi dan menjadi tangan kanan Papa dan untuk bagian Eksekutif biasa mereka yang menggerakkan para mafioso yang tidak memiliki jabatan dan hanya menjadi anak buah biasa.

"Kau menyukainya?" tanya Levy.

"Ya, sangat indah," jawab Nuvaca antusias.

"Aku senang mendengarnya." Nuvaca tersenyum menatap Levy.

"Apa ini yang dinamakan romantis?" tanya Nuvaca, Levy tertawa pelan lalu kembali memeluk Nuvaca.

"Bisa dikatakan seperti itu, apa kau suka keromantisan? Seharusnya anak seusiamu memahaminya, apa kau tidak memiliki teman saat bersekolah di sana?" jawab Levy yang membuat tubuh Nuvaca menegang.

Levy merasakannya, merasakan tubuh Nuvaca yang menegang. Levy mengernyitkan dahinya, berpikir apa yang terjadi dengan gadisnya.

"Aku ... aku tidak memiliki teman di sana."

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status