Share

Siapkah membuka hati?

"Mama." Hari minggu, masih pukul enam pagi dan Tasya sudah cantik dengan setelan merah muda dan rambut di kuncir kuda adalah pemandangan yang langka.

"Tumben anak Mama sudah cantik?" tanya Najwa heran.

"Ih, Mama. Tasya kan udah janjian sama om ganteng. Mama beneran nggak ikut?" Tasya duduk di samping ibunya, menerima segelas susu bikinan mbak Nia. Dafa memang membawa banyak perubahan baik pada Tasya, Tasya akan menuruti apa yang Dafa katakan. Seperti saat Tasya malas belajar ketika disuruh ibunya, ketika Dafa yang meminta ia akan menurut.

"Nggak bisa, Mama mau beresin kamar tamu. Minggu depan kakek sama nenek mau ke sini." Ayah dan ibu Najwa akan menginap minggu depan. "Sama mbak Nia nggak pa-pa kan?"

"Ya udah deh, Tasya juga kangen sama nenek sama kakek. Tasya mau dibikinin kue kayak yang dulu." Meski bukan cucu kandungnya tetapi ibu sambung Najwa begitu menyayangi Tasya.

"Mama mau dibeliin apa?" tanya Tasya setelah menghabiskan segelas susu coklat hangatnya.

"Cepet pulang nggak?"

"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status