“Jika kau penasaran, aku mengizinkanmu untuk bertanya, Levian.”
Dia melihat telur mistikku lagi dan kemudian melihatku.
“Telur apa itu, Tuan Akion?”
“Telur mistik.”
Jawaban singkat itu tidak memuaskannya. Levian memandang lama ke arah telur yang berwarna hitam. Itu tampak seperti monster jahat yang akan keluar dari sana.
“Kita akan mengetahui isinya saat menetas,” jelasku.
Aku meletakkan kacamata yang sebelumnya kupakai dan buku yang kubaca di atas meja. Lalu, merenggangkan tubuh yang entah berapa jam duduk diam tanpa bergerak sedikit pun.
Sofa empuk yang kududuki
Levian membungkuk pada ayahku.Mereka berbincang dengan santai, namun Levian tidak kehilangan rasa hormatnya pada ayahku.Setelah itu, dia membungkuk kepadaku.“Tuan Akion, apakah tidak apa kami pergi terlebih dahulu dibandingkan anda?”Aku mengangguk. Terlepas dari rasa sungkannya, kami harus mempersiapkan diri dan mengantisipasi segalanya. Apalagi akhir-akhir ini pergerakan mereka semakin agresif.“Tolong jaga Eli.”Dibelakang Levian, aku hanya bisa melihat rambut Eli yang berkibar ditiup angin.Aku telah memikirkannya matang-matang, dan memutuskan Eli dan Levian untuk ke Aurus da
Aku menghabiskan wine di gelasku. Setelah sampai di Veranses, Verion akan menggunakan kereta kuda keluarganya sendiri. Ini akan menjadi debutnya pertama kali. Orang-orang akan sangat penasaran siapa penerus Marquis yang selama ini disembunyikan.Apa dia sangat rupawan hingga orang lain akan buta saat menatapnya? Apa dia orang yang sangat kuat? Apa dia orang yang berpengaruh yang selama ini bersembunyi dengan nama palsu? Atau dia hanya seorang anak haram yang baru dikeluarkan karena tak memiliki penerus?Para bangsawan akan menduga-duga makalah yang benar dari perkiraan mereka. Dalam sosialita bangsawan pikiran skeptis merendahkan adalah hal biasa untuk tetap menjaga posisimu.Maksudku, siapa yang ingin berada posisi rendah, payah seperti Santessy dulu?
Jika hari-hari biasanya kulalui dengan mengurus dokumen, latihan, dan hal lainnya yang membuatku sulit untuk tidur. Ini adalah hari terakhir itu. Untuk beberapa bulan kedepan, aku akan lepas dari mengurusi dokumen.Ayahku akan mengurusnya, dan Willian yang menjalankannya, mengaturnya. Pekerjaannya akan membuatnya lebih sibuk.Mungkin dia akan berteriak di sela-sela kerjanya. Lalu Bastian akan mengatasinya dengan mata ramah penuh kecurigaan dan tekanan.Tanka menguap disampingku. Empat jam perjalanan dan dia tidak terbang membuatnya lelah. Dia bilang bahwa sayapnya sangat mati rasa jika tidak terbang cukup lama. Karena itu aku menyuruhnya untuk terbang di dalam kereta kuda.Aku membalikkan buku yang kubaca. Buku ringan, tentang semua legenda untuk
Kami telah keluar dari wilayah Sanktessy, ini adalah jalan lintas yang digunakan oleh banyak bangsawan, membelah perbatasan Duke Lexier.Atau dikenal sebagai zona tenang. Siapa pun bisa melewati daerah ini. Tidak ada penguasa yang mengendalikannya. Sehingga gerombolan penjahat, penyihir ilmu hitam atau perkumpulan dunia gelap ada disini.Matahari telah meninggi, udara semakin terik dengan sendirinya. Namun, ini telah masuk musim dingin, udara terik bukan di daerah Sanktessy itu tidak mungkin.Tok! Tok!Seorang kesatria mengetuk pintu kereta kuda, dia gelisah, dan memandangku takut.“Ada apa?”“Sepertinya kita harus memutar jalan, Tuan Akio
Kami bergerak cepat saat malam hari. Tidak ada yang mengetahui kami pergi meninggalkan desa.Verion membuat bola api kecil yang mengikutinya sebagai penerang.Tidak ada yang tahu makhluk apa itu sebenarnya, tapi dugaan Tanka bahwa itu adalah makhluk buatan manusia.Dia sebuah makhluk buatan.Itu hal yang umum. Manusia tidak bersikap lurus saja, mereka menginginkan kekuasaan. Terkadang mereka menciptakan penyakit mematikan, terkadang lagi mereka membuat monster yang mengerikan. Itu adalah sebuah sejarah manusia, di mana pun kita berada. Bahwa kekuatan membuat diri kita tenang untuk memegang kekuasaan dan mengatur yang di bawahnya.Membuat makhluk semacam itu bukanlah hal sulit jika dilakukan disin
“Tuan Akion dan Tuan Verion tidak ada di tenda!”Seorang keatria berlari panik menyampaikan pesan kepada Ksatria lainnya.Hal itu membuat mereka langsung buru-buru ingin memastikan apa berita itu benar. Tapi, kemudian aku dan Verion muncul di hadapan mereka dengan wajah polos.“Kami disini.”“Anda dari mana, Tuan Akion?” seorang kesatria tadi yang menyampaikan berita hilangnya aku memelas saat bertanya.“Mencari angin segar.” Alasanku yang sulit mereka Terima. Saat memandangi bungkusan besar yang kubawa.Aku meminta mengumpulkan warga. Setelah dua puluh menit, warga berkumpul, aku membuka bungkusan besar yang
Terakhir kali aku ke cafe saat itu bersama dengan Levian, dan sekarang aku bersama Verion.Dia sedang memakan pasta jamur dengan baik. Di tangan kirinya, novel romance sedang dia baca. Dia begitu menikmati keduanya, hingga sulit rasanya untuk mengajaknya berbicara.Kesempatan itu dimanfaatkan Tanka untuk memakan makanannya. Bistik ayam dengan asparagus yang sangat enak bagi Tanka. Di depannya juga telah datang es krim pancake pesanannya.Dia memakannya dengan tenang karena Verion tidak menyadarinya.Aku juga memakan ikan salmonku. Sejujurnya, saat begini tiba-tiba saja aku kangen dengan rasa nasi padang. Ah, kau tahu bahwa makanan itu adalah hal yang biasa yang orang Indonesia santap. Pada setiap tingkatan, nasi padang menjadi primadona, tidak ped
“Apa yang kalian beli?”Itu adalah belanjaan yang cukup banyak. Di samping mereka aku melihat tiga tas berisi belanjaan berukuran sedang.Melihat semua kesatriaku setidaknya mempunyai satu tas belanjaan, dan mereka sedang berbaris menungguku, ini terlihat seperti kami sedang berlibur. Mereka tidak salah. Karna akulah yang memerintahkan mereka dan mengizinkannya.Menerima uang sebagai bonus kepada mereka, mereka akan senang berbelanja untuk orang terkasih di rumahnya.Dan mereka dengan sadar tidak berbelanja berlebihan agar dalam perjalanan tidak menjadi beban.Seorang kesatria tersenyum malu. “Aku membelikan istriku dres baru. Dia pasti akan menyukainya. Terima kasih, Tuan Akion