Share

Kasih problem

Author: Koala
last update Last Updated: 2021-02-03 23:48:04

Justin yang bingung pun berdiri dan bertanya. Kepala sekolah hanya meminta Justin untuk kembali duduk dan jangan berisik.

"Aku hanya meminta satu hal pada mu Justin. Tapi aku ingin kau diam dan tutup mulut mu dari yang lain."

"Aku bukan tipe manusia yang menyebar berita."

"Kau bocah dalam ramalan, dan kau harus melakukan pelatihan ... Untuk dirimu sendiri!" 

Justin tersentak mendengarnya. Ia lalu mendekati kepala sekolah kemudian melihat matanya. Justin tersenyum miring.

Justin menolak pelatihan yang dimaksud dengan kepala sekolah. Justin pun berbalik lalu berbaring di tempat tidur kemudian membaca buku komik kesukaannya. Justin meminta kepala sekolah untuk segera pergi jika tidak ada keperluan yang lain. Kepala sekolah yang tidak patah semangat, terus memohon kepada Justin hingga berlutut di hadapannya. Justin yang tetap keras dengan pilihannya, ia hanya melirik sebentar lalu kembali membaca komik.

"Kau mau apa Justin? Mau komik? Makanan enak? Atau di kasih libur selama sebulan setiap tahun? ... Apa yang kau mau akan di turuti Justin, asal kau mau ikut dalam pelatihan."

Justin yang mendengarnya merasa tertarik dengan tawaran dari kepala sekolah. Ia menutup komik nya lalu tersenyum.

"Benarkah?"

"Jika satu syarat itu kau penuhi."

Justin berdiri, "BAIK! aku terima tawaran mu. Sebenarnya aku ini bukan tipe orang yang tidak suka di paksa, tapi jika tawaran nya seperti itu ... Kurasa cukup buat ku."

Kepala sekolah sangat berterima kasih kepada Justin. Lalu Justin dengan senangnya memberikan permintaan nya yang pertama. 

TOK TOK TOK!

Pintu terbuka menunjukkan sosok perempuan yang terlihat menyeramkan untuk Justin.

Kepala sekolah memperkenalkan kalau ia adalah seorang guru khusus untuk Justin saat nanti pelatihannya. Dan kepala sekolah juga mengatakan jika Justin telah melewati masa pelatihan selama sebulan, kepala sekolah akan memberikan libur khusus dirinya selama sebulan juga. 

Justin yang menjadi semangat mengulurkan tangannya kepada perempuan tersebut. Tangan Justin tidak di sambut hangat ia sama sekali tidak membalas Justin dan hanya terdiam. 

Justin kembali menarik tangannya lalu Justin mengatakan jika dirinya ingin makan bersama Kasih, Steven juga teman-teman Kasih. 

Kepala sekolah dengan senang hati mempersiapkan nya. 

Kasih yang masih berada di depan mendengar semuanya. Steven pun masuk ke dalam kamar Justin bersama Kasih. Kepala sekolah juga guru tadi telah pergi. Justin dan yang lainnya bersiap untuk pergi ke kantin mendapatkan makanan yang enak. 

Teman-teman Kasih sudah sampai terlebih dahulu. Mereka diberitahu kepala sekolah sedari tadi. Lalu mereka pun duduk dengan rapih. 

Kepala sekolah datang lalu menepuk tangannya. Banyak orang membawa makanan di tangan dan di taruh di atas meja. Justin yang senang pun berteriak kegirangan. Musik berputar menambah kesan yang bahagia. 

Justin bergoyang kesana kemari. Semua tertawa melihat tingkahnya. Justin merasakan seperti berada di kota nya. Tiba-tiba ia teringat akan Ivan. Justin pun turun dari atas meja lalu memakan makanannya. 

Kasih mendekati Justin.

"Kau cukup baik menggoyang kan badan ya? Haha." Kasih melihat Justin yang melamun memperhatikan makanannya, "hei ... Hello!"

"Ah iya apa?"

"Kenapa?"

"Apa yang kau maksud?" 

Justin meraih makanan lalu memasukkannya ke dalam mulut serta memakannya. 

"Kau ... Tidak mendengar perkataan ku bukan?"

Justin terdiam. Ia hanya memakan makanan yang ada di depannya. Kasih melihat ke sekitar, dan sudah tidak ada yang mengawasi. Kasih menarik tangan Justin meminta Justin untuk pergi mengikuti dirinya. 

Kasih membawa Justin pergi ke luar sekolah menyebrangi jembatan. Mereka memasuki hutan yang gelap. Lalu Justin melihat cahaya yang cukup terang. Kasih pun berhenti dimana cahaya itu berada. 

Justin melihat kesekitar nya memperlihatkan setiap yang ada. Justin melihat banyak gundukkan juga batu nisan yang ada. Justin pun berlutut untuk melihat nama yang tertera. 

"Cinta ... Guin Jo Terra?" 

"Dia adik gua, nama panjang gua itu ... Kasih Guin Jo Terra."

"Nama lu unik, bahkan sangat unik."

Kasih mengelus batu nisan tersebut. Lalu ia melihat ke sebelah nya. 

"Ini teman gua ... Johnny. Dia mati setelah berusaha menyelamatkan gua."

Justin meminta maaf.

"Dulu lu dan gua sama ... Tidak bisa mengontrol emosi, dan memakan korban."

Justin terkejut dengan perkataan dari Kasih. Justin hanya bisa mendengar. Justin lalu berdiri. Kasih bertanya mengapa Justin. 

Dengan cepat Justin menarik tangan Kasih lalu pergi ke belakang pohon. Dibekap nya mulut dari Kasih. Tubuh mereka sangat dekat dengan bisa saling merasakan kehangatan satu sama lain. Jantung kasih berdebar kkencang tidak karuan. Kasih hanya bisa menatap Justin yang sedang mengintai. 

"Ada orang disana." Kata Justin.

Justin melepasnya. Kasih melihat sosok tersebut. Justin melihat orang itu menaruh bunga tepat di kuburan dari adik Kasih. Ia pun membuka tudungnya yang menutupi kepala. Kasih pun terkejut menutup mulutnya tidak percaya. Kasih yang terkejut menjadi mundur kebelakang membuat suara. 

Orang itu meihat ke arah mereka. Lalu ia pergi masuk ke dalam hutan kembali. Kasih masih seperti tidak percaya akan apa yang ia lihat. Kasih seketika menjadi diam dan muram. Ia mengajak Justin untuk pergi dari tempat tersebut. 

Mereka pun pergi dan kembali ke dalam sekolah. 

Keadaan sekolah sudah sepi karena semua berkumpul di aula. Ada pengumuman yang disebarkan karena adanya kedatangan guru baru. Justin mengendap-endap masuk ke dalam aula namun ia tergelincir membuat keributan. Justin hanya menelan ludah lalu tersenyum ke arah kepala sekolah.

"Naga terbang!"

Justin berlari pergi menuju kamarnya

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Clell Justin Blake   Vampire in the room

    "Tapi saat di periksa lu punya asma!" Kata Kasih membentak. "Apaan sih? Gak jelas deh lu pada." Mereka pun terdiam melihat satu sama lain. Lalu datang kepala sekolah yang tersenyum. Kepala sekolah memberitahukan kalau Justin di tunda ke pelatihan sampai dirinya sembuh. Justin tersenyum lega lalu kepala sekolah pergi. Kasih juga Steven masih cemberut karena Justin yang tidak ingin mengakuinya. Justin menghembus nafas kasar. "Mau kalian itu apa?" "KAMI INGIN LU JUJUR!" Mereka berbicara dengan serentak. Justin yang sudah tidak ada cara lagi lalu turun dari tempat tidurnya menarik mereka berdua keluar. Mereka pergi ke tegah lapangan. Justin berteriak meminta semua siswa untuk datang ke tengah lapangan. Tentu kasih juga Steven tidak mengerti yang ada di fikirannya. Justin kembali berteriak ketika semua s

  • Clell Justin Blake   Disease

    Kepala sekolah tersenyum puas lalu pergi. Kasih juga Steven menghampiri Justin yang duduk lemas dengan memejamkan mata. "Ayah mu sungguh ingin ku hajar Steve!" Steven tertawa begitu juga dengan Kasih. Justin berbaring di rumput mengatur nafasnya yang masih sesak. Mereka berada di kamar Justin menenangkan dirinya agar lebih santai. Justin tidak habis mengoceh karena kekesalan nya terhadap kepala sekolah. Steve pun hanya tertawa melihat Justin yang kini banyak bicara. Kasih memberikan minum yang ia beli di kantin. "Sungguh tidak bisa di percaya, kalian lihat bukan? Dia ... Hampir membunuh ku!" "Jadi, apa perjanjiannya? Kau bisa mengatakan nya kepada kami." Justin menaruh minum nya di atas meja. "Sepertinya untuk sebulan ini, gua tidak akan ada disini. Ada pelatihan khusus buat gua dan harus di laksanakan."

  • Clell Justin Blake   A contract

    Kasih membuka nya yang ternyata adalah seekor hamster. Kasih senang dengan pemberian dari Justin ia memeluknya dengan erat. "Tuh kan lu yang meluk gua." "Bukan begitu ish ... By the way, thank you ya." "Sama-sama. Sebaiknya gua pergi." Justin pun kembali pergi melewati jendela. Justin kembali melihat ke belakang lalu tersenyum dengan Kasih. Tanpa ia sadari kaki nya telah mencapai ujung dari jendel membuatnya terjatuh. Kasih pun berteriak lalu berlari ke jendela. Beruntung kamar dari Kasih berada di lantai 1. "Aduh." Kasih tertawa puas. Kasih ikut keluar dari jendela kemudian membantu Justin untuk berdiri. Mereka saling berpandangan sampai penjaga sekolah datang, dari kejauhan ia menerangi mereka. "Siapa disana?" Justin juga Kasih tersenyum karena menurut mereka itu hal lucu.

  • Clell Justin Blake   Hamster for Kasih

    Mereka kembali menaki nya dan kembali berjala. Justin memikirkan keluarga nya yang telah banyak-banyak berjasa dengan dirinya. Justin merasa bersalah atas apa yang dia lakukan semasa dulu. Justin pun dikagetkan Steven yang tiba-tiba berbicaralah dengannya. "Ada apa sebenarnya? Bukankah barang mu hilang?" Justin tersenyum dan merangkul Steven, "jika aku ambil barang ku kembali ... Mungkin aku mendapatkan nya namun ada kesedihan yang terjadi." Mereka segera pergi dari tempat tersebut. Mereka meneruskannya dnegan berjalan kaki. Sepanjang perjalanan ia melihat banyak anak kecil yang meminta-minta. Hari Justin sungguh teriris melihat nya. Saat mereka berbicara satu sama lain, teman dari Kasih baru menyadari jika Kasih tidak ada di sebelah mereka. Jusin melihat ke segala arah namun tidak dapat menemukannya. Steven menyarankan untuk berpencar menc

  • Clell Justin Blake   Thief

    Justin menjadi gugup lalu menutup handphone nya. "Bu-bukan ... Itu teman ku di kota tempat tinggalku dulu. Aku sudah katakan kalau diriku pemimpin sebuah geng." "Berarti kau termasuk anak nakal bukan? Kalau anak nakal, pasi yang menyukai dirimu juga cewek yang nakal." Kasih menyela pembicaraan. Justin menaikkan satu alisnya, "apa urusannya denganmu?" "Kenapa gak suka? Turun dari sini biar disantap binatang buas." "Kamu yang turun, buat apa ada disini ikut-ikutan aja." Mereka pun bertengkar. Semua menutup telinganya agar tidak keberisikan. Lalu Steven menyudahi pertengkaran itu lalu menunjuk ke arah depan karena perkotaan tersebut sudah di depan mereka. Kasih juga teman-teman nya terpanah melihat suasana kota yang sangat ramai juga indah. Kasih tidak henti-hentinya kagum dengan perkotaan. Lalu Ju

  • Clell Justin Blake   Go to City

    Keadaan sekolah sudah sepi karena semua berkumpul di aula. Ada pengumuman yang disebarkan karena adanya kedatangan guru baru. Justin mengendap-endap masuk ke dalam aula namun ia tergelincir membuat keributan. Justin hanya menelan ludah lalu tersenyum ke arah kepala sekolah. "Naga terbang!" Justin berlari pergi menuju kamarnya. Justin yang tidak sempat sampai ke kamar nya bersembunyi di sebuah ruangan. Lalu ia mencari tempat untuk bersembunyi. Di dalam ruangan terdapat sebuah lemari berukuran besar yang dapat Justin masuki. Suara knok pintu berbunyi. Seseorang akan masuk ke dalam ruangan itu. Justin berlari lalu bersembunyi ke dalam lemari. Ia mendengar beberapa orang masuk. Justin mendengar mereka berbicara dengan serius. "Kita harus lancarkan rencana itu." "Benar katanya, anak dari a

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status