Share

Pelatihan kedua

Laluna yang terkejut membuat dia memandang Sania lagi dan memberi kode untuk berbuat sesuatu.

Mereka berdua tiba-tiba berdiri dan memandang Albi yang juga ikut berdiri, mereka berdua mendorongnya perlahan ke dinding lalu menahannya berdiri dengan dihalangi tubuh Laluna dan Sania. 

"Ap-apa yang akan kalian lak-lakukan?" Albi terlihat sangat ketakutan.

"Apa yang kamu dengar barusan?"tanya Sania menatap intens mata Albi.

"Ti-ti-tidak ada, aku tidak mendengar apa-apa, aku hanya melihat kalian berjanji kelingking. Itu saja, kenapa kalian terlihat sangat mengerikan? Bisakah lepaskan aku dulu!" Albi mulai gugup.

"Bagaimana aku bisa percaya kata-katamu? Kamu juga mahir mencuri informasi kan?" tanya Laluna mulai menggertak.

"Sum-sumpah, kamu bisa percaya padaku. Di tempat ini harus saling mempercayai tidak boleh saling mencuri barang atau informasi dari anggota lain. Tapi kalau mencuri hal lain di luar gedung ini boleh." jelas Albi memandang Laluna dengan sedikit rasa takut.

"Baiklah." Laluna dan Sania mulai melepaskan Albi.

"Apa ada yang ingin kamu sampaikan?" tanya Laluna sambil membetulkan pakaiannya.

"Kalian berdua dipanggil Pak Kepala ke kantornya. Untuk tas-tas ini biar aku bawakan ke kamar kalian." Kata Albi menyampaikan pesan sambil mengambil tas yang ada di sebelah Laluna dan Sania.

Tangan Sania dan Laluna masih bertahan diatas tasnya seolah masih belum percaya dengan Albi.

"Aku tidak tertarik untuk mengambil barang anggota lain. Karena disini aku juga bekerja menjadi pelayan, aku bisa di usir pak kepala dan kehilangan pekerjaan jika aku melakukannya." sepertinya Albi mengerti yang dimaksud mereka berdua.

"Baiklah, Terimakasih. Aku bisa percaya padamu." kata Sania melepaskan tas untuk dibawa Albi.

Mereka berdua bergegas pergi ke kantor Pak Kepala.

Di dalam kantor itu Pak kepala sedang membaca koran dan meletakkannya setelah mereka berdua masuk ke kantornya.

"Silahkan duduk! Aku akan memberi tahu peraturan di gedung ini. Dan ini berlaku selama empat tahun, kalian boleh berada di luar gedung berkeliaran sesuka hati jika lebih dari pukul dua belas malam atau tidak pulang kalian harus mencari telpon umum untuk mengabari pihak gedung putih. Karena itu menyangkut keamanan kalian, jika sampai keesokan harinya kalian tidak pulang dan tidak ada kabar kami tahu kalian dalam bahaya. Yang kedua jangan membeberkan hal apapun di tempat ini tentang kebiasaan di kastil dan hal mengerikan disana karena kami disini tidak mau tahu hal apapun yang ada disana dan kami tidak mau di sangkut pautkan jika terjadi sesuatu disana. Yang ketiga mencuri kurang dari target selama seminggu akan mendapatkan hukuman berada di gedung putih selama satu bulan dan melayani semua penghuni gedung putih tanpa bisa keluar kemanapun. Yang ke empat tidak boleh membocorkan informasi tentang gedung ini terhadap siapapun dan kalian harus mencari cara agar alamat gedung ini tidak diketahui. Kalian diperbolehkan memiliki penginapan lain untuk mengelabuhi semua orang tentang tempat tinggal kalian tapi setiap pukul sembilan malam kalian harus menyerahkan hasil curian secara diam-diam jika kalian tidak membawa hasil curian keesokan harinya kalian akan di jemput paksa oleh senior dan menerima hukuman. Kalian tidak di perbolehkan membeli handphone apapun alasannya, kalian boleh membeli banyak barang elektronik tapi kamera tidak akan pernah bisa masuk ke gedung ini. Jika kalian masuk rumah sakit atau tertangkap polisi aku akan datang sebagai orang tua kalian dan menyamar. jadi kalian harus bisa mengenaliku, Itu adalah peraturan di gedung putih ini. Cukup menyenangkan bukan ?peraturan akan bertambah setelah empat tahun kalian lolos dari pelatihan ini. Ada pertanyaan?" Penjelasan panjang dari Pak Kepala mulai di catat oleh Sania.

"Pelatihan akan diadakan dua kali seminggu jadi kalian harus datang tidak boleh membolos sama sekali jika membolos kalian juga akan mendapatkan hukuman. Baiklah, selama dua minggu kalian akan di bekali cara mencuri dan mencopet secara profesional, target perhari kalian harus bisa mencuri satu barang elektronik, satu minuman kaleng, satu perhiasan dan sejumlah uang minimal lima ratus ribu rupiah atau empat ribu lima puluh delapan koma tujuh puluh satu Nepal Rupee. Kalian akan di dampingi senior untuk uji coba mencuri pertama kali saat diluar gedung jadi selama dua minggu ini kalian harus bekerja keras. Apa ada pertanyaan ?" tambah Pak Kepala.

"Bolehkah aku bertanya setelah beberapa hari, jika terpikir Pertanyaan di kepalaku?" Laluna meminta kesempatan.

"Baiklah, sekarang kalian akan diantar Albi ke ruang komputer setelah itu kalian akan belajar mencuri dan melatih kecepatan tangan." Pak Kepala menerintah Albi untuk membawa mereka berdua ke ruang komputer.

Dalam pelajaran hari itu Laluna dan Sania bertemu dengan tiga senior di bidang IT mereka adalah Nano, Gaza dan Arsi mereka adalah tiga pria yang menjadi pencuri kelas kakap karena mereka sudah menjadi kaki tangan banyak pejabat dengan motif kejahatan yang berbeda. Mereka selalu lolos dari kejaran polisi karena kemampuan mencuri dengan kecepatan tinggi dan hanya di depan komputer saja. Pekerjaan mereka adalah meretas informasi dari luar negeri untuk mendapatkan informasi otentik yang bisa menyerang korbannya dan kebanyakan ada di dunia politik.

"Selamat siang semuanya pelajaran hari ini. Kalian akan di ajarkan untuk meretas, mengambil informasi secara cepat dan menutup akses agar tidak di terdeteksi." kata Nano salah seorang pelatih.

Mereka semua bekerja dengan serius, ini adalah hal terpenting dari misi Laluna karena dia ingin sekali meretas informasi untuk mendapatkan akses langsung ke dinas ketenagakerjaan Indonesia dan segera meminta pertolongan mereka untuk bisa pulang. Keinginan untuk meloloskan diri sendiri malah akan membongkar kedok perdagangan manusia dan perbudakan yang ada di kastil itu. Hal ini memang sangat berbahaya tapi jika terlambat maka nyawa wanita penghibur dari Indonesia itu akan lenyap seketika tanpa bekas. 

Nano memberikan trik jitu untuk menutup akses agar orang tidak mengetahui jika dokumennya di retas. Dengan kecepatan tangan Nano, kita semua cukup kagum karena hanya hitungan detik Nano mampu mendapatkan informasi penting dari pemerintahan Singapura berapa banyak Narapidana dari Nepal yang berada disana dan menutup aksesnya agar tidak di ketahui orang lain.

Hal ini memang bukan keahlian yang mudah. Kita bahkan harus melatihnya beberapa kali agar tangan bisa mengetik dalam hitungan detik tanpa kesalahan sama sekali. Karena jika terjadi kesalahan ketik data akan cepat bocor dan resikonya kita akan di buru dan mati dengan sia-sia. 

Dalam tiga jam pelajaran itu, satu kelas yang berisi tiga puluh orang ini sama sekali tidak ada yang berleha-leha bahkan mereka sama sekali tidak ada yang berbicara. Mereka fokus dengan komputer mereka masing-masing. Dalam bidang ini Sania termasuk mahir karena dia mampu menguasai beberapa teknik lebih baik dari Laluna.

"Aku selesai." Sania berteriak setelah selesai meretas dokumen dari pemerintahan Jerman tentang investasi ilegal yang mereka lakukan sekaligus menutup aksesnya.

Nano dan kawan-kawan bertepuk tangan.

"Hebat, kamu melakukannya dengan baik. Kecepatanmu dalam bidang ini sebagai pemula terbilang cukup bagus. Mungkin selama dua minggu ini kamu akan ahli untuk menjadi pencuri dokumen." Sania terlihat sangat senang dan cukup puas dengan kerja kerasnya.

Laluna tersenyum di sampingnya.

'Aku tahu dia adalah partner yang hebat. Kita akan bisa saling melindungi.' batin Laluna memandang Sania yang masih serius mempelajari sistem komputer.

Tiga puluh menit kemudian pelatihan itu selesai. Mereka diperbolehkan istirahat sebentar sambil meminum air putih yang di sediakan di Gedung Putih.

Tiba-tiba lonceng berbunyi dengan sangat keras

"Kling,Klong, kling, klong." 
Semua orang berlarian menuju sebuah ruangan di lantai dua.

Mereka berlari seperti menyelamatkan diri dari bencana. Gerakan mereka sangat cepat bahkan hanya dalam hitungan detik, dalam ruangan itu mereka berdiri rapi seperti barisan militer. Ruangan itu hampir mirip seperti aula yang sangat besar di dalamnya masih sama sekitar tiga puluh orang dari kelas komputer tadi, anehnya disini tidak banyak orang ngobrol dan tidak banyak orang berbicara satu sama lain. Walaupun ada beberapa orang bersandar menonton ketiga puluh orang ini berbaris.

Satu pelatih bernama Rin datang dengan membawa tongkat panjang, entah untuk apa tongkat itu. Rin berjalan berputar mengelilingi ketiga puluh anggota ini, dia melihat penampilan tapi semua tidak boleh menoleh dan harus menghadap ke depan. Suasana sangat tegang.

"Hari ini, aku akan mengajarkan kecepatakan tangan. Untuk pemanasan sebelum aku mengajarkan triknya, di dalam kotak besar itu terdapat uang kertas yang sangat banyak, semua senior yang berdiri disana akan membantuku untuk menyebar uang itu di ruangan ini. Tugas kalian adalah mengumpulkan uang Sebanyak mungkin dalam waktu lima puluh detik, setelah waktu habis kita akan menghitung jumlah uang masing-masing orang. Tiga orang dengan jumlah terendah harus memindahkan galon dari halaman ke dapur gedung ini. Kalian siap?" tanya Pelatih Rin.

Semua menjawab serentak 

"Siap." 

Para senior menyebarkan uangnya dan aba-aba di mulai.

"Waktu Dimulai!" 

Tanpa menunggu waktu mereka berebut dalam waktu lima puluh detik. Laluna dan Sania benar-benar serius mengambil uang dan memasukkan ke dalam kantung celananya agar bisa membawa lebih banyak uang. Waktu hampir berakhir semua orang saling menabrak dan saling berebut, saling menjatuhkan dan saling bersikutan.

"Baiklah waktu habis." pelatih Rin menghentikan mereka semua.

Satu persatu jumlah uang mereka di hitung. Roko seorang pria bertubuh tinggi dengan kulit berwarna hitam mendapatkan uang dengan jumlah tertinggi. Laluna dan Sania mendapatkan posisi kesepuluh dan kesebelas dalam jumlah uang ini kemudian tiga orang dengan jumlah terendah terpaksa turun untuk memindahkan galon baru mereka bisa bergabung kembali. Nafas mereka cukup terengah-engah tapi pelajaran selanjutnya kembali di mulai.

"Kalian sudah tahu cara mengambil uang dan mengumpulkan uang dalam ruangan terbuka,Sekarang kalian akan belajar mencuri di sebuah ruangan tertutup. Disini bukan hanya di butuhkan kecepatan  tapi juga kewaspadaan. Ada sebuah brangkas disana dengan sandi yang kita tidak tahu, cara ini sering di perlihatkan dalam film untuk menggunakan stetoskop. Kalian harus selalu melihat ada CCTV yang mengarah ke kalian atau tidak. Jika ada maka kalian harus punya cara untuk menutup CCTV itu entah bagaimanapun caranya. Kemudian kalian harus mendengarkan baik-baik saat kalian memutar sandi karena jika itu benar akan ada bunyi klik. Setelah itu kalian akan dengan cepat untuk membuka brangkasnya, kalian akan dibagi menjadi enam kelompok yang di dalamnya terdiri dari 5 anggota tugas kalian adalah bekerja sama untuk mengambil sejumlah uang dalam brangkas dan saling melindungi satu sama lain. Di balik pintu itu ada beberapa ruangan yang sudah di desain untuk mendeketsi kegagalan untuk mengambil uang dalam brangkas, jika alarm berbunyi itu pertanda kalian gagal karena ketahuan sang pemilik brangkas. Ku harap kalian mengerti."  penjelasan pelatih Rin lagi.

"Oke waktunya hanya tiga puluh menit silahkan berkelompok!" Kata pelatih Rin.

Laluna dan Sania berkelompok dengan tiga orang pria bernama Janu, Valko dan Ken. Mereka semua bersiap memasuki ruangan yang disediakan.

"Waktu dimulai!" pelatih Rin membunyikan peluit.

Mereka berlima bekerja sama untuk mengambil uang di brangkas dengan membagi tugas. Laluna bertugas menutup CCTV, Valko bertugas mematikan sistem laser menggunakan peralatan IT, Janu bersiap disamping Sania untuk mengambil uang, Sania bertugas memecahkan sandi brangkas menggunakan stetoskop. Kemudian Ken bertugas mengamati jika masih ada jebakan lain di ruangan itu.

Mereka memulai praktiknya dan dalam waktu yang cepat Laluna menutup CCTV dengan permen karet yang dimiliki Valko. Kemudian Valko berhasil mematikan laser baru Sania dan Janu masuk ke dalam. Sania memecahkan sandi dalam waktu tiga puluh detik kemudian uangnya berhasil di amankan di dalam karung yang dibawa Janu ketika mereka akan keluar tiba-tiba Ken berteriak.

"Berhenti!!"

Sania dan Janu tidak jadi melangkah, Ken berkata pada Valko masih ada satu laser tepat sejajar dengan kaki mereka dan belum mati.

"Terimakasih Ken." kata Valko yang segera mematikan laser itu.

Mereka berdua keluar dengan aman dengan membawa sejumlah uang di dalam karung. Kemudian mereka berlima bergegas untuk ke aula itu lagi untuk menemui pelatih Rin. Tidak disangka mereka datang lebih dulu sebelum yang lain.

Semua senior bertepuk tangan menyambut mereka berlima.

"Kalian cukup hebat waktu masih kurang sepuluh menit dan kalian keluar tanpa bunyi alarm." kata Pelatih Rin.

Mereka berlima saling melihat dan akhirnya tersenyum juga. Mereka saling berkenalan satu sama lain.

Sepuluh menit telah berlalu ada dua kelompok yang gagal dan sisanya lolos dengan waktu yang berbeda. Kelas hari ini selesai.

"Besok kalian akan mulai untuk kelas menembak, memanah dan panjat tebing. Kemudian hari-hari berikutnya kalian akan mengulang pelajaran seperti IT,Bela diri, dan lain-lain sehingga kalian benar-benar mahir. Minggu depan kalian sudah turun ke lapangan.Apa kalian siap?" jelas Pelatih Rin

"Kami Siap!" mereka semua menjawab dengan kompak.

Hari itu juga kelas berakhir. Lelah seperti sudah mendera Laluna dan juga Sania, mereka diantar Albi ke kamar mereka.

Dalam pikiran mereka ruangan yang akan di gunakan mereka menginap adalah tempat kumuh seperti di kastil waktu itu. Setelah sampai di ruangan itu betapa terkejutnya Laluna dan Sania yang akhirnya bengong di depan pintu kamar mereka.


Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status