Share

13

Baviaan meremas kertas surat tersebut menjadi sebuah gumpalan dan menggenggamnya kuat di cengkeraman. Dia kembali ke depan jendela dan menatap langit yang pekat kebiruan dengan sepasang mata nyalang. Baviaan bahkan tak perlu repot-repot menyalakan lampu, tak akan ada perbedaan baginya.

Di kamar tamu, Ben tersadar dalam keadaan remuk redam. Sekujur badannya terasa sakit dan ngilu. Dia singkap selimut dan menarik lepas selang infus dari pergelangan tangan. Antara kebingungan dan kesakitan, dia duduk di tepi ranjang sambil memijit kepala. Matanya melirik pada lengan kiri yang sudah diperban setelah koyak karena peluru. Kaus Boneknya sudah hilang entah di mana. Hanya celana jin belel yang masih melekat di badannya. Luka di sekujur badan tampak sudah terobati. Satu-satunya nama yang segera dia ingat dan menyergap naluri bertahannya adalah Baviaan Marais.

Ben bangkit dengan langkah gontai sambil menekan kepala yang berdenyar. Pesan suara terakhir dari kakaknya menyebutkan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status