Ghea tak menyangka kenakalannya akan mendatangkan bencana, di suatu malam saat berpesta bersama teman-temannya, dia dicekoki obat perangsang sampai tak sadar menghabiskan malam bersama seorang pria. Meskipun dekat dengan dunia malam, Ghea belum pernah sama sekali melakukan hubungan suami istri dengan pria manapun, sampai pada malam itu dimana Daniel merenggut kesuciannya. Sebagai seorang artis peran sekaligus penyanyi, Ghea sangat pandai menjaga citra baiknya di depan kamera. Nahas baginya, one night stand itu membuahkan nyawa baru dalam dirinya. Dalam kebimbangannya, Ghea memutuskan mundur dari dunia yang membesarkan namanya. Hingga, Daniel datang dan berkata bahwa ingin bertanggung jawab menikahinya.“Apa kamu sudah gila? Kamu pasti hanya ingin popularitas karena aku seorang artis ternama,” tuduh Ghea.“Hei Nona, apa kamu bercanda? nol koma satu persen dari hartaku saja bisa membeli stasiun TV dan agensimu,” ucap Daniel dengan sombongnya.
Lihat lebih banyakGhea nampak sempoyongan berjalan menyusuri lorong hotel tempatnya berpesta, untuk mencari dimana kamarnya berada. Beberapa menit yang lalu, gadis itu baru saja menenggak minuman yang telah dicampur obat perangsang oleh seseorang yang berniat tidak baik kepadanya.
Berhenti di depan pintu sebuah kamar, Ghea yang setengah sadar menganggap kamar itu miliknya, dan berusaha menempelkan kunci berbentuk kartu yang dia pegang. Namun, pintu kamar itu tak kunjung terbuka, hingga seorang pria terlihat sudah berdiri di belakangnya, dan mengulurkan kartu untuk membukakan pintu untuknya.
Pria itu menatap wajah Ghea dengan seksama. "Bukankah kamu artis? wah ... apa benar gosip yang menyebutkan bahwa beberapa artis memiliki pekerjaan sampingan seperti ini?"
Daniel, tiga puluh satu tahun. Seorang casanova dengan jam terbang tinggi, dan jelas malam itu Daniel datang ke hotel untuk memuaskan nafsu dunianya. Namun, siapa sangka pria itu malah bertemu dengan Ghea.
"Siapa kamu?" Ghea yang merasakan panas di sekujur tubuhnya hanya bisa mengerjabkan matanya.
"Apa kamu sengaja mabuk agar bisa lebih memuaskanku?" Daniel tersenyum sambil memapah Ghea masuk ke dalam lalu mengunci pintu.
Tanpa Daniel ketahui, wanita bayaran yang seharusnya memuaskan dirinya malam itu terjebak di dalam sebuah taksi saat akan menuju hotel. Wanita itu sudah mengirim pesan ke asistennya untuk disampaikan ke Daniel bahwa dia mungkin akan datang terlambat, tapi sayang ponsel miliknya mati.
Membaringkan tubuh Ghea, Daniel mulai melepas pakaiannya satu persatu. Bibirnya tersenyum melihat Ghea yang juga sudah sibuk melepaskan pakaiannya sendiri.
"Panas!" keluh gadis itu.
Menurunkan suhu pendingin ruangan, Daniel mulai naik ke atas ranjang dan berbicara. "Kamu pasti sudah minum obat kan?" tanyanya.
Sebagai seorang casanova kelas kakap, Daniel selalu memastikan kesehatan wanita yang akan dia ajak bercinta. Pria itu tidak mau memakai pengaman saat berhubungan dengan wanita bayarannya. Daniel yakin hal itu akan mengurangi kenikmatan yang dia dapatkan, jadi si wanita lah yang harus mengonsumsi obat pencegah kehamilan, untuk itulah dia membayar mahal.
Ghea yang sudah tidak bisa mengontrol diri pun mengangguk tanpa sadar, seolah menjawab pertanyaan Daniel barusan. Selanjutnya Ia hanya bisa menikmati setiap sentuhan Daniel. Ciuman pria itu dibibirnya dibalas tak kalah bringas oleh Ghea. Hingga saat tubuh mereka berdua sudah tak berbalut sehalai benang, Daniel merasa aneh saat ingin memasuki Ghea.
"Apa dia masih perawan?"
Tubuh Ghea seoalah menolak penetrasi yang dilakukannya, gadis itu sesekali memundurkan tubuhnya, menghindar dan merintih.
"Sakit," ucap Ghea yang tengah dilingkupi perasaan aneh.
Di satu sisi gadis itu tahu perbuatannya tidak lah benar, tapi di sisi lain Ghea merasa dirinya sangat bernafsu, ada sesuatu di dalam yang menuntut untuk segera dipuaskan, Ia sendiri tidak tahu apa itu.
Sampai pada akhirnya, mahkota milik Ghea berhasil direnggut oleh Daniel. Gadis itu menjerit dan mencengkeram. Namun, setelahnya Ghea pasrah menerima hentakan dan tumbukan yang Daniel berikan. Bercak merah yang menodai sprei ranjang, membuat Daniel tersenyum senang. Dia tidak rugi membayar mahal untuk kenikmatan yang dia rasakan sekarang, meskipun gadis itu pasif dan seolah tak memberikannya servis apapun.
Merebahkan tubuhnya di samping Ghea yang memejamkan mata karena kelelahan akibat perbuatannya. Daniel menyibakkan rambut gadis itu yang menutupi pipi.
"Apa uangmu menjadi artis kurang? hingga rela menjual tubuhmu seperti ini?" Daniel memindai setiap pahatan wajah Ghea. Pria itu masih tak sadar bahwa gadis itu bukanlah wanita yang seharusnya dia ajak bercinta.
Ya, Adina Ghea Salsabila, di negara ini siapa yang tidak mengenal sosok artis berumur dua puluh lima tahun itu. Parasnya yang elok, bodinya yang aduhai membuat Ghea langsung menjadi bintang saat videonya mengcover sebuah lagu viral di platform menonton video dua tahun yang lalu.
Setelah dia viral, semua penulis lagu langsung berlomba-lomba menciptakan lagu untuk Ghea. Produser dan agensi berebut menjadikan gadis itu aset mereka, karena selain bersuara merdu, akting Ghea juga mumpuni karena dia lulusan sebuah Universitas seni ternama.
Namun, ketenaran dan gelimang materi membuat Ghea berubah, Ia menjadi sedikit liar. Diam-diam agar tak terendus wartawan Ghea sering menyamar dan pergi ke klub malam, tak hanya bersenang-senang dia juga mabuk-mabukan.
Seperti malam itu, dia tengah berpesta dan seseorang berencana menjebaknya agar tidur bersama rekannya yang juga berprofesi sebagai seorang artis bernama Noah dengan mencampurkan obat perangsang ke dalam minumannya.
Beruntung, Noah yang akan dijebak bersamanya berhasil dibawa pergi oleh sang manager sebelum hal itu terjadi.
Merasa manager Ghea pasti sudah tahu dimana artisnya berada, manager Noah sama sekali tidak menghubungi manager Ghea untuk memastikan dan memilih langsung pergi dari sana.
Memakai bajunya kembali, Daniel mengerucutkan bibir saat mengecek ponselnya yang ternyata mati kehabisan daya. Melihat Ghea yang terlelap, pria itu membenarkan selimut yang menutupi tubuh Ghea sebelum pergi.
"Kamu pasti belum tahu, kalau Istri Reymond masuk ke rumah sakit jiwa." Ghea yang duduk memangku Sean di dalam mobil, setelah mereka pergi jalan-jalan pun seketika menoleh, dia masih tidak menyangka kalau Nabila benar-benar mengalami gangguan kejiwaan. "Bagaimana dengan pria itu?" tanya Ghea ragu. "Reymond? aku tidak mungkin menjeratnya karena masalah memberikan obat ke minumanmu dulu, aku takut hal itu malah menjadi boomerang untuk kita." Ghea mengangguk paham, dia menunduk memerhatikan wajah Sean yang tengah terlelap. Sejatinya dia tidak bisa membayangkan jika saat itu dia benar terkena jebakan Reymond. Memalingkan wajah ke luar jendela, Ghea merasa lega hari itu dia, Daniel dan Sean bisa menghabiskan waktu bersama. Namun, dia juga mencemaskan sesuatu, tamu bulanannya yang sepertinya tak datang tepat waktu. _ _ _ Kebahagian Ghea dan Daniel seperti tak ada habisnya. Mereka masih bergelung di bawah selimut dengan tubuh polos dan Daniel memeluk erat Ghea dari belakang. Ghea
“Maaf aku harus melakukan ini, tapi aku tidak akan melepaskanmu sampai polisi datang. Meski ini hotel milikmu kamu tidak akan mungkin lolos, kamu sepertinya tidak sadar berhadapan dengan siapa,” Ucap Daniel ke Nabila yang masih meronta karena dia mengunci tangan wanita itu kuat-kuat. Ghea benar-benar menghubungi polisi, dan satu hal yang langsung dia minta saat polisi datang adalah mengamankan semua file CCTV di hotel sebelum kejadian mengerikan yang membahayakan nyawa Sean dan dirinya tadi, Hal ini Ghea lakukan bukan tanpa alasan. Nabila yang merupakan putri pemilik hotel pasti akan dengan mudah melenyapkan semua barang bukti. Untuk Reymond si brengsek yang mengakui bahwa dia lah yang memberikan obat perangsang ke Ghea, Daniel memilih untuk tidak menyampaikannya ke polisi, karena menurutnya hanya akan mengancam karir Ghea sebagai artis dan penyanyi. “Sean!” Ghea berlari mendekati seorang polisi wanita yang menggendong putranya, mengambi
BUGG Satu pukulan melayang lagi dari Daniel. Ucapan Reymond membuatnya murka, belum lagi nyawa putranya yang kini dalam bahaya. “Brengsek!” Daniel mencengkeram kerah baju Reymond dan meninju kembali muka pria itu. Dadanya bergemuruh, meskipun yang diucapkan pria itu tak sepenuhnya salah. Ya, tidak bisa dipungkiri Daniel memang bisa bertemu Ghea karena malam itu. “Apa yang kalian lakukan?” Nabila berteriak dengan kencang. Wanita yang sepertinya mengalami gangguan jiwa itu menatap nyalang Ghea, dia melotot seolah mengancam dan nekat mengarahkan ujung pisau yang tajam ke leher Sean. “Aku mohon jangan!” Ghea seketika histeris, dia berjalan mendekat membuat Nabila mundur dengan Sean yang masih ada di gendongan. Bayi itu terbangun karena kegaduhan yang terjadi di kamar itu. Melihat wanita asing jelas membuat Sean ketakutan dan menangis kencang. Daniel berdiri, dia menco
Ghea hanya tertawa dengan sangkaan Daniel, dibelainya pipi suaminya itu penuh cinta. “Dari pada memikirkan pria itu, bukankah lebih baik kita menghabiskan waktu bersama, kita ke sini untuk itu ‘kan?” Senyuman manis terbit di bibir Daniel, tangannya berangsur ke pipi Ghea. Sedetik kemudian dia menoleh ke Sean yang sudah terlelap tidur. “Di sini? atau di kamar satunya?” “Kamu tahu jawabannya Niel,” bisik Ghea dengan suara menggoda. Mereka akhirnya meninggalkan Sean dan memilih pergi ke kamar yang kemarin mereka tempati. Ghea bertindak agresif, baru saja masuk dia sudah menarik kaus Daniel hingga lolos dari tubuh kekar sang suami. Tak hanya itu Ghea melompat dan melingkarkan kedua kakinya di ke pinggang Daniel, tangannya mengalung di leher pria itu dan bibir mereka mulai beradu kembali. Hisapan dan lumatan mewarnai ciuman panas itu, kepala Ghea bahkan harus sesekali bergerak ke kiri dan ke kanan
“Apa benar kamu mau ikut?” Daniel terlihat ragu, ini karena dia masih mencemaskan kondisi Ghea, sementara istrinya itu menginginkan menemaninya untuk menghadiri jamuan makan malam, yang diadakan oleh pemilik perusahaan start up yang mengundangnya. “Iya, hanya makan malam kan? jika nanti kamu butuh lebih banyak waktu untuk berbincang dengan rekan bisnismu, maka aku dan Sean akan kembali ke kamar lebih dulu,” ucap Ghea. Daniel pun akhirnya setuju, terlebih Ghea menunjukkan luka di lehernya yang sudah dia tutupi dengan plester yang warnanya menyatu dengan kulit. “Jangan khawatir!” ucapnya sambil tertawa. *** Mereka pun akhirnya menghadiri acara jamuan makan malam itu. Daniel menjelaskan ke sang istri bahwa, perusahaan start up hanya salah satu dari usaha pria yang mengundangnya dan pengusaha lain ke acara itu. “Jadi apa usahany
Pria penolong itu memukul tangan pria yang menawan Ghea hingga memekik kesakitan. Seorang ibu-ibu langsung menarik tangan Ghea agar menjauh dari perkelahian yang dilakukan ke dua pria tadi.Adu jotos pun terjadi hingga pria jahat itu terkapar tak berdaya. Mendapat kesempatan, ia mengambil pisaunya yang tergelatak di lantai dan hampir menghujamkannya ke tubuh pria si penolong.“Tidak!” teriak Ghea, dia menutup kedua mulutnya yang menganga karena terkejut dengan apa yang kini terpampang di hadapannya.Tangan pria penolong itu menggenggam erat pisau, hingga darah mengucur dari tangannya, pria jahat itu ketakutan dan melepaskan pisau dari genggamannya, beruntung pelayan kafe menghubungi polisi tadi. Saat pria jahat itu hampir kabur petugas langsung membekuknya tanpa perlawanan.Ghea meraih Sean dari gendongan wanita yang tadi membantunya, dia berlari dan berjongkok tepat di depan pria yang me
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen