Share

nowhere school

Ibu Justin meredakan ayah nya. Ayah Justin duduk dan menangis. Justin mekuaht airmata keluar dari ayahnya. Baru pertama kali ia melihat ayah nya keluar airmata karena dirinya. Justin berlutut perlahan. Ia menempelkan kepalanya ke lantai, lalu meminta maaf.

"Sudah terlambat Justin, sudah terlambat."

Lalu ayah nya bangkit berdiri kemudian meminta Justin ikut berdiri. Yang kemudian tak lama suara sirine mobil polisi terdengar. Ibu Justin khawatir anaknya akan di tangkap. Ibu Justin membujuk ayah nya untuk dapat melakukan sesuatu. Namun ayahnya menggeleng kan kepala nya pelan. 

"Sudah tidak ada jalan keluar sayang, kamu tenang dan biarkan aku yang mengurus."

Laku terdengar suara teriakan polisi yang meminta Justin untuk segera keluar. Justin melihat ke arah pintu. Ayahnya mengetahui bahwa Justin gemetar, ayah Justin memegang tangan Justin kuat dan menatap anaknya. Mereka berjalan lalu membuka pintu. 

"Ananda Justin? Kami mendapat laporan tentang pembunuhan terhadap sodara Ivan dan Ananda Justin akan melakukan persidangan."

Ayah Justin melihat ke arah Justin lalu memegang erat tangannya. Ayah Justin menepuk pundak nya lalu tersenyum.

"Tunggu ayah, kau pasti bebas. Tapi kau harus berjanji, sehabis ini ... Tidak ada lagi perkataan ayah atau ibu yang kau langgar, janji?"

"Aku berjanji ayah."

"Baik pak, silahkan bawa anak saya."

Justin di borgol pada tangannya. Semua tetangga Justin melihat nya lalu membicarakan nya. Pembicaraan tetangganya itu terdengar jelas pada telinga Justin. Juga suara tangisan ibu Justin yang berada di telinga. Di dalam mobil polisi, Justin melihat ayah dan ibu nya sangat terpukul dengan dirinya. Saat mobil polisi itu berjalan tidak sengaja ia melihat hewan itu menatap dirinya. Kini di diri Justin sangat ingin menghabisi hewan tersebut. 

Di kantor polisi, Justin di pinta keterangan secara jujur. Justin mengatakan semua nya, lalu tanpa disadari ayah dari Ivan masuk secara tiba-tiba dan menikam punggung Justin. Justin yang tertusuk pun tidak berdaya. Ia hanya bisa mengatur nafasnya agar dapat bertahan hidup. Justin yang tidak kuasa menahan ia pun tergeletak dan tidak sadarkan diri. 

Saat terbangun, Justin berada di ruangan serba putih dengan lampu yang menyilaukan mata nya. Ia merasaka bahwa banyaknya perlatan yang mask ke dalam tubuhnya tersebut. Iia menoleh ke samping kiri yang terlihat ada ibu Justin juga ayah Justin yang tengah tertidur di sofa. Justin berusaha merubah posisinya namun ia tidak sengaja menarik selang infus membuat infusan tersebut terjatuh. Orang tua Justin terbangun lalu memanggil perawat dan dokter. 

Orang tua Justin kembali masuk ke dalam tersenyum melihat Justin yang sudah membaik. 

"Bagus lah kau masih terselamatkan. Berani nya si tukang tidur itu menusuk putra ku. Dan satu hal lagi Justin, kau dinyatakan tidak bersalah. Polisi menemukan gigitan juga luka yang teridentifikasi kalau tersebut adalah gigitan dari hewan bukan selaku pembunuhan." Justin tersenyum, "tapi kabar buruknya kau akan kami pindahkan ke tempat kami bersekolah dulu ... Dan itu merupakan asrama."

"Justin sudah berjanji akan menuruti kalian, tapi ku mohon tidak asrama.."

"Kami sudah membulatkan nya Justin, tidak ada penolakan lagi. Kata dokter kau sudah boleh pulang, sayang tolong bereskan kepunyaan nya dan kita akan berangkat hari ini juga."

Sampai pada akhirnya, Justin di antarkan ke sekolah nya yang baru bernama 'nowhere school' sekolahan yang tidak terkenal dan terletak jauh pada pedalaman hutan. Justin yang mencari tahu sekolah tersebut pun gagal, dikarenakan tidak ada tulisan blog mana pun yang dapat menjelaskan sekolahan tersebut. Dan akhirnya ia menemukan info dari temannya kalau sekolahan tersebut pernah ramai di perbincangkan karena isi nya adalah manusia jadi-jadian. 

Dalam perjalanannya, Justin memainkan handphone serta saling bertukar kabar dengan temannya disana. Justin juga sudah membubarkan geng nya yang namun mereka semua menolak nya. 

Sampai dimana mobil yang dikemudikan ayahnya berjalan menuluri hutan yang lebat juga gelap. Ia tidak dapat melihat cahaya di samping kiri maupun kanan. Justin yang khawatirkan ayah nya yang lupa bertanya padanya jalan yang benar. Namun ayah Justin tahu keman aia akan pergi. 

Justin yang lelah pun tertidur. Saat terbangun, ibu Justin meminta nya agar keluar mobil dan segera mengambil koper serta peralatan nya yang lain. Justin melihat dari dalam mobil sebuah kastil yang besar layaknya istana kini berada di hadapannya. Ia mengecek handphone namun tidak adanya sinyal. Yang kemudian Justin keluar dari dalam mobil. Ia ke bagasi belakang untuk mengambil keperluan. 

"Ini sekolah mu Justin, ayo kita masuk."

Justin masuk sembari melihat-lihat seisinya dan terpukau.

"Kalian benar berada disini?"

Orang tua Justin mengangguk. Lalu datang seorang pria yang bepelukan ke ayah Justin. Ia mengenal Justin namun Justin tidak mengenalnya. Yang kemudian datang seorang wanita yang cantik. 

"Hallo Justin, aku yang akan membantu mu nanti. Tante dan om salam kenal, rasnaya sangat terhormat sekali bisa bertemu dengan Alpha."

Justin mengerutkan keningnya lalu secara cepat wanita tersebut menarik Justin untuk masuk. Justin meninggalkan orang tuanya yang sedang mengobrol. 

Wanita tersebut mengantar Justin ke asrama nya. Terdapat banyak lelaki yang menggoda waniat tersebut. Justin yang jengkel melihat semua nya kemudian berhenti dan menanyakan pergi nya. Waniat tersebut tersenyum dan tertawa lalu menunjuk satu kamar. Kamar tersebut kepunyaan Justin yang akan di tempati Justin nanti. 

Justin masuk ke dalam kamarnya dan terpukau. Ia melihat seisi kamar nya sama persis seperti kamarnya dulu. Terukir wajah bahagia. 

Wanita itu menurunkan bawaan dari Justin dan meminta Justin untuk segera menaruhnya lalu mengikuti dirinya. 

"Tunggu dulu ...."

"Kenapa? Apa lagi?"

"Aku ingin tahu, yang kau maksud tadi itu apa?

Wanita tersebut ingin menjawab namun terhenti dengan adanya suara kegaduhan dari depan. Mereka pun keluar. Betapa terkejutnya Justin melihat yang di depan nya adalah hewan yang menyerang temannya tersebut. Justin yang ingin menghabisi nya pun tertahan oleh wanita tersebut. 

"Kau tidak akan bisa melawannya, biarkan saja nanti juga ada yang melerainya."

Justin pun menonton lalu datang lelaki yang bersama dengan ayah juga ibu David melerai mereka dengan hanya satu tangan. Ayah dan ibu David menghampirinya.

"Ini rumah mu sekarang, kami harap kamu dapat berubah disini." Kata ayah Justin. "Kami akan pulang, dan akan kesini nanti saat libur semester."

Mereka pun pergi dengan di antar lelaki tersebut. 

"Sebenarnya apa yang terjadi, sepertinya aku masih bermimpi."

Wanita itu tertawa, lalu tak lama wanita itu mengajak Justin pergi ke lapangan. Justin melihat banyak hewan yang sama dengan yang membunuh temannya. 

"Kau kan anak seorang alpha, masa ia gak tahu apapun."

Wanita itu mengajak Justin pergi ke belakang sekolah. Wanita tersebut mengatakan kalau tempat itu adalah tempat favoritnya. 

"Who am i? Pasti kau tau bukan? Dan sebenarnya ini dimana? Dan apa yang kau maksud tadi?"

"Uwaahhh ... seperti wartawan yang sedang bertanya pada artis saja. Baiklah aku akan bercerita."

Justin tetap menatap tajam, "Jadi gini ...."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status