Share

Chapter 5

Flasback on

Berlari kencang, pria ini bahkan tidak peduli jika sepatunya akan kotor karena lumpur. Dengan semangat mengeluarkan bingkisan yang berada ditasnya bahagia, sudah lama mereka tidak saling bertemu.

Pria tampan dengan senyuman manis berdiri dengan bingung,

"Kemana dia?" Ucapnya melihat kotak rumah Karina yang kosong.

"Andrew" Panggil bocah lelaki.

Andrew menoleh dan memandang datar anak kecil. Kenapa setiap kali melihat wajahnya Andrew langsung kesal,

"Bocah, aku lebih tua darimu"

Andrew kembali melihat sekitar tanpa perduli anak bocah dihadapannya.

Anak bocah menarik ujung baju Andrew,

"Mencari kakak cengeng"

Tanyanya  dengan wajah polos.

Tersenyum manis,

"Iya, dimana Karinaku?" Mengacak rambut bocah gemas.

"Dia bukan karinamu dan Juhan tidak tau, tanya saja sama orang lain" Pergi meninggalkan Andrew sendiri.

Andrew mendengus menatap kepergian bocah yang sangat arogan,

"Bagaimana mungkin dia tidak berubah sama sekali" Berjalan sekitar untuk mencari Karina.

.

.

Andrew  memasuki gedung tua dengan santai, dia akan menanyakan pada paman alex. Semua orang disini sudah sangat mengenal Karina. 

"Hei! Andrew" panggil pria tua.

tersenyum,

"Tuan Joe" Sapanya ramah.

Tuan Joe tersenyum,

"Kamu mencari Karina?"

"Ya, apa anda melihatnya?"

Tuan Joe tersenyum hambar,

"Maafkan saya, tapi Karina sudah tertangkap sama anak buah John"

Bingkisan yang berada ditangan Andrew jatuh seketika,  "Apa maksudmu? Apa dia ditangkap oleh bajingan itu!"

Pak Joe memegang bahu anak muda ini. emosinya sungguh buruk,

"Tenang Andrew, kamu harus mendengarkan paman"

"Bagaimana aku bisa tenang!"

"Paman tidak bisa membantu karena saat itu John datang secara tiba-tiba, kamu harus segera menemukannya"

Andrew langsung berlari memanggil nama Karina seperti orang gila, dia tidak akan pernah memaafkan John jika suatu terjadi pada Karina.

Flasback off

Semenjak hari itu Andrew bersama adiknya Jimmy mencari Karina ke semua tempat penjualan manusia  yang berada dikota bawah, bahkan mereka harus menyamar menjadi seorang pebisnis dan memakai jas untuk bisa masuk ke dalam.

Andrew dan Jimmy memang bekerja sebagai penyeludup barang ilegal dari kota bawah-atas, dengan pengetahuan ini dia bisa tahu dimana John akan  menjual Karina.

Andrew sedang berbicara dengan seorang algojo, "Saya ingin mencari seorang gadis  bernama Karina"

Wanita tua tersenyum genit,

"Maaf manis, tapi disini tidak ada yang bernama Karina" Dengan genit membelai lengan Andrew secara sensual.

Andrew terlihat cuek dengan tindakkan wanita tua, "Bukankah John sering menjual orang kemari?"

Tertawa manis, "Kamu benar, tapi sudah 6 bulan dia tidak kemari" Menyenderkan tubuh ke meja dengan malas, sungguh bosan meladeni pertanyaan seperti ini.

Andrew bangkit dan meninggalkan ruangan terkutuk itu. Dia tersenyum saat melihat adik bantetnya,

"Apa kau menemukannya?" Tanya Jimmy penasaran.

Andrew menghela nafas,

"Tidak, jim aku khawatir sama Karina" 

Mengusap rambutnya kasar.

Jimmy mengerti perasaan saudaranya dia tau jika Andrew  mengkhawatirkan Karina, begitupun dengannya.

"Kita akan mencarinya lagi, Jimmy yakin pasti akan segera ketemu" Menepuk pelan bahu Andrew.

Tersenyum ,"Kuharap seperti itu"

.

.

Karina menatap Yolanda dari tadi, sedetikpun matanya tidak dialihkan dari wanita pucat yang sangat menyebalkan.

"Baby buka buka mulutmu" Ucap Mike, dengan sabar menyuapinya es krim vanilla kesukaan Karina.

Karina membuka mulut dengan patuh, tapi tatapannya tidak pernah lepas dari Yolanda.

"Berhenti menatapku gendut" Ucap Yolanda datar hingga membuat Karina naik darah.

"Mike! Karina dibilang gendut uweeeeee" Mengadu lucu, memeluk Mike yang berada disampingnya dengan posesif.

Yolanda berdecih, kenapa anak ini jadi seperti bayi sekarang! dan apa-apaan itu pura-pura menangis segala. Apakah dia tidak melihat jika wajahnya terlihat sangat menjijikkan.

"Yolanda minta maaf" Perintah Mike, membelai punggung Karina dengan lembut.

Menggeleng, "Kenapa harus aku? dia yang salah kenapa terus menatapku dari tadi" Kembali membaca buku dengan cuek.

Karina melepaskan pelukan Mike,

"Itu salah kamu!, kenapa membuang pudingku" balasnya kesal.

Tersenyum licik, "Maaf, ku kira sampah tadi"  Memasang tampang watados.

Karina merengut sedih,

"Wah...huhuhu~ padahal itu kan puding buatan Mike hiks, jahat! " Ucap karina sambil misuh-misuh dan langsung di peluk oleh Mike.

"Sayang, lupakan puding karena aku bisa membuatnya lagi nanti. Sekarang kita makan siang"

Karina mengangangguk, melihat Yolanda garang "Aku benci kamu!" Membuang muka dengan ucul.

Yolanda menatap aneh Karina, anak itu marah atau sedang melucu. Coba lihat mukanya seperti anak kucing minta dipungut.

Mike membawa Karina keluar ruangan, sebelumnya Mike yang berada di kantor  sedang melihat file-file penting. Hari ini dia sangat sibuk, tapi tiba-tiba Karina datang dan berteriak dengan Yolanda  berjalan santai dibelakangnya.

Yolanda terus menatap punggung Mike yang mulai menghilang dibalik pintu

"Jika dia tidak ada, bisakah kita kembali seperti dulu Mike" Ucapnya sendu.

.

.

John terus mencari di semua bar dan juga hotel yang menyediakan para wanita pelayanan khusus, tapi dia tetap tidak bisa menemukan Karina.

"SIALAN! DIMANA ANAK TIKUS ITU BERSEMBUNYI" Teriak John, membanting meja yang berada di depannya dengan marah.

Anak buah john hanya bisa diam menunduk, mereka juga bingung kenapa karina tidak bisa ditemukan dimanapun. Seharusnya mereka bisa dengan mudah menangkap Karina.

"KALIAN SEMUA CARI DIA SAMPAI KETEMU! JIKA TIDAK AKAN KUHABISI KALIAN"

Setelah itu mereka semua langsung keluar dan meninggalkan ruangan. John  mengepalkan tangannya erat,

"Lihat saja Karina, sejauh mana kau bisa lari dariku", tersenyum licik.

.

.

Karina sedang tiduran di atas ranjang kamarnya, dia terus memandangi jam yang berada di meja kecil samping ranjang.

"Lama sekali jam satu" Gumannya pelan.

Berguling-guling seperti ulat di atas ranjang, dengan sabar menunggu bibi Anna datang memanggilnya. Hari ini dia akan ikut bibi anna ke mall untuk belanja perlengkapan dapur.

Sebenarnya mike sudah melarangnya untuk ikut, karena belanja bukan tugas yang harus dia lakukan. Tapi dengan santainya Karina berkata, 'Mike saya juga harus belanja untuk kebutuhan'

Pertama Mike sempat bingung apa yang dimaksudkan dengan kebutuhan Karina? tapi setelah paman Joe bilang kalau nona muda  hanya ingin belanja makanan.

Mike langsung paham, membiarkannya untuk ikut pergi belanja kebutuhannya.

Clekk

Bibi Anna datang dan tersenyum,

"Nona, kita berangkat" menghampiri Karina yang kesusaha untuk bangun karena acara bergulingnya tadi.

Karina tersenyum, "Baik bibi" Menarik tangan bibi Anna dengan perasaan senang.

.

.

Karina sedang memilih makanan yang akan di belinya, "Rasa keju atau jagung ya" Bingungnya,  dengan tangan di dagu dia mulai berpikir.

Bibi Anna dan pak Joe hanya bisa tertawa, pak Joe sendiri sengaja ikut untuk mengawasinya sesuai perintah. Mike takut jika Karina akan terluka atau tersesat.

"Paman Joe, menurut paman keju atau jagung?" Tanyanya ragu.

Paman Joe membuat pose seolah-olah berpikir keras, "Bagaimana jika jagung"

Karina mengangguk mengerti,

"Ok, aku akan ambil rasa cokelat" Finalnya.

Paman Joe langsung tertawa lucu melihat tingkah lakunya.

Bibi Anna hanya bisa tersenyum lagi melihat tingkahnya yang aneh-aneh, nona muda mereka memiliki sifat yang lucu dan periang.

Karina terus belanja dengan semangat, terkikik saat  melihat buah-buahan yang akan di belinya.

"Karin?" Panggil seorang wanita di belakangnya.

Karina yang merasa di panggil membalikkan badannya,

"OMG! Bella" Teriak Karina senang.

Bella tertawa, "Hei, apa yang kau lakukan disini?" Tanyanya terkejut, memukul lengan Karina.

"Tentu saja belanja" Balas santai Karina.

Bella mengangguk mengerti, beberapa detik kemudian kedua matanya membola, "KARINA SEDANG APA KAU DI KOTA Atmmmmptttt" Teriak Bella heboh.

Karina sendiri langsung menutupi mulut teman dengan tangannya, "Jangan teriak bodoh, kita dilihat semua orang" 

Bella langsung mengangguk mengerti.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status