Share

Bab 2

Pagi harinya Karra sudah lebih pergi ke sekolah tanpa berpamitan dengan Seno. Bahkan ia tak sarapan. Alasannya ia malas harus di perintah oleh Seno. Sekarang Karra seperti biasa ia sudah duduk manis di kantin sekolah bersama sahabatnya Mega.

"Kar, gimana keadaan bokap lo?" Tanya Mega duduk disamping Karra. Gadis itu kembali mengingat kalau bukan bokapnya dia tidak mungkin berada di situasi bodoh ini dengan Seno, pria yang sudah ia klaim kaku.

"Udah membaik. Ada yang lihat Rangga nggak? Tadi gue telpon gak nyambung. Runi juga kemana." Ucap Karra yang mencari kekasihnya dan sahabatnya satu lagi Runi. Karra ingin sekali menceritakan kesialannya pada Rangga.

"Perasaan gue tadi Runi udah datang. Lo tau nggak ada guru baru loh! Ganteng katanya, dia juga wali kelas kita ganti Bu Mila." Seru Mega membuat Karra meliriknya. Mau seganteng apa pun tidak membuat Karra perduli, karena ia sudah memiliki kekasih yaitu Rangga, seorang pria yang telah ia pacaran selama setahun ini ketua basket di sekolahnya.

"Mungkin Rangga udah di kelas, kelas aja yuk." Sebenarnya Karra ingin sarapan tapi karena ia tidak tinggal bersama orang tuanya lagi. Uang jajannya tidak ada sama sekali, ia pergi juga menggunakan taxi jadi uang sisa kemarin habis.

Karra dan Mega berjalan menuju kelas kebetulan bel juga sudah berbunyi. Karra melihat ternyata Rangga maupun Runi sudah di kelas. Karra duduk di samping Rangga. "Kamu kemana aja sih? Aku telpon juga. Handphone kamu mana?" Gerutu Karra tak jelas pada Rangga.

"Apa sih sayang? Datang-datang marah! Aku di kelas kok dari tadi. Handphone aku habis batrai, ini baru aku hidupi." Kata Rangga sambil menunjukkan layar ponsel yang wallpapernya foto dia dan Rangga.

"Aku mau cerita sesuatu sama kamu, tapi ntar ya pas pulang sekolah aja." Ucap pelan Karra agar Runi mau pun Mega tak mendengarnya, Karra malu jika ketahuan dengan kedua sahabatnya jika ia sudah di nikahi dengan pria yang lebih dewasa darinya. Apalagi dengan usianya yang masih sangat muda.

"Kenapa nggak sekarang?" Tanya Rangga penasaran, karena tidak biasanya Karra serius seperti sekarang.

"Rahasia."

Tak lama kepala sekolah memasuki kelas, yang tadi ribut menjadi hening dalam kelas tersebut. Karra juga seperti yang lain, Karra walaupun termasuk segi anak yang bandel. Tapi, ia sangat pintar dalam masalah pelajaran. "Selamat pagi anak-anak. Karena Bu Mila sudah tidak mengajar disini lagi, akan ada guru pengganti sekaligus wali kelas kalian semua."

"Pak silakan masuk." Pinta kepala sekolah sambil melihat arah luar pintu kelas.

Tampak langkah memasuki ruang kelas, seorang pria tampan, tinggi, ideal untuk dijadikan model. Terdengar sorakan kagum dari para siswi, tapi tidak dengan Karra yang membuka lebar mulutnya terpelongo. 'Astaga! Apa yang dia lakukan disini.' decak batin Karra.

"Selamat pagi semuanya. Perkenalkan nama saya Seno Rio Fankandri. Saya guru bahasa indonesia, yang kebetulan akan menjadi wali kelas saya." Kata Seno memperkenalkan dirinya pada para murid.

Salah satu murid menanyakan hal konyol pada Seno membuat Karra memiringkan bibirnya. "Pak Seno udah punya pacar belum? Kalau belum--" belum gadis itu melanjutkan ucapan Seno malah memotongnya.

"Saya tidak menerima pertanyaan tentang hal pribadi." Ucap dingin Seno membuat Karra menggedumel dalam hatinya.

'Dia pikir siapa dia? Belaku amat jadi laki! Kenapa sih dia mesti jadi guru disini. Enggak bebas hidup gue rasanya.' Sunggut Karra sendiri.

"Buka buku pelajaran kalian." Ujar Seno.

Sesekali Seno menatap Karra yang muka kusut. Pria itu kesal karena Karra pergi tanpa pamit padanya, tambah lagi sama sekali tidak sarapan membuat Seno semakin kesal. Lebih-lebih dia tau Karra tidak memiliki uang jajan. Ia duduk setelah memberi tugas pada para murid. Sampai suara bel berbunyi membuat para berkemurun menuju kantin.

"Kar, kantin yuk lapar gue." Karra menggaruk kepalanya yang tak kenal, dia sama sekali tidak memiliki uang untuk jajan lagi, sedangkan Rangga sudah lebih dulu keluar kelas untuk latihan basket.

"Karra Chintya Putri! Mega ngomong sama lo kali. Kenapa lo malah bengong gitu." Seru Runi yang berdiri di hadapan Karra yang masih duduk.

"Lo berdua aja deh, gue nggak lapar." Ucap Karra membuat kedua sahabatnya menatapnya curiga. "Kenapa lo berdua mandang gue gitu! Bisa kali biasa aja." Tambah Karra berdecak kesal.

"Ya gue heran aja! Lo nggak biasa absen ke kantin. Kenapa?" Tanya penasaran Runi. Karra terdiam sejenak sambil matanya melirik Seno yang masih mejanya.

"Gue lagi malas. Lo berdua aja deh, kalau gue berubah pikiran, ntar gue susul."

"Benaran ya, Kar. Lo susul." Kata Mega pada Karra.

Karra hanya mengangguk, lalu kedua sahabatnya meninggalkannya di dalam kelas sendiri. Karra bisa menghela napas panjang setelah kepergian kedua sahabatnya. Karra menenggelamkan wajah karena harus menahan lapar sejak pagi. Sekarang dirinya kesal sendiri. Bahkan Seno sudah pergi keruang guru membuat Karra ingin sekali mencengkik pria kaku yang tak berperasaan itu.

Beberapa menit kemudian Karra merasa ada seseorang yang berdiri dihadapannya, lalu ia dengan segera mendongakan kepalanya menatap orang tersebut, yang ternyata Seno. "Makan ini! Lain kali kalau pergi ke sekolah pamit." Ucap dingin Seno meletakan makanan yang minuman di atas meja Karra.

"Ini buat aku, Mas." Ucap Karra.

"Menurut kamu?" Karra mendengus kesal mendengar kalimat super dingin dari Seno suaminya.

"Makasih ya. Akhir aku bisa makan juga. Ternyata kamu baik juga ya, Mas." Puji Karra yang berpikir walaupun dingin ternyata Seno tidak seburuk yang ia pikirkan.

"Jangan panggil saya Mas disini! Saya guru kamu, jadi panggil seperti yang lain juga." Sambil memakan makanannya yang di berikan Seno, Karra mengerucut bibirnya.

Karra berpikir baru juga ia memuji Seno, pria itu justru bersikap sinis padanya membuat Karra jengkel.

Seno pria yang selalu bertanggung jawab dengan apa telah jadi miliknya. Seno sudah tau sejak awal tempat ia bertugas segera sekolah Karra. Itu kenapa Seno tidak terlalu khawatir saat Karra pergi tanpa pamit padanya. Apalagi ia tahu pasti Karra tidak memiliki uang. Alih-alih saat hanya tinggal Karra di kelas, Seno pergi membelikan makanan untuh Karra. "Karra, kalau pulang sama saya nanti."

"Tapi, Aku ada janji--"

"Saya tidak suka di bantah! Kamu itu tanggung jawab saya. Paham kamu!" Sinis Seno menekan suaranya, ia sudah menduga Karra tidak akan menurutinya, tapi Seno tidak akan membiarkan Karra pulang sendiri tanpanya. Tak perduli janji apa yang Karra miliki.

"Pak Seno yang baik hati, Aku cum sebentar mau belajar kelompok sama Mega dan Runi." Seno menatapnya curiga, pria itu bukan bocah yang gampang di bodohkan oleh Karra.

"Kamu dengar ya Karra, kalau saya tau kamu bohong. Kamu akan tau akibatnya." Gertak Seno membuat Karra meneguk air liurnya dengan susah payah.

Karra akhirnya menghembuskan napas panjang saat Seno keluar dari kelasnya. Ia berpikir sepertinya Seno percaya pada kebohongannya. Karena Karra harus pergi bersama Rangga setelah kekasihnya latihan basket. Dia terpaksa bohong kalau tidak pasti Seno tidak mengijinkannya pergi. Karra juga senang ternyata Seno menyelipkan uang untuknya.

Pesan author:

Setelah baca komentar cerita ini ya..

Biar thor tambah semangat.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Inon Chantiik
bikin Seno jatuh cinta Thor sama karra ya bikin cemburu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status