—43—
Richard bergegas setelah limosin Jjonathan keluar dari gerbang rumahnya beberapa menit setelahnya.
Dia memakai mantel nya dan beranjak keluar menggunakan helikopternya. Membelah langit yang cukup mendung namun tak menyurutkan semangatnya untuk mencari wanitanya.
Sialan kau Nathan! Ucapanmu seperti mantra di kepalaku, berputar terus berulang-ulang. membuat telingaku berdengung! batin Richard.
Ia mulai mengudara menggunakan helikopter. Dia berniat mencari Sheryl ke Rusia. Tempatnya dulu bermalam saat misi bersama dengan Sheryl untuk pertama kalinya.
Richard teringat, setelah kedatangan Jonathan ke rumah. Mengingat pertemuannya dengan Sheryl ketika mereka membantu Jonathan menyerang kakeknya sendiri.
Selama beberapa hari ini… bukan Richard tak mencari keberadaan Sheryl… Dia mencarinya, beberapa hari setelah kepergian ayah dan ibunya. Namun Sheryl telah pergi dari kediaman Wilfred di
—44— Sheryl melongo tak percaya melihat Richard yang bertingkah menyebalkan seolah tak terjadi apapun. Ditambah dengan ucapannya yang mampu membuatnya menyesal telah menangisi pria itu beberapa malam terakhir. Sheryl mengedipkan matanya berkali-kali saat Richard menyuruhnya istirahat. "What the he—" "Hei… ini tempatku… kenapa kau bertingkah seolah aku yang menumpang disini?!" tukas Sheryl. Melangkah dengan tergesa mengejar Richard sebelum pria itu menutup pintu kamarnya. Rasanya ia sangat ingin memberikan satu tamparan lagi untuk menyadarkan pria tersebut. “Kau! Sungguh tak tahu malu! Bisa-bisa nya kau bertingkah seolah tak ada yang terjadi, bahkan beberapa menit sebelumnya. Kau datang dan mengungkapkan penyesalanmu. Aku tak percaya jika seperti ini tingkahmu!” Sheryl menukas bertubi-tubi. Hingga tanpa sadar dirinya telah masuk ke dalam kamar dan pintunya sudah ditutup rapat saat Richard memutari dirinya ketika Sheryl menunjuk Richard menggunakan telunjuknya. Lalu pria menyebal
_THE END_ Tiga hari kemudian... Setelah para wanita beraksi meyakinkan Sheryl... Dan mereka mendapatkan kegagalan yang sama. Sheryl sama keras kepalanya dengan Richard. Hingga Kingswell harus kembali turun tangan demi memaksa Sheryl untuk menemui Richard. Sheryl yang merasa berhutang budi kepada Kingswell, terpaksa menuruti perintah Kingswell untuk menemui Richard. Maka dari itu… disinilah Sheryl. Berdiri di hadapan pria yang memunggunginya menatap jendela kaca yang terbuka, membiarkan udara masuk ke dalam kamarnya. Menghembuskan angin ke kulit tubuh liatnya yang tak mengenakan apapun. Begitu juga dengan Sheryl yang melipat kedua tangan di depan dadanya. Merasakan hembusan angin yang bertiup menerpa kulit wajah dan menerbangkan rambut yang digerai ke belakang bahunya. "Richard… aku hanya akan menjelaskannya sekali, kau harus mengerti keadaanku…. Aku-" "Aku mengerti, Sheryl…." Richard memotong ucapan Sheryl. Dia berbalik dan menatap dingin wanita itu. Bagaimana ia tak mara
_EPILOG_Richardberdiam menatap pergerakan Sheryl yang sedang sibuk ke sana ke sini. Mencari-cari gaun yang cocok untuk dikenakan wanita itu.Ini adalah salah satu cara Richard untuk tetap bisa berada dekat dengan Sheryl, walau tetap hanya dalam jarak yang tak kurang dari satu meter. Setidaknya, ia masih bisa melihat wanita itu.Di sebuah butik terlaris di kota London tepatnya di kawasan Knightsbridge. Sebuah kawasan pemukiman elit dan retail eksklusif di London barat. Tempat ini disebut sebagai rumah bagi toko-toko mahal dari fashion inggris dan international. Termasuk department store terbesar di inggrisharrodsdan departmentharvey nichols.Bisa dikatakan semua itu sangat berlebihan bagi Sheryl. Namun baik Ibu dan Anak itu tak memikirkan masalah biaya. Apalagi semua ini demi pernikahan mereka… Richard hanya ingin memberikan yang terbaik bagi wanitanya saat ini.Dan
—Prologue—Richard mengejar David yang tak lain adalah seorang wanita yang menyamar sebagai orang kepercayaan Kingswell. Dia penasaran dengan nama sebenarnya seorang wanita keturunan Berlin yang menyamar dan menipu dirinya.Saat ini, mereka masih berada di Saudi Arabia untuk menghukum musuh dari sahabatnya -Jonathan Walz-.David berhenti dan memasuki sebuah ruangan yang di sebut kamar. Mereka menginap beberapa hari dan diberikan ruangan masing-masing untuk beristirahat.Richard yang penasaran dan nekad, memberanikan diri mengikuti David memasuki kamarnya.Namun baru saja Richard melewati pintu dan menutupnya, tiba-tiba saja sebuah pisau belati menahan gerakannya yang baru saja berbalik badan. Pisau belati yang terarah ke dadanya itu begitu mengkilap seperti habis diasah dengan batu pengasah.Seringai dari bibir seksi David terlihat. "Sudah kukatakan berapa kali... Jangan mencari tahu diriku! Apa kau bebal?!" tukas David."Apakah sebuah nama
Berlin, German. Pada akhirnya seorang Sheryl Calla Wilfred, menyerah karena sifat keras kepala yang dimiliki pria asal London, Inggris. Bernama Richard Dowson.Pria licik yang sialnya begitu tampan dengan tubuh atletis dan terawat, mengikutinya secara diam-diam. Lalu muncul di apartemennya lebih dulu dan seolah dia adalah penghuni tempat itu."Hei... Kau sudah sampai?" tanya Richard dengan santainya.Membuat si pemilik apartemen terkejut mendengar suara berat milik Richard. Awalnya wanita berambut panjang dengan tubuh langsing itu sempat curiga dengan keadaan yang aneh di apartemen mewah yang memiliki nuansa hitam dan putih. Interior yang digunakan pun rata-rata antara perpaduan dua warna yang membuat kesal minimalis terlihat memanjakan mata.Namun hawa seorang manusia yang seharusnya tak ada, dirasakan Sheryl begitu memasuki apartemennya itu.Sheryl bahkan sudah mengeluarkan pistol kecil untuk berjaga-jaga j
Richard membawa Sheryl ke tempat jajanan festival di pinggir kota. Suasana ramai dengan pengunjung yang berlalu lalang dan beberapastandjajanan tertata di bagian-bagiannya masing-masing.Richard membuka jas dan menggulung lengan kemejanya serta mengganti sepatu pantofelnya menjadi sepatu sneakers."Ayo... aku sudah lapar," ajak Richard."Kenapa kau mengajakku ke sini?" tanya Sheryl, enggan keluar dari mobil."Kau memakai pakaian santai seperti ini, aku harus mengajakmu kemana? Hutan?!" Richard bertanya balik."Aku tak meminta untuk diajak makan. Aku hanya ingin pistolku kembali! Jadi jangan membuatku membuang waktu untuk makan denganmu!" tukas Sheryl."Hah... perutku semakin lapar setiap kali kau mengoceh!" runtuk Richard.Dia keluar dari mobil meninggalkan Sheryl yang masih enggan untuk keluar.Richard memutari mobilnya, dan mengetuk kaca jendela di samping Sheryl."Kau yakin tak ingin keluar?" tanya Richard."
-03-Richard membuat dirinya seolah pemilik apartemen Sheryl. Dia dengan santainya memakai dapur mininalis dengan nuansa hitam yang mendominasi dapur tersebut, terdapat minibaruntuk sekedar membuat minuman.Seperti yang sedang dilakukan Richard saat ini. Dia sedang membuat dua gelas kopi dan roti panggang selagi menunggu Sheryl memakai pakaiannya."Yah... dia tetaplah seorang wanita, selalu lama saat merapikan diri," gumam Richard.Hingga beberapa saat kemudian suara dari pintu kamar Sheryl terbuka, Richard menoleh dan mengangkat nampan berisi kopi dan roti, memindahkannya ke atas meja makan bundar dan memiliki empat kursi yang mengelilingi meja itu."Siapa yang mengijinkanmu memakai dapurku?!" tukas Sheryl.Richard mengedikkan bahunya. "Well... Nantinya aku akan menjadi penghuni tempat ini juga. Jadi aku mencoba membiasakan diri," jawab Richard."Siapa yang ingin menjual tempat ini padamu?!" ketus Sheryl.Richard mendekatk
04—Siang yang terik membangunkan Richard dari lelapnya. Setelah mendapat kenikmatan yang indah dari percintaannya dengan Sheryl. Keduanya sempat terlelap karena lelah.Namun Richard tak menyadari bahwa Sheryl telah beranjak dari pelukannya dan pergi dari apartemen dengan sebuah pesan ditinggalkan di nakas.Hei Bastard…! kau sudah bangun?Aku pergi sebentar untuk menemui Shello.Di meja makan sudah kusiapkan makanan untukmu, panaskan dan makanlah.-Black swan-Richard terkekeh membaca pesan singkat dari Sheryl. Merasa lucu dengan wanita yang kemarin menolak panggilan darinya.Dan sekarang… wanita itu yang menamai dirinya seperti itu.“Dasar wanita… tak suka tapi menggunakan panggilan itu juga,” gumam Richard terkekeh.Dia turun dari ranjang menuju ke kamar mandi. Berniat menyegarkan tubuh dari lelahnya kegiatan tadi pagi.Setelah terlihat lebih segar. Dia keluar dari kamar dan berniat memanaskan makanan yang Sheryl ma