Share

Tujuh

"nak,kamu dimana sekarang? Kamu baik-baik saja kan? Kamu enggak diapa-apain kan, ibu jemput kamu ya sekarang?" Suara cemas ibunya memberondong Hana seperti senapan 

"Hana baik-baik aja ko bu. Tadi bos kawanan preman itu berjanji akan mengembalikan barang-barang kita" 

Hana melirik ke arah Leon di tempat tidurnya. Tangan kanan leon bergerak menjambak rambutnya sendiri 

"Bu, Hana tutup dulu ya telponnya. Ibu enggak usah khawatir. Malam ini Hana ijin menginap di rumah Cindy ya bu" ucapnya sambil menggigit kuku telunjuknya 

"Kamu berkata jujur kan Hana?" Tanya ibunya 

"Hana enggak bohong ko. Tanya Cindy saja kalau tidak percaya" 

 Panggilan dimatikan Hana secara sepihak . 

Maaf ya bu, Hana terpaksa melakukan ini. Gumam Hana 

Selanjutnya Hana mengirim sebuah pesan suara kepada Cindy 

"Ndy, kalau ibuku tanya, tolong bilang aku lagi nginep di rumah kamu ya malam ini! Please....please.... Kamu temen aku yang paling baik" 

Hana menarik nafasnya dalam-dalam. Ia tidak bisa mundur sekarang. Ia hanya perlu melakukannya dengan hati-hati. Maafin Hana ya bu ,Hana terpaksa melakukan ini demi kita .. 

"Kepalaku sakit sialan kalian berikan apa pada minumanku" umpat Leon masih dengan mata tertutup . Tangan kanannya belum berhenti menjambak rambutnya sendiri. 

"Mmmh.... Kepala kamu sakit ya, mau kubantu pijiti kepalamu?" Tanya Hana mendekat ke wajah Leon 

Leon yang kini dalam keadaan setengah sadar dapat menangkap suara seorang gadis dari arah telinganya meskipun kini kedua matanya masih tertutup 

"Pijitanku enak ko,mau coba?" 

"Kau tukang pijit?" Tanya Leon 

"Bukan sih, aku bukan tukang pijit profesional" 

"Cih,sialan lalu siapa yang bilang kalau pijitanmu enak" bentak Leon 

"Ibuku " jawab Hana , sambil memberanikan diri memegang kepala Leon lalu dengan lembut mulai memijit kepala Leon dengan jari-jemarinya 

"Bagaimana, enak tidak ?" Tanya Hana dengan ragu 

Tanpa disangka ternyata Leon menikmati pijatan gadis itu, masih dengan mata tertutup Leon berkata 

"Yah,ibumu tidak berbohong. Pijitanmu enak, ahhh.... Sebelah sini lebih kencang lagi" tangan Leon memindahkan telapak tangan Hana ke arah pelipisnya 


"Ahhh....... Enak sekali" racau Leon 

Hana kikuk menghadapi situasi sekarang tetapi pijitan yang dilakukannya benar-benar tulus seperti saat ia memijiti ibunya sendiri. Lima belas menit berlalu, ia mengakhiri pijitannya dengan satu tarikan keatas sepanjang tulang hidung melewati rambut alis pria itu sampai kepelipis dan berhenti di kedua telinga Leon 

"Sudah enakan?" Tanya Hana 

"Belum" jawab Leon 

"Mmhhh..... Mau pijat seluruh badan?" Dengan polosnya Hana bertanya sebelum akhirnya ia menyesalinya 

"Ide yang bagus"  Leon bangkit dari posisi tidurnya dengan sedikit sempoyongan. Masih dengan mata terpejam ia membuka satu persatu pakaian yang melekat pada tubuhnya dan membuangnya ke sembarang arah sesukanya 


"Apa yang dia lakukan? Ya ampun mulutku ini " Hana memukul-mukul mulutnya sendiri 

Leon sudah setengah telanjang sekarang kini ia hanya memakai celana dalamnya yang berwarna abu-abu polos, ia langsung memposisikan tubuhnya tengkurap , lalu menepuk-nepuk pundaknya sendiri 

"Bagian sini, aku merasa pegal sekali,cepatlah sialan" 

Hana menjawab dengan pasrah "iya " ia ingin menjerit dan menangis sekarang, ia belum pernah memijiti tubuh orang lain selain ibunya dan adik-adiknya. 

Akhirnya sepanjang malam itu Hana memijit Leon , ini diluar rencananya dengan apa yang sudah direncanakan Maia dan Tuan riko tadi siang. Ketika malam semakin larut, Hana melihat Leon sudah tertidur pulas rupanya. Ia mencium kedua tangannya sulit dipercaya, tubuh pria dihadapannya mempunyai aroma wangi yang lembut

 Hana menyelimuti tubuh Leon dengan selimut sampai ke dada Leon. Dada yang bidang, tubuh yang atletis, wajah yang rupawan, wangi yang memabukkan 

"Orang kaya sepertimu memang ditakdirkan indah oleh Tuhan, level kalian berbeda jauh dengan level kami orang miskin " desah Hana 

Gadis itu memunguti satu persatu pakaian leon yang berceceran di lantai lalu melipatnya kembali dengan rapi. Malam semakin larut, kedua mata Hana mulai merasakan kantuk , ia memutuskan tidur di sofa .  Ia sudah lupa dengan perintah Maia agar membuka bajunya dan tidur di samping Leon, ia juga lupa dengan cindy yang tak membalas pesan suaranya dan tentunya ia seakan lupa dengan kedatangan Sarah yang seharusnya ditunggunya . Tubuh Hana sangat lelah, ia hanya menginginkan tidur saat ini.... 


Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status