"Tok ... tok ... tok, sayang tolong buka pintunya, aku ingin bicara!"
Karena takut mengganggu penghuni penginapan lain Zasqia mengirim pesan lewat aplikasi hijau.
"[Pergi, nggak ada yang perlu kita bicarakan lagi, atau aku akan memanggil pihak keamanan untuk mengusirmu!]"
"[Sayang aku mohon bukalah sebentar, aku mau masuk dan kita bicarakan baik-baik]"
"[Apa yang ingin kamu bicarakan? meminta maaf dan memilih dia, atau meninggalkan dia lalu menikahi aku setelah kamu lakukan itu?]"
Surya menelan ludahnya getir, dia sendiri nggak tahu apa yang akan dia katakan, nggak mungkin dia meninggalkan Lisa tunangannya, nggak mungkin juga meninggalkan Zasqia setelah apa yang dia lakukan tadi.
Surya pergi meninggalkan kamar Zasqia masuk ke mobilnya dan memutuskan untuk tidur disana, Surya berjaga-jaga takut Zasqia akan berbuat nekat.
***
Jam 7 pagi dokter Ryan sampai ke penginapan dan langsung menuju ke kamar Zasqia.
Keadaan Zasqia sungguh sangat menyedihkan, wajahnya sangat kusut mata sembab dan bengkak.
"Zasqia ...!" hati-hati dokter Ryan mendekati.
"Dokter ...!" Zasqia berlari memeluk dokter Riyan sambil menangis, mereka memang akrab sebab sudah lama menjadi sahabat dekat.
"Menangislah ... bila itu bisa membuatmu lega." Zasqia menangis di dada bidang dokter Ryan sampai hilang segala kesesakan yang ada di dada.
"Dokter .... aku sudah hancur!" ucap Zasqia sambil mengurai pelukannya.
"Tidak Zasqia, kamu belum hancur kamu bisa bangkit dari kelukaan ini, semangat Zasqia" dokter Ryan mengusap air mata Zasqia.
"Bagaimana aku bisa bangkit dari semua ini dokter, aku sudah kehilangan semuanya, aku nggak sanggup melanjut kan hidup lagi dok!"
"Sssttt ... nggak boleh begitu, kamu harus semangat anggap aja ini ujian agar kamu bisa lebih dewasa dan hati-hati lagi!"
"Tapi aku sudah kehilangan semuanya dok!"
"Tidak Zasqia ... dimataku kamu masih tetap Zasqia yang ceria dan pekerja keras, aku yakin kamu sanggup lalui semua ini, kamu sudah mandi belum?"
"Aku nggak mau mandi, aku jijik melihat tubuhku!"
"Jangan begitu dong, ayo mandi sana biar segar setelah itu aku akan mengajak kamu pergi sarapan, ayookk semangat tunjukan Zasqia yang kuat itu"
Zasqia menurut lalu pergi mandi, beberpa menit kemudian Zasqia sudah rapih dan wangi.
"Nah ... kayak gitu kan cantik, ayo kita cari sarapan?'
" Memang dokter Ryan enggak capek?"
"Enggak asal bisa melihatmu terus semangat seperti ini aku nggak bakalan merasa capek, ayo buruan aku dah lapar banget."
Zasqia mengikuti langkah kaki dokter Ryan, mereka berjalan bersebelahan dan saat di parkiran.
"Sayang!!!"
Dari jauh Surya memanggil Zasqia sambil berlari, wajahnya sangat kusut dan bajunya juga berantakan, Zasqia kaget sebab melihat Surya masih berada di penginapan, berarti semalam suntuk Surya tidur di mobilnya.
Melihat Surya datang dokter Ryan langsung memasang badan untuk melindungi Zasqia.
"Kamu Surya kan?" sapa dokter Ryan tak senang.
"Ya aku Surya kekasih Zasqia!"
"heeemmm ... kekasih? kekasih macam apa yang melakukan perbuatan tidak senonoh terhadap kekasihnya!" jawab dokter Ryan sinis.
"Oowh ... jadi kamu laki-laki itu?"
"Laki-laki mana?"
"Yaaaa laki-laki simpanan Zasqia!"
"Jaga mulutmu, aku dan Zasqia hanya rekan kerja, dan asal kamu tahu Zasqia itu sangat mencintaimu dan setia kepadamu, meski di Bandung banyak lelaki yang menginginkannya tapi dia masih tetap komitmen dengan mu, jadi salah besar kalau kamu bilang aku adalah selingkuhan Zasqia, sebab kami hanya rekan kerja kalau kamu nggak percaya dengan ucapanku, berarti memang benar kamu ini laki-laki yang nggak pantas buat Zasqia!."
Mendengar penjelasan dokter Ryan Surya terdiam, dia sangat menyesal sebab gara-gara terbakar api cemburu tadi malam dia berbuat sangat keterlaluan dengan Zasqia.
"Zasqia aku mohon, maafkanlah aku ayo ikut aku ke rumahku, aku akan jelaskan semua ke orang tuaku, semoga mereka merestui hubungan kita, aku mohon sayang maafkan aku dan aku akan bertanggung jawab dengan semua perbuatanku!"
Zasqia melirik dokter Ryan dan dokter Ryan mengangguk, lalu kembali berbicara dengan Surya.
"Jadi benar kamu akan bertanggung jawab!"
"Benar dan aku akan menikahinya!"
"Serius nggak bohong dan nggak. main-main?"
"Serius!" jawab Surya meyakinkan.
"Okey Zasqia aku akan ikut denganmu ke rumah Surya, sekarang ambil dulu semua barang yang masih tertinggal di dalam."
"Sudah saya bawa semua dokter, Zasqia cuma bawa baju ganti aja dan semua sudah saya bawa di dalam tas ini"
"Okey Surya aku nggak bakal membiarkan Zasqia sendirian ke rumahmu, jadi mau nggak mau kamu harus mengijinkan aku ikut."
Surya tidak bisa menolak dan akhirnya mereka bertiga masuk ke dalam mobil, mereka bertiga langsung menuju ke rumah Surya.
Satu Jam berlalu, mereka bertiga sampai di rumah Surya, rumah yang mewah untuk seukuran daerah Nganjuk, dari luar nampak hanya satu lantai tapi setelah masuk kedalam rumah itu ternyata dua lantai, lantai atas memakai kayu jati dengan ukiran dan hiasan has Jepara, halaman depan luas di hiasai tanaman hias dan bunga-bunga, di sekeliling teras tergantung bunga-bunga gantung, ada Wijaya Kusuma, Anggrek, dan masih banyak bunga warna-warni menghiasi, dari model rumah sudah nampak bagaimana dan siapa pemiliknya.
Surya membawa dokter Ryan dan Zasqia duduk di teras samping, disana mereka juga di suguhi pemandangan yang tidak kalah cantik, sejauh mata memandang tanaman bunga masih berjejer rapih, bukan hanya bunga saja namun pohon buah-buahan juga ikut mewarnai, di samping tempat duduk tepatnya di sebelah kiri teras, ada kolam hias berisi ratusan ikan mas Koi yang memiliki warna dan motif yang sangat cantik, sudah tahu lah kita berapa harga satu ekor ikan Koi itu, Kolam ikan menghubungkan ke arah Taman samping, dan di bawah pohon buah-buahan ada burung Beo, burung Hantu, burung Love Bird, Murai Batu, dan Jalak. burung-burung itu tidak di masukan ke kandang, mereka di lepas hanya saja kaki-kaki mereka di krangkeng dengan rantai panjang, jadi mereka bebas terbang dan berjalan se suka hati.
Nyali Zasqia minder dan merasa ciut dengan keadaan rumah Surya, seingat dia waktu mereka masih sama-sama di bangku kuliah rumah Surya belum seperti ini, Zasqia tahu keadaan rumah Surya yang dulu sebab dia pernah sekali main ke rumah ini, Zasqia tahu Ayah Surya adalah seorang pemborong sebuah proyek bahkan kabarnya memiliki ratusan anak buah, sedang ibu Surya adalah seorang PNS bekerja sebagai guru SMK di kota ini.
Sedang asik memperhatikan kenyamanan lingkungan rumah Zasqia dan dokter Ryan di kejutkan oleh kedatangan kedua orang tua Surya.
"Ooowh ... ini gadis yang kamu bilang itu heeemmm" tanpa mengucapkan salam bahkan tanpa basa-basi ibu Surya langsung bicara.
"Jangan seperti itu terhadap tamu bu!" Ayah Surya mengingatkan.
"Ada perlu apa kalian kesini? bukannya kamu di Bandung ya, Oowh apa itu calon kamu? cukup tampan dan nampak orang berpendidikan juga!" masih dengan nada sinis ibunda Surya berkata.
"Ibu ... kenalkan ini Zasqia dan itu dokter Ryan sahabat Zasqia, kedatangan mereka kesini Surya yang mengajaknya sebab Surya mau memohon ijin ke bapak juga ibu bahwa Surya mau menikahi Zasqia."
Mendengar penjelasan anaknya ibunda Surya langsung naik pitam.
"Omong kosong apa ini! bukankah kamu sudah bertunangan dengan Lisa, dan sebentar lagi kalian akan menikah."
"Tapi Surya tidak mencintai Lisa bu! Surya hanya mencintai Zasqia, mohon ijinkan Surya menikahi Zasqia."
"Kenapa terkesan buru-buru, dan kamu Zasqia sebagai wanita kenapa sangat murahan seperti ini? hheeeemmmm di mana-mana pihak laki-laki yang datang dan melamar pihak wanita, ini kamu tanpa urat malu datang kesini untuk minta dinikahi anak saya Surya, apa kamu sudah begitu ingin kawin!"
"Buu ... jangan begitu, kasihan Zasqia" Surya berusaha mencegah agar ibundanya tidak semakin kasar lagi dalam bicara.
"heeeeh ... kasihan, kasihan apa! orang wanita murahan kayak gini kok di kasihani, dengar ya Zasqia sebaiknya kamu pergi dari rumah saya, sebab saya nggak bakalan memberi ijin pada kalian, saya sudah mempunyai calon menantu untuk anak saya, seorang gadis yang jelas keturunannya, yang jelas bibit bebet bobotnya, bukan seperti kamu yang hanya anak panti asuhan nggak jelas keturunan dan nggak jelas asal-usulnnya, pergilah jangan bermimpi untuk menjadi menantu saya."
Mendengar itu Zasqia hanya bisa menunduk sambil menangis, dokter Ryan menatap Surya memberi isyarat untuk menjelaskan kepada ibunya, tapi sayang Surya adalah laki-laki pengecut, dia nggak mau membela orang yang katanya sangat di cintainya itu.
Dokter Ryan menggenggam tangan Zasqia mengajak Zasqia berdiri untuk pulang.
"Kalau begitu kami mohon pamit bapak ibu, perlu ibu ketahui bahwasannya Surya telah melakukan tindak asusila terhadap Zasqia, Surya telah memperkosa Zasqia, kalau bukan karena itu kami tidak akan pernah menginjakkan kaki di rumah ini, kami datang kesini atas ajakan Surya, bukan karena kemauan kami, sebab kedatangan kami tidak di inginkan kami pamit, dan kamu Surya! jangan pernah menyesal bila kamu akan kehilangan Zasqia selamanya"
Lalu Dokter Ryan menggenggam tangan Zasqia untuk pergi dari rumah Surya, sedang Surya hanya diam mematung di tempat duduknya.
"Tunggu!"Ayah Surya mencegah kepergian Dokter Ryan dan Zasqia."Ayah apa maksud ayah mencegah mereka, biarkan mereka pergi ibu nggak percaya kalau anak kita berbuat seperti itu, Zasqia yang datang ke kota ini bisa jadi kejadian ini sudah dia rencanakan dan Surya di sini yang jadi korban karena di jebak oleh Zasqia."Mendengar itu Ayah Surya membenarkan kata-kata istrinya."Surya ceritakan apa yang terjadi, Ayah nggak mau kamu menjadi laki-laki pengecut dan tidak memiliki moral"Dengan terbata-bata Surya menceritakan dari awal sampai akhir, ayah Surya emosi lalu menampar muka Surya, sekarang kejar mereka suruh mereka kembali."Ayah! apa-apaan ini! Ayah menyuruh mereka pulang, lalu bagaimana nasib pernikahan Lisa dan Surya!""Kamu diam saja bu, bair ayah yang mengurus masalah ini, Surya cepat kejar mereka dan bawa mereka kesini!"Surya langsung berlari mengejar dokter Ryan dan Zasqia, dan dalam hitungan menit mereka be
Surya dan dokter Ryan berlari mengejar Zasqia yang jatuh terpeleset ke bawah, naas tubuh Zasqia berhenti sebab dia terbentur batu besar yang ada di bukit itu, dokter Ryan berlari di depan dan langsung mengambil tubuh Zasqia yang sudah pingsan, dari kepala Zasqia mengucur darah."Zasqia ... Zasqia" Dokter Ryan berusaha membangunkan Zasqia namun Zasqia tetap belum juga sadar."Bagaimana Zasqia?" dengan nafas terengah-enggah Surya mendekati dokter Ryan yang berusaha menyadarkan Zasqia dari pingsan nya."Ini semua gara-gara kamu! kalau sampai terjadi apa-apa dengan Zasqia aku akan menuntut balas padamu!"Dokter Ryan membopong tubuh Zasqia."Kenapa kamu masih berdiri di situ! ayo kita bawa Zasqia ke rumah sakit."Surya mengangguk lalu mereka berjalan ke arah parkiran, banyak juga yang menyaksikan kejadian itu, namun mereka tidak ada yang berani menolong, sebab mereka juga melihat Zasqia jatuh terpeleset saat sedang
"Ampun ... sebab saya telah mengganggu tuan Puteri.""Khi, hi, hi, ... nggak masalah, asal kamu memberi aku imbalan, dan pastinya semakin sering kamu memanggikku maka semakin banyak pengikutku nanti." bisik wanita bergaun merah memiliki muka hancur bau busuk dan amis dan di penuhi belatung di sekujur tubuhnya, bahkan dari setiap pori-pori wajah dan tubuhnya keluar belatung-belatung berwarna putih dan besar, sesekali belatung itu jatuh di bibir wanita itu lalu dengan sigap dia menjilat belatung itu, dan menyisakan lelehan putih sebab belatung itu meletus di luar mulutnya, melihat pemandangan itu dokter Ryan dan pembantu bapak Suganda ingin muntah, namun mereka tahan."Imbalan sudah saya persiapkan tuan Puteri, dan permohonan saat ini bukan untuk meminta kekayaan namun untuk menghidupkan mayat gadis malang ini" tunjuk bapak Suganda ke arah jenazah Zasqia."Khi, hi, hi, hi, ... aku suka dengan yang ini, aku suka dengan kerakusan hati m
Dokter Ryan diam menatap Zasqia, hatinya berkata bahwa yang di inginkan hanyalah kebahagiaan Zasqia dan selalu bersamanya dalam suka dan duka, tapi itu kemaren sebelum Zasqia meninggal akibat ulah Surya, seandainya Zasqia nggak menemui Surya mungkin kejadiannya nggak bakalan seperti ini, meskipun dokter Ryan mencintai Zasqia tapi dia juga ikhlas bial Zasqia memilih dan menikah dengan Surya."Dokter apa yang dokter pikirkan? apakah dokter sebenarnya mencintai Zasqia?" dokter Ryan mengangguk tanpa terasa air matanya mengalir di pipinya, rasanya sakit dan pedih saat cinta tidak harus memiliki, apalagi cinta di pisahkan oleh ajal."Maafkan aku Zasqia sebab sudah membuatmu hidup kembali, sebab aku merasa nggak bisa bila harus hidup tanpamu, entah ini cinta atau sebuah ke egoisan yang pasti aku hanya ingin kamu membalas dendam atas kematianmu.***Magrib pun tiba, pasien yang di tunggu-tunggu Zasqia sudah tiba.
"Ti ... tidak, ibu nggak kenapa-napa, oh iya Zasqia ibu nyari Ryan dulu ya.""Iya bu silahkan."Zasqia melanjutkan ramah tamahnya dengan para tamu yang menghadiri acara perpisahannya itu, menjelang maghrib acarapun selesai, semua tamu sudah pada pulang begitupun dengan ibunda dokter Ryan beliau juga berpamitan untuk pulang."Zasqia ... ibu dan Ryan pamit pulang dulu ya? iya Zasqia saya pamit dulu ya besok pagi saya datang kesini lagi untuk nganter kamu ke Ngawi.""Memang dokter Ryan besok libur ya?""Iya saya sudah mengajukan cuti 2 hari""Maaf bila Zasqia selalu merepotkan dokter""Nggak papa, kita rekan sejawat jadi nggak usah di nilai ini sebuah kebaikan.""Udah jangan sungkan Zasqia lagian ibu malah merasa nyaman kalau kamu di anter sama anak ibu, anggap saja Ryan Aa kamu sendiri ya? sebenarnya ibu ingin ikut cuma kebetulan ibu ada acara juga sama bapak besok, oh iya Zasqia titip salam buat calon tun
"Dokter ... dok, bangung dokter." Zasqia mengguncang tubuh dokter Ryan, selang beberapa menit dokter Ryan melenguh sambil membuka matanya."Ada apa Zas, kamu udah capek nyetir ya, ayo sini gantian aku yang nyetir." Tanya dokter Ryan sambil mengucek matanya."Kita sudah sampai dokter?" jawab Zasqia sambil tersenyum."Apa? sudah sampai? jadi aku tidur lama banget dong Zas.""Enggak dok! dokter tidur sekitar 2 atau 3 jam saja kok!""Tapi kenapa kita sudah sampai, Jawa Barat Jawa Timur itu butuh waktu balasan jam loh, harusnya kita sampai besok siang atau bahkan besok malam.""Ah ... dokter ini terkadang lupa deh dengan Zasqia, ayo dokter kita turun! katanya kita mau ke rumah teman dokter dulu sebelum kita ke rumah dinas saya.""Okey ... okey sebentar ya, aku mau minum dan cuci muka dulu."Setelah itu dokter Ryan dan Zasqia berkunjung ke rumah teman dokter Ryan, mereka adalah teman satu pro
"Surya ... mas Surya ...." Baru saja Surya mau memejamkan mata, dia mendengar ada suara wanita memanggil namanya. "Siapa disana?" Surya menyingkap selimut di kakinya lalu berjalan ke arah jendela sebab suara itu berasal dari sana, Surya membuka tirai jendela menatap ke arah luar namun dirinya tidak menemukan apa-apa, pas Surya membalikan badan dia melihat ada seorang wanita bergaun merah sudah duduk di ranjangnya. "Mas Surya ...." Panggil wanita bergaun merah itu. "Ssssiiii ... siapa kamu!" "Khi, hi, hi ... aku adalah wanita pemilik jantung hatimu!" "Mmma ... maksudmu?" "Yaaaa ... aku adalah wanita yang sangat mencintai mu!" Jawab wanita bergaun merah masih tetap duduk di sudut ranjang tanpa bergeming. "Pergi! pergi kamu dari sini." Surya berjalan ke arah saklar listrik dan menekan tombol on untuk menyalakan lampu, saat lampu kamar menyala wanita itu sudah pergi.
"Ibu ... Siapa wanita tadi, wajahnya kaya nggak asing buat Lisa.""Emmmm ... dia mantan pacar Surya!" Ibunda Surya buru-buru menutup mulutnya setelah sadar barusan dia keceplosan."Mantan pacar? apakah itu yang bernama mba Zasqia ya bu? orangnya cantik banget ya bu?""Iya itu Zasqia, sudah jangan di omongin terus nanti Zasqia keselek, yang penting sekarang Surya adalah calon suamimu!" tidak seperti biasanya ibunda Surya bicara dengan nada tinggi, membuat Lisa sedikit kaget."Ibu? memang apa yang dikatakan mba Zasqia tadi? kenapa setelah berjumpa mba Zasqia ibu kelihatan sangat resah.""Nggak ada apa-apa, ayo buruan pulang ibu merasa nggak enak badan.""Jadi kita nggak jadi ke mal bu?""Nggak usah kapan-kapan aja kita ngemalnya.""Yaaaa katanya kita mau mampir ke butik yang ada di dalam mal itu, buat nyari baju pengantin bu?""Aduuuh kenapa kamu crewet banget sih! ibu bilang kapan-kapan ya kapan-ka