Share

Chapter 3 - Set pertama 1-2

Sebenarnya jika nama Narcissus disandingkan dengan seorang Darren  William Sirius itu tidaklah cocok.

Karena dalam cerita, Narcissus digambarkan sebagai orang orang yang mencintai dirinya sendiri, bahkan ia tak sempat mencintai orang lain apalagi wanita. Begitupun jika Darren di samakan dengan Zeus juga tidak cocok, satu-satunya hal yang mungkin bisa di samakan adalah kegenitan dan ketidakmampuan mengontrol cacing dibalik celana mereka. Lagipula di setarakan dengan Zeus itu terlalu berlebihan bukan?

Tak ada istilah yang cocok dengannya selain playboy. Lalu bagaimana bisa ia disebut Narcissus? Karena ketampanannya? Well, beberapa orang yang sakit hati terhadapnya di mana mayoritas adalah perempuan susah mengakui sifat narsis dari seorang yang bernama Darren William ini. Dan sepertinya memang tidak bisa dipungkiri satu-satunya yang menyelamatkannya adalah ketampanan oh ya juga hartanya, meskipun itu warisan--sih. Darren berwajah tampan bak dewa, tapi Jane akan lebih logis mengatakan itu karena Darren memiliki darah Kaukasian dimana itu adalah tempat dewa Olympus berasal karena Olympus bukanlah nenek moyang orang Asia!

Tapi ada banyak yang menyebut ia salah satu mahakarya pahatan Tuhan yang paling mempesona dan ada lebih dari sepuluh orang yang akan mengamini pujian berlebihan ini.

Orang-orang mengatakan yang membuatnya mempesona adalah dagu lancipnya, gigi taringnya, sorot kilau netra biru lautnya dan kulit putih pucatnya yang laksana vampir itu memamerkan garis nadi pembuluhnya. Itulah yang ada di setiap benak wanita yang pertama kali melihatnya. Begitulah yang di katakan member dari forum fans Darren.

Dari sudut pandang Darren, Darren hanya tidak menyia-nyiakan atas anugerah yang diberikan Tuhan  padanya itu. Dengan cara yang unik, dan luar biasa—setidaknya itu menurutnya yaitu menuruti keinginan para wanita yang kehausan atas afeksi.

Para wanita selalu menatapnya lapar, ingin menyentuh kulit vampirnya atau sekedar menghirup wangi citrus dan kayu ek yang menguar dari tubuhnya.

Mereka bergejolak dengan fantasi liar yang bahkan Darren tak pernah bayangkan sebelumnya, bergelut dengan lenguh tertahan yang menyiksa.

Dan Darren dengan sangat baik tahu bahwa mereka harus melampiaskannya. Ia hanya berbaik hati membiarkan mereka mencicipinya, sepenuhnya Darren  tahu bahwa hasrat dan gejolak merupakan salah satu kebutuhan manusiawinya. Amat sangat menyiksa bukan jika kita menahannya? Ini bagian dari perintah Tuhan, berbagilah dengan sesamamu.

Itu membuat Darren sedikit kesal di mana ia di sebut penjahat seksual padahal ia hanya membantu melampiaskan. Jadi di mana letak kejahatannya? Ia hanya memenuhi kebutuhannya sekaligus memberikan kesempatan pada kaum wanita yang berhasrat padanya untuk mencicipinya. Jika kita meniliknya dengan sesama bukankah ini hanya terlihat bagai simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan? Seharusnya di zaman maju seperti ini semua orang berpikir modern sepertinya.

Tapi, lupakan. Manusia hanya akan mendengar apa yang mereka ingin dengar, apalagi itu tentang keburukan seseorang. Fuck this off people treat him like a horrid asshole.

Dan itu karena gadis Jepang bertumbuh pendek bernama Jane Ainsley.

Darren adalah seorang yang berpikiran sederhana  selama wilayah teritorialnya tidak di usik, Darren akan membiarkanmu menikmati tidurmu dengan tenteram namun jika kau mengusiknya sedikit saja maka jangan harap kau masih bisa tidur nyenyak. Tak peduli jika itu adalah seorang wanita, Darren akan memburunya.

“Tuan Albern!” Darren tersenyum memamerkan taring vampirnya seraya menyapa seorang lelaki paruh baya yang tengah menikmati segelas teh dengan potongan canele di dessert platenya. Alisnya berkerut saat menatap lelaki muda yang baru saja menyapanya itu.

“Darren?”

Suatu suara berat lain menginterupsi terdengar terkejut, tatkala ia melihat pemuda yang tengah menuangkan teh pada cawan keramik putih dengan ukiran emas khas Eropa.

“Halo dad” pemuda itu menjawab tanpa mengalihkan perhatiannya dari tea pot yang terkait di jarinya

“Oh jadi ini anakmu, William?” lelaki paruh baya yang tadi kita ketahui adalah Tuan Albern itu tersenyum takjub melihat bagaimana hormatnya sang anak muda

“Keturunan William memang sungguh rupawan! Seharusnya kau mempertemukan aku dengan kedua anakmu lebih cepat.” tuan Albern tersenyum sebelum ia menyeruput habis tehnya.

“Hahaha itu berlebihan!” jawab lelaki paruh baya lain beriris mata biru terang itu menepuk pundak sang anak muda. Darah Eropa terlihat mengalir jelas dibalik kharisma dan ketampanannya laksana ukiran dewa.

“Kenapa kau disini?” bisik lelaki paruh baya beriris biru terang itu

“Menemui calon mertua.” jawab anak muda itu enteng

“Mertua? Apa maksudmu?” bisik pria setengah baya bergaris wajah Eropa itu geram

“Ingat wanita yang datang ke meeting resort ku tempo hari lalu?” tanya Darren

“Dua wanita aneh berambut pirang tak berpendidikan dan itu adalah kekacauan konyol-“

“Bukan dad ini wanita terakhir. Wanita berpenampilan elegan dengan kunciran rambut hitamnya. Tubuhnya mungil, namun berisi dengan pas--“

“Itu seperti ciri-ciri gadis disana- gadis yang tengah berjalan kemari” ungkap tuan William menunjuk seorang wanita yang berjalan dengan anggun ke arah tuan Albern. Membuat Darren ikut memutar tubuhnya pandangannya dan melihat gadis bertubuh mungil dengan tatapan elang namun menunjukkan bagaimana eksistensinya sebagai dewi Athena, kepintaran dan aura yang tak terbantahkan tengah berjalan ke arah meja mereka.

“Kau benar, dad. Kau harus tahu dad wanita inilah yang terakhir aku tiduri, dan aku ingin bertanggung jawab atasnya.” ungkapnya gentian menepuk pundak sang ayah yang melotot kaget mendengar pengakuan sang anak.

“A-apa? Tunggu itu gadis yang kemarin ke kantor?” tuan William terlihat panik

“ayah di sini?”

Gadis yang baru saja menjadi topik pembicaraan ayah dan anak itu menyapa tuan Albern dengan senyum elegan khasnya

“Oh Jane kau juga di sini? Suatu kebetulan yang sempurna!” jawab tuan Albern terlihat bersemangat.

Rambut gadis yang diikat satu itu terkibas, lalu ia tersenyum dan menunduk hormat pada sang ayah

“Ah tentu sempurna karena di momen ini Anda juga bertemu dengan calon menantu Anda. Saya, Darren William  Sirius ingin menikahi putri anda.” ucap Darren seraya berjalan kearah Jane, menatapnya dengan tatapan penuh makna sementara tangannya bergerak menyusup tangan Jane. Jane merasakan bulu romanya meremang, ia segera menepiskan sentuhan tangan Darren padanya dengan jijik.

“Kau kehilangan otakmu? Dan kenapa kau di sini?” tanya Jane  menatap horor pada Darren yang tengah tersenyum tebar pesona namun bagi Jane senyumannya itu terlihat sungguh menggelikan. Sebenarnya Jane tidak mendengar apa yang baru saja Darren ucapkan,  Darren pun berharap Jane tak mendengar apa yang baru saja diucapkannya. Karena jika Jane mendengarnya tadi, ia pasti akan mendapatkan tamparan panas di pipi lalu rencananya gagal total.

Tapi untungnya gadis itu terlalu pendek untuk mendengar dan melihat gerakan mulutnya. Darren terkekeh dalam hati, sungguh bocah menyedihkan. Dengan kebaikan hati Darren, Darren akan membelikannya susu tinggi kalsium nanti.

“Oh astaga Albern, aku sungguh minta maaf atas kebodohan anakku, aku benar-benar menghancurkan persahabatan kita.” ucap tuan William terduduk yang berseberangan dengan kursi tuan Albern.

“Ada apa dengan anakmu? Persahabatan kita?” tanya tuan Albern bingung. Sementara Darren memekik senang, jadi dua orang ini bersahabat? Oh lihat Dewi Fortuna saja pasti terpesona hingga terus memberinya keberuntungan.

“Anak keduaku, Darren sudah meniduri anakmu,” jawab tuan william tertunduk malu bahkan menutupi wajahnya dengan sebelah tangan.

“Meniduri?” ulang tuan Albern menatap Jane kaget.

“Ayah dengar, Ini tidak- heh kau! Apa yang baru saja kau katakan? Kau mengarang ha?” tanya Jane geram. Ia sungguh tak mengerti dengan apa yang dibicarakan lelaki yang menurutnya bajingan dengan sejuta tipu daya itu pada ayahnya dan tuan William.

“Aku sungguh minta maaf, aku juga baru mengingat bahwa beberapa hari yang lalu putrimu mendatangi kantor anakku dan menanyakan Darren aku seharusnya sadar bahwa ia datang untuk meminta pertanggung jawaban. Aku sungguh tidak tahu bahwa gadis cantik itu anakmu. Jika aku tahu, aku bersumpah akan membunuh Darren untukmu.” ungkap tuan William  terlihat sangat menyesal, Darren tak bisa menyembunyikan senyum senangnya berbanding terbalik dengan Jane yang menatapnya dengan tatapan membunuh.

“Ayah itu bohong, aku bersumpah! Aku tidak pernah melakukan apa yang baru saja dikatakan lelaki gila di sampingku ini!" Ungkap Jane terlihat amat sangat geram, seakan dikepalanya keluar asap. Ia sungguh kesal, apa yang diinginkan lelaki gila itu? Mengaku menjadi tunangan agar bisa menjadikan tanahnya sebagai warisan bersama? Itu terlalu jauh!

“Oh astaga ini cukup mengejutkan, dan untungnya aku tidak terkena serangan jantung,” ungkap tuan Albern mengelus dadanya lalu terkekeh

“Ayah, ini sungguh tidak seperti yang kau bayangkan. Percayalah padaku!” ucap Jane sedikit frustrasi dengan tudingan sang ayah. Ah sial kepalanya berdenyut pening.

“Jadi apakah kau mau memberikan restu pada Darren untuk bertanggung jawab terhadap putrimu?” tanya tuan William

“Sebenarnya ini tidak jadi masalah bagiku mereka sudah dewasa dan wajar untuk melakukan itu. Tapi bagaimana dengan anak pertamamu?” tanya tuan Albern terlihat bingung. Darren semakin tersenyum lebar menatap Jane yang panik, Jane pasti dapat merasakan aura kemenangan Darren dan cemoohan seakan Darren berkata ‘ini balasan untukmu’.

“Sudahlah! Ternyata anakmu menyukai Darren. Jadi mari biarkan mereka bahagia, soal anak pertamaku aku akan bicara padanya.” ungkap tuan William  melirik Darren  dan Jane  bergantian

“Ayah aku tidak—tunggu, kau menjodohkanku tanpa bertanya padaku?”

Tuan Albern tersenyum canggung. Keadaan semakin buruk bagi Jane, jadi ia memang akan di jodohkan? Itu sesuatu yang amat sangat tidak mungkin baginya.

“Sudahlah sayang, kau tidak usah malu. Usiamu sudah lebih dari dua puluh lima tahun. Bukan hal tabu untuk melepaskan gairahmu pada pria. Aku justru senang akhirnya kau melakukan itu. Kau sempat membuatku berpikir bahwa kau mungkin, mencintai sahabatmu Nana, dan um.. itulah yang membuatku berinisiatif menjodohkanmu. Tapi lihatlah! ternyata kau sudah mempunyai hubungan spesial dengan Darren itu membuatku sangat bahagia.“ ungkap tuan Albern yang sukses membuat wajah Jane memerah karena malu dan juga penuh amarah.

“Aku hanya berusaha mempertahankan budaya Timur! Kami wanita Kyoto tidak melakukan hal seperti free sex, one night stand, dan lain sebagainya seperti yang biasa dilakukan putera anda, Darren William yang senang berganti-ganti wanita.” ungkap Jane yang kini menyeringai menatap Darren  yang tatapannya terlihat menggelap karena malu dan kesal.

“Oh astaga benarkah begitu?” tanya tuan Albern terlihat kaget

“Aku bahkan membuat penyelidikan mengenai para korban! Maka dari itu, ayah yakin akan memberikan restu padanya? Kau akan menyerahkan anak gadis satu-satunya ini untuk menjadi mainannya?” tanya Jane semakin tersenyum seraya melirik Darren seakan meledek dan memamerkan skor 1-2 terhadapnya.

“Maafkan saya, budaya barat sempat membuat saya terjerumus pada pergaulan yang tidak sopan bagi gadis Kyoto terhormat sepertinya. Tapi saya akan berusaha merubah diri demi putri anda. Saya akan mengikuti budaya Jepang seperti ibu saya.” Darren menunduk dengan penuh hormat saat mengatakan itu, dan itu membuat dua orang paruh baya di sana mematung, atmosfer di restoran yang megah itu berubah sendu. Sementara Jane terkejut menatap Darren, pria ini memiliki darah Jepang? Tak terlihat sedikit pun!

Darren terlihat mengakui kesalahannya, merundukkan kepalanya rendah berharap tuan Albern akan luluh dan berempati padanya.

“Hem.. Tidak ada sikap yang paling gentleman dari seorang pria, selain mengakui kesalahannya, anak muda. Kau seorang  pria yang jujur dan tidak berusaha mengelak! Kau jodoh yang tepat untuk putriku! Kalian pasangan yang menakjubkan!” puji tuan Albern dengan tatapan berbinar seakan baru saja menemukan berlian di pertambangan yang dua muda mudi itu speechless. Ini di luar dari dugaan! Darren tak berpikir bahwa tuan Albern akan menatapnya setinggi itu.

“Tuan Darren yang terhormat, bisakah kau ikut aku keluar sekarang? Tanya Jane melirik Darren tajam.

“Tentu nyonya William, yang terhormat” jawab Darren  menggoda

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status