Ghea tersenyum ceria, dengan baju berwarna hijau pastel dengan rambut kuncir kuda, gadis itu duduk setelah menyapa beberapa wartawan yang sudah berkenan hadir dalam acara konferensi persnya.
Para wartawan itu jelas sudah tahu alasannya saat menerima informasi kenapa Ghea tiba-tiba saja melakukan semua ini, tapi yang mereka belum tahu adalah alasan Ghea yang tiba-tiba saja ingin mundur dari dunia hiburan di saat karirnya tengah berada di puncak.
Tak ingin menunggu lama, Ghea pun mulai berbicara, dengan ciri khasnya yang suka bercanda.
“Terima kasih teman-teman sudah mau hadir, sebenarnya aku tidak ingin melakukan ini, tapi aku takut kalian tiba-tiba merindukan aku, kalau aku sampai tidak berpamitan ke kalian.”
Riuh tawa terdengar di sana, Ghea pun tersenyum dan kembali melanjutkan ucapannya. “Jadi untuk beberapa bulan ke depan, aku ingin istirahat dari dunia hiburan.”
&n
Belum juga Ghea sadar dari rasa terkejutnya, sosok Daniel sudah menyusul di belakang karyawan ayahnya yang bernama mba Rahmi itu. Ia pun terbengong, bingung kenapa pria ini sudah ada di hadapannya.“Ka-ka-kamu, ngapain di sini?”Ghea malah takut mendapati sosok Daniel. Bagaimana tidak? penampilan anak sulung Nova itu sangat mencolok dengan kemeja berwarna biru langit dipadukan dengan celana pendek, dilengkapi jam tangan mahal di pergelangan tangan, juga kacamata hitam yang masih dikenakannya, aura pria itu jelas berbeda dengan orang-orang yang berada di sana.Ghea menengok, menatap para karyawan Pak Asman yang sedang menjemur batik menggunakan baju partai untuk membandingkan, Gadis itu lantas melihat dirinya sendiri, daster batik motif sogan model oversize sepanjang lutut, rambut cepol berantakan dan dia juga belum mandi. Jika disandingkan dengan Daniel, dirinya nampak seperti pembantu pria itu.Rahmi yang m
Ghea terlihat cemberut, ia membuka pintu mobil miliknya dengan sedikit malas, sementara Daniel terlihat tersenyum dan melambaikan tangan ke Pak Asman, sambil bertanya. “Bapak tidak ikut pulang?”“Nanti kalau sudah tutup, bapak bisa pulang bareng anak buah bapak yang lain.”Menyalakan mesin mobilnya, Ghea merasa sepertinya sang ayah sangat menyukai Daniel. Melihat senyum sumringah ayahnya, gadis itu sama sekali tidak rela karena yang membuatnya seperti itu adalah kudanil.“Berapa harga tanah di sini?” Daniel membuka jendela mobil, melihat pemandangan yang masih didominasi pepohonan dan sawah itu. Toko Batik milik ayah Ghea memang terletak di sebuah desa wisata yang masih dijaga kelestariannya, jarak antara rumahnya dan toko mungkin sekitar empat kilometer.“Kenapa? apa kamu berniat membuat usaha di sini? Tidak usah! Aku tidak ingin orang asing masuk dan membuat desa yang indah ini menjadi kawasan industri, aku ingi
Ghea yang berbaring di atas ranjang hanya bisa menatap langit-langit kamarnya tanpa bisa memejamkan matanya. Sesekali dia melirik ke kanan, ingin memastikan apakah Daniel sudah tidur di bawah sana.Pria itu tadi sudah tidur di kamar Pak Asman. Namun, dengkuran ayah Ghea itu membuatnya stress, Daniel merengek dan entah kenapa membuat Ghea sedikit kasihan."Aku tidak bisa tidur tanpa pendingin ruangan.""Astaga! apa kamu mau tidur di kamarku? terus aku tidur dimana? aku juga tidak mau tidur sama ayah!"." Ya sudah kita tidur berdua," ucap Daniel."Hei ... " Belum juga Ghea terkejut dengan ucapan Pria itu, Daniel sudah masuk ke dalam kamar Pak Asman dan keluar membawa kasur lantai alasnya tidur.mengedipkan matanya berkali-kali, Ghea yang penasaran menggeser tubuhnya, gadis itu sedikit memiringkan badannya untuk melihat Daniel. Pria itu sepertinya sudah terlelap, matanya terpejam rapat. Namun, saat Ghea hampi
Ghea memasang wajah datar, fotonya lagi-lagi tersebar bersama Daniel. Bedanya, kini orang-orang semakin berspekulasi bahwa kemundurannya dari dunia hiburan adalah untuk menikah dengan pria itu.Melajukan kembali mobil untuk pulang, tak banyak yang Daniel dan Ghea bicarakan sepanjang perjalanan. Ghea bahkan terkesan tak peduli dengan keluarga Daniel yang akan datang melamarnya besok. Gadis itu juga tidak ingin menanyakan perihal kapan mereka akan menikah. Hal yang pertama ada di dalam otak Ghea adalah membuat kesepakatan, dan kali ini dirinya lah yang harus memegang kendali."Aku ingin kita tidak mencampuri urusan masing-masing setelah menikah." Ghea akhirnya membuka mulutnya. "Aku ingin sebuah dokumen legal hitam di atas putih, juga saksi. Jika perlu mari kita sewa pengacara yang bisa dibayar agar mau tutup mulut sampai kesepakatan kita berakhir."Daniel menganggukkan kepala, hat
Pagi itu rumah Pak Asman ramai dengan beberapa saudara dan juga tetangga yang ingin menyaksikan lamaran Daniel dan Ghea. Untuk menjaga kerahasiaan lamaran itu, Ghea meminta tidak ada ponsel yang aktif dari pihak keluarganya untuk mengambil gambar. Ghea benar-benar kaget melihat Nova yang begitu bahagia, wanita yang melahirkan Daniel itu langsung menjabat erat tangan sang ayah kemudian memeluknya. Ghea pun tersenyum melihat tingkah calon mama mertuanya. Namun, saat menatap Richie- pria yang beberapa saat yang lalu dengan senang hati memberikannya kue monster cokelat. Ghea sukses dibuat mengernyitkan dahi. Sosoknya sangat berbeda dengan Richie yang dia temui kala itu, Richie yang datang terlihat memasang muka datar terkesan muram, tak ada sedikitpun senyuman lebar seperti saat pertama kali bertemu dengannya dulu. Masa bodoh dengan hal itu, mereka akhirnya duduk dan mulai berbincang santai. Nova yang semangat empat lima, menyarankan perni
Mencubit lengan Jenny adalah hal yang pertama kali Ghea lakukan saat bertemu dengan wanita itu kembali. Gadis itu akhirnya pulang ke rumahnya setelah sekitar empat hari berada di Jogja.“Kenapa kamu tidak memberitahu dan menyembunyikan fakta bahwa yang menghamilimu adalah Daniel Tyaga!"“Karena aku tidak ingin berurusan dengannya,” jawab Ghea sanbil menyambar buku agenda dari tangan Jenny.“Kalian membuatku harus melakukan ini, seperti menelan ludahku sendiri, baru saja aku membuat gempar negeri ini dengan berkata akan vacum dari dunia hiburan, tapi sekarang aku harus kembali. Seolah yang aku katakan seminggu yang lalu hanya sebuah sensasi,” cerocos Ghea.Jenny menekuk ke dalam bibirnya. Wanita itu tahu pasti bagaimana sifat artisnya. Ghea tidak suka sikap plin-plan dan orang yang tidak tetap pada pendirian. Namun,
Halaman rumah Nova hari itu disulap menjadi lokasi acara pernikahan Daniel dan Ghea. Mereka memilih tidak mengadakan pesta di hotel bintang lima mengikuti saran Jenny. Manager Ghea itu meminta semua pihak merahasiakan pernikahan itu ke publik, sampai media mengendusnya sendiri. Hal ini sudah Jenny pikirkan dengan mempertimbangkan citra Ghea yang harus tetap dijaga. Pagi ini akad nikah akan digelar. Ghea terlihat sedang didandani oleh beberapa make up artis. Baju kebaya berwarna putih tulang miliknya terpasang pada sebuah manekin tak jauh darinya duduk, sederhana tapi mewah. Seharusnya pernikahan didasari cinta, bukan terpaksa seperti ini, tapi aku? apa yang sedang aku lakukan sekarang ini? Ghea menatap wajahnya dari pantulan cermin di hadapannya. Hingga detik ini, dia masih belum mendapatkan jawaban yang pasti, kenapa Daniel bersikeras mau menikahinya. Berjalan menuju meja akad ditemani
Daniel heran. Pria itu masih duduk di tepian ranjang sambil memandangi Ghea yang berbaring memunggunginya. Gadis itu sudah terlelap ke alam mimpi.Membenarkan selimut Ghea karena paha mulus gadis itu terlihat oleh matanya, Daniel hanya bisa geleng-geleng kepala. Bukankah istrinya itu seharusnya takut tidur satu ranjang dengannya? bukankah dia sudah pernah bercerita bahwa dia adalah seorang casanova?Memikirkan apa yang mungkin dipikirkan Ghea tentangnya, membuat Daniel mengernyitkan kening, kenapa dia malah yangover thinkingseperti ini? sementara gadis itu sudah enak-enakan mengistirahatkan raganya. Belum juga ia merebahkan seluruh badannya, Ghea tiba-tiba berbalik menghadap ke arahnya dan selimut yang menutupi tubuhnya tersingkap kembali.Aku sudah pernah melihat tubuh polosnya, dan itu benar-benar mengganggu, bagaimana aku tidak bisa mengontrol, 'boa' sialan!