Share

Bab. 02

-Married With MANTAN-

*****

"Mey kamu pulang bareng sama Saga ya..." Meysa hendak menolak namun saat melihat pelototan yang di lakukan oleh Gita membuatnya mengangguk saja."Hitung-hitung kalian kenalan dulu sebelum menikah."

"Oh ya kak jangan sampe lupa jalan pulang ya." Gurau Rika yang membuat Saga melotot ingin rasanya Saga menyumpal mulut adiknya itu namun dia sadar diri harus jaga sikap di depan mertua dan tunangannya.

"Kalau gitu kami pamit duluan ya tante, om." Izin Saga

"Jangan panggil om, tante panggil Mamah, papah seperti Meysa manggil kami ya. Kamu kan sudah menjadi bagian dari keluarga Bramasta." Saga tersenyum."Iya Mah." Kata Saga, lalu setelah itu dia dan Meysa berjalan keluar dari restoran.

Saga hendak membuka pintu mobil untuk Meysa namun dengan cepat Meysa menepis tangan pria itu."Tidak perlu, saya bisa sendiri!" Katanya dengan nada ketus yang membuat Saga terdiam dan tidak bisa berkata lagi. Bagaimana dia harus menghadapi wanita ini jika sang wanita tidak ramah terhadap kehadirannya.

"Kita kemana?" Tanya Saga saat mobil sudah meninggalkan restoran.

"Cari cafe, saya ingin membahas soal pernikahan kita." Jawab Meysa, sebenarnya Saga bingung apa yang ingin wanita ini bahas soal pernikahan. Apa ini masalah anak? atau hal lainnya, entahlah Saga tidak bisa menebak isi pikiran Meysa sejak dulu.

Mereka telah sampai di sebuah Cafe sederhana, walaupun sudah jam 10 malam tapi cafe tersebut masih buka dan juga pengunjungnya banyak. Jadi Meysa tidak perlu merasa takut saat bersama Saga."Mau pesan apa, Mbak sama Masnya?" Tanya pelayan yang baru saja tiba di meja mereka.

"Kopi hitam, gulanya sedikit saja." Kata Meysa, Saga menatap Meysa penuh arti. Dulu Meysa tidak menyukai kopi tapi sekarang?

"Bukannya kamu tidak suka kopi?" Tanya Saga

"Apa ada masalah?" Tanya Meysa dengan nada ketus, pelayan yang sedari tadi menunggu pesanan Saga menjadi tidak enak saat tau bahwa kedua pasangan dihadapannya ini sedang tidak baik-baik saja. Saga yang menyadari ketidak nyamanan pelayan tersebut langsung menyebutkan pesanannya.

"Segelas susu coklat ya.." Dengan cepat pelayan tersebut berlalu dari hadapan Meysa dan Saga setelah dia mengulangi pesanan kedua pasangan tersebut.

"Aku hanya tidak ingin asam lambung kamu kambuh, kamu lupa bahwa orang yang terkena maag tidak bisa mengonsumsi kopi." Nasihat Saga yang membuat Meysa memutar bola matanya bosan. 

"Jangan banyak omong, saya disini bukan untuk membahas tentang penyakit maag dan lainnya, disini saya ingin kita membuat perjanjian tentang pernikahan!" Ketus Meysa, perkataan itu membuat Saga heran. Perjanjian pernikahan?

"Maksud kamu?" Tanya Saga dia masih bingung dengan apa yang dibicarakan oleh Meysa.

"Maksud saya dalam pernikahan kit----"

"Maaf menganggu Mbak, Mas. Pesananya silahkan." Pelayan tadi langsung meletakkan segelas kopi dan segelas susu coklat di atas meja. Setelah itu dia langsung pamit undur diri dari sana, Sedangkan Meysa jangan ditanya lagi wanita itu sungguh tidak suka jika pembicaraan langsung dipotong oleh orang lain. Saga menukar gelas kopi milik Meysa dengan segelas susu miliknya.

"Apa yang kau lakukan?!" 

"Aku tidak ingin kamu meminum ini dan membuat asam lambung kamu naik." Kata Saga dan membuat Meysa hendak merebut gelas kopi tersebut namun dengan cepat Saga menjauhkannya dari jangkauan Meysa.

"Kali ini saja, nurut sama aku plis!" Kata Saga, lalu setelah itu Meysa berhenti untuk merebut kembali gelas kopi miliknya. Dia duduk dengan tenang sebelum kembali dengan tujuan awalnya membawa Saga ke cafe ini.

"Saya tidak bisa berlama-lama karena masih ada kerjaan yang menunggu saya di kantor dan juga ini sudah pukul setengah sebelas malam. Jadi to the point saja saya ingin kita tidak pernah menganggap pernikahan ini benar-benar seperti pernikahan orang-orang yang ada di luar sana, seperti memiliki anak misalnya. Karena sebenarnya saya hanya ingin menyenangkan orang tua saya saja makanya saya menerima lamaran keluarga anda!" Saga sangat syok mendengar penuturan Meysa, jika perempuan ini masih belum bisa memaafkan kesalahannya di masalalu seengganya Meysa jangan menganggap remeh pernikahan mereka.

"Tidak bisa seperti itu, aku tidak ingin jika pernikahan kita hanya sebatas sandiwara saja. Aku tau, aku salah di masa lalu tapi tolong jangan mengorbankan pernikahan kita." 

"Saya tidak ingin terikat dengan pecundang seperti anda, jadi turuti apa yang saya mau. Besok surat perjanjiannya akan saya kirim ke kantor anda. Selamat malam!" Meysa berdiri dari duduknya lalu mengambil tas yang ia simpan dia tas meja, jadi dia sudah menyuruh supir pribadinya untuk menjemput.

Saga ikut berdiri, dia mencekal tangan Meysa dengan erat."Aku tidak akan mengikuti kemauan konyol kamu Mey. Aku akan tetap memiliki anak dan hidup bahagia bersama kamu. TITIK!" Keduanya menjadi pusat perhatian pengunjung cafe karena teriakan Saga yang cukup keras.

"Siap-siap saja kamu akan saya permalukan!" lalu Meysa menghepas tangan Saga yang mencengkam tangannya dengan keras, dia berlalu dari sana lalu memasuki mobil yang sudah menunggu nya sejak tadi.

"Sial, Berengsek!" Maki Saga dan lagi membuat dirinya menjadi pusat perhatian, Saga mengeluarkan uang pecahan 100 ribu 2 lembar lalu menaruhnya di atas meja untuk membayar tagihan tadi. Dia langsung keluar dari dalam Cafe dan hendak  menyusul Meysa namun mobil wanita itu sudah pergi dengan sangat jauh.

Saga memaki dan memukul setir mobil miliknya, dia sangat menyesal dulu atas apa yang dilakukannya kepada Meysa Bramasta. Gadis yang hitam, pendek dan dekil itu dulu tapi sekarang dia berubah menjadi wanita karir yang cantik mempesona sampai membuat Saga pangling melihat perubahan yang terjadi kepada Meysa.

Saga memutuskan untuk kembali ke rumah, malam ini dia akan menginap di sana saja karena tidak mungkin ia tidur di apartemen miliknya. Saga sampai di rumah namun tidak ada yang menyambut kendatangannya karena semua keluarga sudah tertidur, Saga melangkah ke arah kamar miliknya lalu dia membersihkan dirinya sebelum tidur.

Sedangkan di tempat lain, Meysa baru saja tiba di kantor miliknya, demi apapun ini sudah menunjukkan pukul 1 dini hari namun Meysa tidak peduli karena masih ada pekerjaan yang harus dia selesaikan, dan malam ini dia akan tidur di kantor lagi. Jangan heran dia sudah terbiasa dengan hal itu karena tuntutan pekerjaan dan karena inilah ibu dan Ayahnya menjodohkan Meysa dengan Saga alasan klasik memang namun untuk orang tua seperti ayah dan ibunya tidak ada yang namanya alasan klasik jika sudah menyangkut masalah masa depan putri mereka.

Meysa melanjutkan pekerjaannya, besok ada 2 pernikahan yang menggunakan jasa wedding organizer miliknya. Bisnis ini sudah ia tekuni sejak dia lulus kuliah dulu tidak pernah terpikirkan untuk Meysa agar menjadi seorang WO namun tuhan memiliki rencana lain dan disinilah dia menjadi pembisnis dan Meysa tetap bersyukur atas apa yang di berikan oleh tuhan untuknya yah walaupun cita-citanya yang ingin menjadi seorang dokter tidak tercapai.

Meysa merenggangkan otot-ototnya yang kaku karena terlalu lama duduk dan berkutat dengan laptop dia melihat jam ternyata sudah menunjukkan pukul 3 pagi dan dia merasakan badannya butuh istirahat. Meysa memasuki sebuah ruangan yang tak lain adalah kamar miliknya yang ada di ruangan tersebut. Karena terlalu lelah Meysa langsung menjatuhkan dirinya di atas kasur dan tertidur.

......

Note : Maaf masih banyak Typo dan beberapa kata yang menurut kalian tidak cocok di lidah saat membacanya. Terima kasih


Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status