"Bagaimana perasaanmu, Andrew?" tanya Paula saat Andrew baru saja menyelesaikan terapinya bersama Gretha dan Paula siang itu. "Wow, jantungku masih berdebar kencang, Kak. Seolah semua ingatan itu tumpang tindih di kepalaku dan semua perasaan tumpang tindih di hatiku," sahut Andrew yang terus menena
Xander nampak belum mempercayai pendengarannya kalau adiknya itu mau bekerja di perusahaan sampai Xander pun hanya menganga takjub. Sedangkan Andrew hanya terus tersenyum menatap kakaknya itu. "Maaf belum memberitahumu sebelumnya, Kak. Tapi aku sudah memikirkannya beberapa hari ini, bahkan aku suda
Beberapa hari berlalu dan Andrew pun ternyata bekerja lebih baik daripada bayangan Xander. Xander tahu Andrew memang pintar, tapi Andrew tidak punya pengalaman bekerja kantoran sebelumnya karena pria itu punya kegemaran sendiri. Namun secara mengejutkan, Andrew bekerja dengan sangat sempurna sampa
"Ternyata rumahmu begitu nyaman, Sena." Andrew tersenyum menatap rumah Sena saat ia bertamu malam itu bersama Xander. Xander dan Andrew mengantar Sena bersama beberapa hari ini, tapi ini pertama kalinya Andrew masuk ke rumah Sena. "Ya, aku nyaman sekali tinggal di sini tapi maaf karena aku tidak
Seketika dunia Xander seolah berhenti berputar sejenak mendengar pengakuan Andrew. Andrew jatuh cinta pada Sena adalah hal yang sangat Xander takutkan, tapi hal menakutkan itu malah terjadi. Xander pun terus mematung, sedangkan Andrew yang akhirnya berhasil mengungkapkan perasaannya malah tertawa
"Xander ... aku mau Xander ... di mana aku? Di mana ini? Huwek!" Miranda yang akhirnya membuka matanya pun masih menyebut nama Xander, tapi ia tidak berhenti muntah di ranjangnya. Sejak Miranda diusir dari rumah Xander lagi waktu itu, Miranda pun menjadi sangat depresi sampai Miranda terus menghab
Dua ponsel bergetar di meja tanpa ada yang menyadarinya karena semua orang masih terlalu panik melihat Miranda yang terus muntah. Xander pun terpaksa ikut membantu membawa Miranda ke kamar mandi karena ia adalah satu-satunya pria yang paling kuat. Kemeja Xander dan celananya sendiri juga sudah bas
Andrew pun masih menggenggam ponselnya dan berpikir untuk menelepon Bik Arta lagi atau tidak saat tiba-tiba telepon dari Sena masuk. Andrew sampai terpaku melihat nomor Sena meneleponnya karena ini pertama kali Sena meneleponnya, biasanya Andrew yang menelepon duluan atau mereka berkirim pesan. Te