Share

Penolakan

"Kok, sudah siap semua, Mama nggak dibangunin?" Pemandangan pagi yang begitu menyejukkan hati. Tasya duduk dalam pangkuan Papinya dengan mulut penuh makanan, Najwa benar-benar terlelap hingga matahari sudah terlihat.

"Mama, sih, bangunnya kesiangan. Baju Tasya cantik nggak, Ma?" Tasya segera turun dari pangkuan sang Papi demi memperlihatkan baju yang dibawakan Papinya.

"Cantik banget, yang pakek juga cantik. Siapa yang dandanin?"

"Mbak Nia, dong, dia, kan, bisa segalanya. Yang ajarin baca puisi sampai bisa juga Mbak Nia. Pokoknya Mbak Nia the best, deh." Semua tertawa menanggapi celotehan Tasya, Tasya yang selalu ceria memang membuat semua orang sayang padanya.

Setelah selesai sarapan, Tasya bersama Papi dan pengasuhnya segera berangkat menuju sekolah Tasya. Najwa pun bersiap untuk pergi bekerja.

Pukul sembilan Najwa sudah tiba di resort, suasana cukup ramai meski ini masih hari jum'at.

Najwa segera masuk ruang rapat karena semua sudah menunggu di sana. Akan ada parade budaya di lapan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status