Share

7. Egois

Author: Sm. Soediro
last update Last Updated: 2021-02-25 16:18:53

"Tunggu!"

Ayah Surya mencegah kepergian Dokter Ryan dan Zasqia. 

"Ayah apa maksud ayah mencegah mereka, biarkan mereka pergi ibu nggak percaya kalau anak kita berbuat seperti itu, Zasqia yang datang ke kota ini bisa jadi kejadian ini sudah dia rencanakan dan Surya di sini yang jadi korban karena di jebak oleh Zasqia."

Mendengar itu Ayah Surya membenarkan kata-kata istrinya. 

"Surya ceritakan apa yang terjadi, Ayah nggak mau kamu menjadi laki-laki pengecut dan tidak memiliki moral"

Dengan terbata-bata Surya menceritakan dari awal sampai akhir, ayah Surya emosi lalu menampar muka Surya, sekarang kejar mereka suruh mereka kembali. 

"Ayah! apa-apaan ini! Ayah menyuruh mereka pulang, lalu bagaimana nasib pernikahan Lisa dan Surya!"

"Kamu diam saja bu, bair ayah yang mengurus masalah ini, Surya cepat kejar mereka dan bawa mereka kesini!"

Surya langsung berlari mengejar dokter Ryan dan Zasqia, dan dalam hitungan menit mereka bertiga sudah kembali. 

"Duduk!"

Ayah Surya menyuruh mereka duduk. 

"Saya ikut prihatin dengan semua yang terjadi dengan mu Zasqia, bapak minta maafkanlah anak saya, waktu itu dia khilaf untuk menebus rasa bersalah anak saya, kami pihak keluarga memutuskan."

Zasqia, Surya, juga dokter Ryan semua menatap wajah Ayah Surya, dengan hati berdebar kira-kira keputusan apa yang akan keluarga ini ambil. 

"Jadi kami memutuskan untuk memberikan uang tunai sebesar 20 juta rupiah, kami harap setelah ini masalah Zasqia dan Surya anak saya selesai!"

Dokter Ryan tanpa sadar langsung berdiri, dia menatap wajah ayah Surya dengan tajam, lalu beralih ke Surya lucunya Surya hanya diam menunduk, setelah itu dokter Ryan mendekati Zasqia dan bersimpuh di samping Zasqia. 

"Zasqia menurut saya ini benar-benar keterlaluan, apakah kamu akan menerima uang itu dan menganggap kasus ini selesai?"

Bibir Zasqia bergetar, di tatapnya wajah dokter Surya dengan sendu, lalu Zasqia menggeleng. 

"Mohon maaf bapak dan ibu, harga diri saya tidak bisa dinilai dengan uang 20 juta itu!" Jawab Zasqia bergetar. 

"Oowh jadi uangnya kurang? ini saya tambah 10 juta lagi, menurut saya uang 30 juta sudah cukup untuk membeli harga dirimu!" ucap ibunda Surya mengejek. 

Zasqia menangis sambil menggeleng, lalu dia berdiri dan berlari meninggalkan kedua orang tua Surya tanpa permisi, dokter Ryan mengambil tas Zasqia lalu pergi mengejar Zasqia, begitu juga dengan Surya dia juga ikut berlari mengejar Zasqia. 

"Tunggu, tunggu aku, mari kita mencari tempat untuk bicara" mendengar panggilan Surya Zasqia terus berlari beruntung dokter Ryan berhasil menangkap tangan Zasqia. 

"Zasqia tenang! aku tahu apa yang kamu rasakan, ini sangat sakit tapi menurut ku benar kata Surya kita bicara lagi bertiga dengan tenang, aku juga ingin tahu keputusan apa yang akan Surya ambil."

"Tapi dokter saya sudah terlanjur kecewa dengan semua ini, saya menyerah saya nggak mau mendengar apapun  penjelasan Surya, sebab saya juga merasa minder menjadi menantu di keluarga ini, saya sadar diri dokter saya bukanlah siapa-siapa dibanding Surya."

"Jadi?" jawab dokter Surya. 

"Sebaiknya kita pulang saja dokter, saya nggak mau lagi di sini."

"Okey bila itu yang terbaik menurutmu, namun apakah kamu nggak penasaran dengan keputusan Surya, siapa tahu Surya akan memilihmu dan bertanggung jawab dengan semua perbuatanya, ingat Zasqia kalian pacaran sudah 7 tahun, bisa jadi ini cobaan buat kalian."

"Jadi menurut dokter?"

"Kita coba ikuti saran Surya kita ngobrol di luar!"

Zasqia  menatap Surya lalu menyetujui saran dokter Ryan. 

***

Surya membawa dokter Ryan dan Zasqia ke kawasan hutan pinus Bukit Salju Ngetos, sengaja Surya memilih tempat yang sejuk siapa tahu kenyamanan Bukit Salju Ngetos akan memberi energi positif untuk mereka yang sedang mengalami pikiran kalut, kebetulan juga Bukit Salju Ngetos tempatnya tidak begitu jauh dari rumah Surya. 

"Jadi apa yang akan kamu katakan Surya!"

Tanya dokter Ryan saat mereka sampai di tempat wisata itu, dan mereka juga sudah duduk di pinggiran Bukit sambil menikmati keindahan alam sekitar. 

Surya diam, di tatapnya wajah Zasqia intens hatinya sakit sebab telah melukai Zasqia dengan begitu dalam, satu sisi hati dia ingin terus bersama Zasqia namun dia juga nggak mungkin menyakiti perasaan orang tuanya, walau bagaimna pun tanggung jawab seorang anak laki-laki terhadap kedua orang tuanya sampai orang tua meninggal, dan dia adalah anak tunggal kalau dia menyakiti orang tuanya lalu bagaimana nanti nasib mereka. 

Surya menarik nafas panjang, sebentar menatap langit sambil memejamkan matanya, setelah itu Surya kembali menatap Zasqia dan duduk bersimpuh di kaki Zasqia, sedang dokter Ryan hanya memperhatikan mereka. 

"Zasqia maafkan aku sebab aku telah sakitimu, hancurkan hidupmu apalagi dengan sikap kedua orang tuaku, itu semakin membuat mu terluka, akupun terluka dengan semua ini, namun aku mohon mengertilah  ... mungkin aku dan kamu ditakdirkan bukan untuk bersama, maafkan aku sebab aku memilih orang tuaku, kamu tahu aku anak tunggal bagaimana nasib orang tuaku jika aku melawan kehendaknya, percaya padaku Zasqia mungkin raga ini bisa menikah dengan nya tapi jujur hatiku hanya untukmu, aku sangat mencintaimu, aku mohon mengertilah keadaan dan posisiku, cacilah aku, hukum lah aku atau bunuh saja aku bila itu bisa membuatmu bahagia, sebab jujur saja saat ini hati dan hidupku juga sudah hancur."

Dokter Ryan dan Zasqia sama-sama tidak percaya dengan semua yang Surya katakan, sebab yang dokter Ryan dan Zasqia ingin bukan penjelasan ini yang mereka dapatkan. 

"Kamu keterlaluan Surya, sikapmu terlalu lemah, kamu bilang kamu hancur apakah kamu tidak sadar bahwa hati Zasqia lebih hancur? apakah kamu ingin kalian sama-sama hancur? aku nggak percaya dengan ucapanmu dan aku masih berharap kamu aku yang salah dengar."

"Tidak dokter Ryan kamu tidak salah dengar, kalau memang kamu mau menggantikan posisiku di samping Zasqia aku ikhlas, sebab aku merasa kamu juga mencintai Zasqia."

"Plak  ... bugh, bugh, bugh, dokter Ryan menampar dan memukul Surya dengan kasar, sungguh kesabaran dia sudah habis dalam menghadapi sikap keterlaluan Surya. 

" Tega kamu Surya jujur aku mencintai Zasqia tapi aku menginginkan Zasqia bahagia dengan orang yang di cintai nya, dan aku tahu orang yang dia cintai hanyalah kamu"

"Bugh, bugh, bugh  ... jadi benar dugaanku kan? kalau kalian selama ini selingkuh di belakangku"  Surya kalap dan membalas pukulan dokter Ryan. 

"Hati-hati kamu bicara, Zasqia bukan gadis serendah itu, aku memang mencintainya tapi hanya sebatas teman."

"Aku nggak percaya!" mereka berdua masih adu jotos, Surya dengan perasaan cemburunya, sedang dokter Ryan dengan perasaan benci dengan sikap Surya. 

Tanpa mereka sadari Zasqia berlari meninggalkan mereka dan.... aaaaaaaa.... Surya dan dokter Ryan terkejut mendengar teriakan Zasqia apalagi saat melihat Zasqia jatuh terjun bebas ke dasar Bukit tempat mereka duduk tadi. 

"Zasqia aaaa  ...!" teriak Surya dan dokter Ryan serempak sambil berlari ke arah Zasqia jatuh. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dendam Cinta Zasqia   39. Tidak semua bisa menerima

    Mohon maaf agak telat up kisah Zasqia, qadarullah saya lagi dalam keadaan kurang Vit.Setelah riuhnya tepuk tangan mereda, kini giliran bapak kepala desa berbicara."Assalamu'alaikum selamat siang semuanya, saya selalu kepala desa Dusun Sindang Kerta mengacungi 4 jempol sekaligus kepada ibu bidan Zasqia, ide beliau sungguh sangat briliant, nanti saya akan mengatur kan jadwal pertemuan saya juga berharap kepada dokter Ryan untuk membantu program ini, bagaimana kepada para bapak dan ibu semua, apakah bapak dan ibu setuju dengan usulan ibu bidan Zasqia? Nanti kita akan mengadakan penyuluhan kesehatan di klinik ini, bisa seminggu 1 kali atau 2 kali, semua tergantung kesepakatan bersama, penyuluhan kesehatan ini nantinya akan saya ajukan ke kecamatan, intinya sekarang kita sepakati dulu, baru kita atur jadwal dan perencanaan, silahkan bapak ibu yang setuju dengan program ini silahkan tunjuk tangan, dan bila tidak setuju silahkan beri

  • Dendam Cinta Zasqia   38. Keputusan yang bijaksana.

    "Selamat siang bapak-bapak dan ibu-ibu semua, ada apa ini kok pada berkumpul disini?" Sapa bapak Lurah ramah sesaat setelah keluar dari mobil dan berdiri di samping Zasqia.Para pendemo seketika terdiam, tidak ada satupun yang berani mengeluarkan suaranya, mereka hanya berani kasak kusuk di belakang saja, kini giliran dokter Ryan yang berkata kepada para pendemo."Bapak-bapak, ibu-ibu ada apa ini, kok sepertinya ada keributan di klinik, apa bisa di jelasakan bapak-bapak dan ibu-ibu, itu barusan bapak Lurah juga meminta penjelasan maksud dan tujuan bapak dan Ibu semua berdemo di sini, ayo mari kita musyawarah bersama biar mencari kata mufakat dan damai, nggak bagus atuh bapak, Ibu bila kita bertindak anarkis, kita ini teh ingin semuanya jadi baik, kalau ada masalah mari kita musyawarah kan bersama sama, bapak Lurah bagaimana kalau kita bicaranya sambil duduk-duduk biar enak di pandang gitu.""Iya saya setuju dengan dokter R

  • Dendam Cinta Zasqia   37. Perjuangan Bidan Zasqia.

    Kini satu tahun sudah berlalu, sejak Zasqia menjadi Bidan kepala di Klinik Bersalin Amanda, klinik menjadi semakin ramai, dulu warga sekitar lebih percaya berobat ke dukun, melahirkan dengan dukun, namun setelah kedatangan Zasqia, dengan seringnya Zasqia memberi penyuluhan dan ikut berbaur dengan masyarakat sekitar, lambat laun masyarakat mulai percaya dengan pentingnya parenting pengobatan medis, awal-awal zasqia menjadi bidan kepala tidak luput dari cobaan dan penolakan, apalagi para dukun bayi, mereka sangat takut kalau mata pencaharian mereka mati gara-gara jasa mereka nggak laku lagi, namun Zasqia memiliki ide untuk mengumpulkan para dukun bayi, para dukun pengobatan alternatif, untuk ikut belajar bagaimana cara merawat Ibu hamil, Ibu yang mau melahirkan, dan merawat bayi yang baru lahir, begitu juga kepada dukun pengobatan alternatif Zasqia juga memberi penyuluhan kepada mereka.Awalnya penolakan demi penolakan Zasqia terima, bahkan cacia

  • Dendam Cinta Zasqia   37. Keinginan Ibu Dokter Ryan

    Di rumah doctor Ryan nampak bahagia, senyum manis selalu menghiasi bibirnya. "Ibu perhatikan dari pulang tadi malam anak ibu kok bahagiaaa banget ya?" Tanya ibu saat mereka sedang sarapan pagi di meja makan. "Ah ibu bisa aja, perasaan Ryan dari dulu juga selalu bahagia kok." "Tapi ini beda deh, apaaaa anak ibu sedang jatuh cinta ya?" "Ibu ini ada-ada aja deh, Ryan biasa saja dan nggak lagi jatuh cinta kok bu" "Lagi jatuh cinta pun nggak papa, kan anak ibu dah dewasa, sudah waktunya berumah tangga, apalagi yang kamu pikirkan coba, pekerjaan mapan, keuangan sehat, umur cukup, ayo dong kasih ibu menantu, kalau ibu arisan kadang ibu sedih loh Ryan, sebab kawan-kawan ibu sudah punya cucu semua, padahal anak ibu ini udah lah ganteng, tajir melintir dan dokter lagi, udah lah Ryan jangan terlalu banyak memilih pasangan, kalau sudah cocok, ayo langsung di halal in saja." "Ah ibu ini, selalu ituuuu aja yang ibu bahas Ryan jadi nggak

  • Dendam Cinta Zasqia   36. Penasaran.

    Di rumah doctor Ryan nampak bahagia, senyum manis selalu menghiasi bibirnya. "Ibu perhatikan dari pulang tadi malam anak ibu kok bahagiaaa banget ya?" Tanya ibu saat mereka sedang sarapan pagi di meja makan. "Ah ibu bisa aja, perasaan Ryan dari dulu juga selalu bahagia kok." "Tapi ini beda deh, apaaaa anak ibu sedang jatuh cinta ya?" "Ibu ini ada-ada aja deh, Ryan biasa saja dan nggak lagi jatuh cinta kok bu" "Lagi jatuh cinta pun nggak papa, kan anak ibu dah dewasa, sudah waktunya berumah tangga, apalagi yang kamu pikirkan coba, pekerjaan mapan, keuangan sehat, umur cukup, ayo dong kasih ibu menantu, kalau ibu arisan kadang ibu sedih loh Ryan, sebab kawan-kawan ibu sudah punya cucu semua, padahal anak ibu ini udah lah ganteng, tajir melintir dan dokter lagi, udah lah Ryan jangan terlalu banyak memilih pasangan, kalau sudah cocok, ayo langsung di halal in saja." "Ah ibu ini, selalu ituuuu aja yang ibu bahas Ryan jadi nggak

  • Dendam Cinta Zasqia   35. Kenangan Bersama Zasqia.

    Satu minggu sudah ber lalu, sejak pertemuan itu Zasqia mencoba mencari alamat dokter Ryan, entah kenapa juga waktu itu Zasqia lupa minta nomer hp dokter Ryan, karena kesibukan mengurus dan merawat pasien Zasqia juga tidak memiliki kesempatan untuk bertanya ke teteh Kokom.Hingga di suatu hari, setiap malam selasa di minggu ke dua, Klinik Bersalin Ananda ada jadwal USG dan dokter bedah kandungannya adalah dokter Ryan, karena Zasqia adalah Bidan kepala yang masih baru, jadi dia harus mengikuti jadwal kunjungan dokter Ryan, Zasqia sendiri tidak tahu bahwa dokter yang di ceritakan open suster, dokter yang dia dengar dari cerita mereka adalah dokter singgle yang sngat than adalah dokter Ryan, hingga saat para suster mengelu-elukan kedatangan dokter Ryan Zasqia ikut-ikutan penasaran dan dia juga ikutenunggu kedatangan dokter Ryan di lobby ruang tunggu klinik bersalin Ananda.Alangkah terkejutnya Zasqia dengan apa yang dia lihat, ternya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status