Share

Terbiasa

"Sya ... Sepertinya kita akan tidur nyenyak kali ini." Laluna bersandar di pintu sambil memandang Sania.

"Iya La, aku tidak menyangka. Ternyata kastil itu memang tempat penyiksaan, buktinya saja pencuri bisa hidup enak disini. Ayo masuk! Kita harus mandi." kata Sania sambil masuk ke kamar itu dan mencoba empukknya ranjang di depan matanya.

"Tapi kita selamanya tidak bisa di tempat ini. Setelah dua minggu ini hidup kita akan berpindah-pindah dan menggunakan kaki kita untuk berlari sampai kita bisa pulang." jelas Laluna yang akhirnya berbaring di atas ranjang.

"Aku tahu, kita akan mulai mencari jalan keluar! La Aku mandi duluan ya." Sania mengambil handuk dan bergegas ke kamar mandi.

"Hemm ..." Laluna masih menikmati langit-langit di kamar itu.

'Aku merasa sedikit demi sedikit penyiksaan itu akan berakhir, disini jauh lebih baik dari pada dugaanku. Aku hanya terpikir kata-kata pak Kepala untuk tidak bercerita tentang kastil itu di tempat ini? Memangnya ada apa? Seperti ada sesuatu? Apa mungkin madam Lati dan Pak Kepala bermusuhan? Ah tidak,tidak jika mereka bermusuhan tidak mungkin mereka bisa bekerja sama. Atau mungkin ada hal yang membuat mereka tidak sepaham?' gumam Laluna.

Beberapa menit kemudian Tasya selesai mandi.

"La...Jangan bengong, segera mandi! Badanku terasa perih tapi aku cukup lega berada di tempat ini." kata Sania sambil mengusap-usap rambut basahnya.

"Aku juga Sya, Baiklah aku mandi." Laluna mengambil handuk dan bergegas ke kamar mandi.

Akhirnya malam itu mereka bisa beristirahat untuk menyambut pelatihan di hari esok.

***

Sinar matahari perlahan masuk ke kamar itu dan lonceng berbunyi begitu nyaring. Albi mengetuk pintu dengan sangat keras.

"Thok,thok,thok. Buka Laluna!Buka Sya!" 
Teriakan Albi membangunkan mereka berdua

"Kenapa dia mengetuk pintu keras sekali?" Laluna menguap dan meregangkan ototnya tidak lupa dia memasang topengnya lalu beranjak dari tempat tidur dan membuka pintu.

"Ada apa Albi?" Laluna masih menguap.

"Peraturan disini jika tidak bangun pagi maka tidak akan mendapatkan sarapan. Aku lupa menberitahukan semalam, jika kalian sampai tidak makan aku bisa kena marah pak Kepala. Ayo cepat ke ruang tengah!" Albi mengajak mereka berdua.

Tanpa berfikir panjang Laluna dan Sania yang hanya mengenakan celana training dan kaos akhirnya mengikuti Albi yang sangat tergesa-gesa itu.

Betapa terkejutnya mereka saat melihat banyak pria sangar dan wanita-wanita kekar sedang menyantap beberapa porsi makanan yang melimpah itu.

"Sepertinya disini tidak ada orang menderita. Bukankah mereka semua pencuri?" Laluna penasaran karena mewahnya makanan di pagi itu.

"Jangan terkejut! Hal ini biasa, pencuri kelas kakap adalah pencuri kaya raya. Hampir semua orang disini punya penghasilan jutaan, mereka punya Rumah mewah dan apartement diluar gedung ini tapi kontrak untuk mengumpulkan hasil curian tetap penting." jawab Albi sambil mengambilkan piring untuk mereka berdua.

"Ini Gila, pencuri macam apa sampai di halalkan di negara ini? Apa mereka setelah kaya tidak bisa menjadi orang biasa dan mungkin berhenti menjadi pencuri?" tanya Sania semakin heran.

"Mereka ada yang sudah pensiun. Tapi mungkin bentuk Terimakasih dengan pak Kepala yang menjadikan mereka hidup enak seperti sekarang makanya mereka masih terus datang. Mereka itu semua gelandangan yang kelaparan dulu, pak Kepala juga tidak punya uang makanya dia membuat agensi ini. Dengan cara mencuri mereka bisa makan dan bisa hidup layak. Pak Kepala hanya ingin menolong, aku sadar caranya salah tapi nasi sudah menjadi bubur dan mereka sudah terbiasa dengan profesi ini." Jelas Albi yang juga mengambil nasi dan lauk-pauknya.

"Oh jadi begitu, aku ada satu pertanyaan untukmu bisakah kita bertiga makan di sebelah sana!" Laluna meminta Albi.

"Baiklah." Albi hanya menurut dan Sania juga mengikutinya.

"Mengapa aku dan tasya tidak boleh membicarakan tentang kastil itu di tempat ini?"Laluna mencoba berbicara lirih.

"Bisa tidak kita ganti topik, aku bisa kena marah kalau membahas hal ini." Albi sepertinya merasa takut.

"Albi aku mohon! Aku sangat penasaran." Laluna mencoba memohon.

Melihat mereka benar-benar memohon akhirnya Albi luluh juga.

"Baiklah, hanya sekali. Jawabannya, karena Pak Kepala tidak ingin mereka semua tahu bahwa kastil itu menyimpan dunia kejahatan melebihi apapun. Sedangkan Agensi ini di dirikan untuk menolong orang, Mengapa kok gedung putih ini satu agensi dengan kastil itu? Karena dulu Pak Kepala sempat terjerat hutang makanya gedung putih ini di beli oleh pemilik kastil itu dan di jadikan satu Agensi. Kemarin Pak Kepala sedang mengurus untuk memisahkan Agensi ini lagi karena hutangnya sudah lunas, ketakutan pak Kepala jika kejahatan kastil terbongkar maka gedung ini akan tutup jika masih dalam satu agensi yang sama. Pak Kepala akan sangat terpukul jika gedung ini tutup." jelas Albi.

"Oke cukup aku tidak akan pernah membahasnya lagi." tambah Albi.

"Terimakasih banyak Albi." ucap Laluna.

'Berarti aku tidak bisa gegabah, agensi ini tidak boleh di sangkut pautkan dengan kastil itu. Dendamku hanya pada kastil itu, sepertinya aku harus menikmati selama beberapa tahun disini dan menunggu saat yang tepat untuk membongkar kekejaman di kastil itu.' gumam Laluna mencoba mengerti.

Mereka bertiga menghabiskan makanannya lalu bergegas mandi baru setelah itu mempersiapkan pelatihan hari ini.

***
Pagi itu langit jauh dari mendung mereka semua bergegas ke hutan di belakang gedung putih, banyak pohon tinggi dan jurang yang terlihat curam. Disinilah pelatihan menembak, memanah dan panjat tebing di adakan. Kenapa hal ini harus di lakukan? Karena pencuri harus bisa naik turun dinding rumah tanpa takut dan harus mahir ketika di buru polisi atau di buru penjahat bersenjata. Karena musuh yang sebenarnya adalah orang- orang yang takut rahasianya terbongkar. 

Sania dan Laluna sangat bersemangat ketika mereka diajarkan pertama kali untuk memegang senjata sepeti pistol, senapan Dan juga busur panah. 

Disana juga di adakan kompetisi untuk menembak dan memanah untuk pemula. 

Laluna dan Sania sangat serius saat melakukan latihan ini. Saat kompetisi di mulai antar anggota mereka sangat siap.

Pelatih Rin dan pelatih Yur yang menjadi pelatih pada hari ini benar-benar terpukau dengan kemampuan Laluna dan Sania.

"Lihat kedua wanita bertopeng itu. Mereka seperti bukan wanita sembarangan, mereka sangat mahir memegang senjata. Kita lihat saat perang antar anggota setelah ini! Jika mereka menang, firasatku mengatakan mereka berdua jadi generasi pertama dari kastil itu yang tidak akan terbunuh sebagai pencuri. Menembak bukan keahlian yang cepat di kuasai oleh wanita, bagaimana menurutmu Rin?" tanggapan Pelatih Yur.

"Aku juga punya firasat yang sama denganmu, mereka berdua sama-sama memiliki keahlian yang lengkap walaupun belum sempurna. Aku dengar Tasya juga ahli di bidang IT sedangkan Rula ahli bela diri. Mereka berdua sama-sama memiliki analisa yang baik untuk membaca keadaan. Kemudian hari ini mereka berdua menguasai untuk memegang senjata, tinggal memolesnya sedikit lagi mereka akan menjadi pencuri hebat. Yang pasti kedua wanita bertopeng ini membuatku penasaran, mereka cantik tapi seperti memiliki sebuah motif tersembunyi." Pelatih Rin mulai dengan penilaianya.

"Apa maksudmu dengan motif tersembunyi?" tanya Pelatih Yur penasaran.

"Mereka itu sangat pemberani Yur, tidak seperti wanita-wanita sebelumnya yang memilih menjadi pencuri hanya untuk melarikan diri. Mereka tidak. Aku dengar dari pak Kepala mereka keluar dari kastil bukan untuk melarikan diri Tapi Karena mereka ingin menjadi pencuri. Mereka rela menyayat tubuhnya untuk keluar dari kastil itu, kemudian walapun sudah di takut-takuti akan ada yang terbunuh karena pekerjaan ini. Mereka tidak ada rasa takut sama sekali, aku paling penasaran dengan Rula, dia terlihat wanita cerdas bukan wanita yang mudah di tipu. Pertama kali aku melihatnya entah firasatku mengatakan, wanita itu mungkin tidak akan terbunuh tapi bisa menjadi pembunuh. Menurutku walaupun dia masih muda tapi tatapan mata itu penuh dengan dendam." Analisa seorang pelatih Rin.

"Benarkah begitu? Baiklah kita akan segera melihat perkembangannya." pelatih Yur sedikit terkejut.

Kompetisi perang antar anggota dimulai dengan pistol mainan di desain benar-benar dalam sebuah game yang mengharuskan mereka waspada. Laluna dan Sania sama-sama melawan keduanya cukup cekatan saat beralih dari satu bilik ke bilik yang lain. Benar dugaan para pelatih kedua wanita itu memang Wonder Woman. Mereka benar-benar menguasai cara menmbak. 

"Doorrrr" 
Suara tembakan 

Raza berbalik dan terkena peluru yang membuatnya harus mundur. Sekarang tersisa Laluna dan Sania.

Mereka berdua tetap bersikap profesional. Ketika harus berlari, melompat dan menyergap akhirnya mereka berdua tertembak bersamaan.

Saat pertarungan berakhir Pelatih Rin dan Yur mendatangi mereka berdua dan bertepuk tangan.

"Hebat, hebat, kalian sangat menikmati peran ini. Seperti ada ambisi di diri kalian tapi over all we like this.  Aku penasaran kenapa kalian tidak ingin membuka topeng itu?" puji pelatih Yur.

"Karena ada luka di balik topeng ini, aku tidak ingin kalian merasa jijik melihatnya." jawab Laluna sambil tersenyum.

"Ohh, apa lukanya sangat mengerikan?" tanya pelatih Yur sekali lagi.

"Lumayan." jawab Tasya.

"Kami kembali ke gedung dulu pelatih." kata mereka berdua meninggalkan hutan itu.

"Rasanya pertanyaanku tidak terjawab. Aku masih belum yakin dengan jawaban mereka." pelatih Yur masih sangat penasaran.











Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status