Kadin dan Owen masuk ke hutan. Di sana, mereka menemukan tempat kosong.Mereka berdiri berhadapan dan Kadin menyiapkan kuda-kuda. Walaupun sudah berusia lebih dari enam puluh tahun, Kadin masih terlihat kuat dan garang."Tinju Tekad! Kadin, bukankah kamu terlalu tua untuk menanganinya?"Owen tersenyum dan ikut menyiapkan kuda-kuda. Owen mengangkat salah satu tangannya dan menurunkan tangan lainnya seolah sedang memegang tombak. Itu adalah sikap awal Tinju Tekad."Menarik. Kamu masih muda, tetapi terlihat seperti seorang master."Kemudian, Kadin menatap Owen dengan serius. Kadin mulai bergerak cepat untuk meninju dada Owen. Pergerakan Kadin begitu gesit.Owen juga bertarung dengan serius. Setelah melihat pukulan Kadin, Owen tahu kalau dia adalah petarung yang hebat.Pada saat ituOwen berganti arah dan bergegas menyerang Kadin.Namun, sebelum Owen sempat melakukan sesuatu, tiba-tiba Kadin berba
Kadin berhenti dan bertanya bingung, "Nak, kamu kuat. Kamu pasti mempunyai seorang guru yang membimbingmu. Bukankah dia yang mengajarimu?"Owen berkata, "Tentu saja, tetapi dia bilang tidak ada seorang pun yang mampu mengikuti jejak orang lain. Aku harus menemukan jalanku sendiri untuk dapat memanfaatkan dan menggunakan kekuatan orang lain, barulah aku dapat berkembang.""Yah, hal itu membuktikan bahwa gurumu luar biasa."Kadin berpikir sejenak dan setuju. "Setelah solusinya beres, kamu bisa berkunjung ke rumahku. Aku akan memberikan catatanku."Owen tersenyum puas. "Nah, lebih cocok seperti itu!""Aduh. Apakah kamu tidak bisa berterima kasih saja?" Kadin merasa kesal setiap kali dia berbicara dengan Owen."Kadin, aku telah menyembuhkanmu. Apakah aku perlu mengucapkan terima kasih?""Tidak perlu?""Tentu saja tidak. Jangan lupa, nanti aku harus membopongmu ke rumah."Tiga jam kemudian, Owen membopong Kadin keluar dari Universitas Samudra.Kadin tinggal di dekat Universitas Samudra. Me
Yang benar saja, pikir Kadin.Wajah Kadin memucat. Walaupun putrinya tidak bersikap baik padanya dan bertingkah seolah-olah mereka adalah musuh, keluarga tetaplah prioritas utama.Owen menghimpit putri Kadin di depan mata Kadin, bahkan memukul bokongnya. Semua ayah akan merasa murka jika berada di posisi Kadin."Kadin, jangan marah. Jika kamu marah, usahaku akan sia-sia."Owen membalikkan badan dan menenangkan Kadin. "Dia bersikap jahat padamu. Aku memberinya pelajaran dengan cara memukul bokongnya! Benar, 'kan? Aku akan berhenti jika kamu mau."Kadin menarik napas dalam-dalam.Namun, dia tetap melotot pada Owen dengan jengkel."Hei, gadis, jangan lihat aku seperti itu!"Owen berkata kepada Anna setelah menenangkan Kadin, "Jika kamu berhenti bertingkah, aku akan melepaskanmu. Aku ingatkan, aku akan memukul bokongmu lagi jika kamu masih bertingkah. Aku akan memukulmu dengan lebih keras!"Anna mendengus. Dia tersipu malu."Yah, karena kamu belum menyetujuinya, kita pertahankan saja posi
"Sial!"Owen mengumpat. Layar itu menunjukkan alamat IP asli dari orang yang mengambil misi. Sang pengambil misi berada di Kota Samudra, tepatnya di Kota Cullen."Hotel Royal." Irene menunjukkan wajah tak bersahabat dengan tatapan mata yang berkilat dingin."Tutup situs web itu. Mari kita lihat apa yang dilakukan oleh Dokter Wilson sekarang," ucap Owen.Irene langsung membuka sistem pemantauan dan melihat Dokter Wilson meletakkan sebuah laptop di atas nakas."Itu dia!" Owen menyunggingkan senyum dingin."Apakah kita akan memberinya pelajaran, Bos?""Tentu saja! Si Kalajengking bernama Andrew Wilson ini mengambil misi dengan bonus sebesar tujuh miliar lima ratus juta rupiah! Dia ingin membunuhku!" Owen mendengus dan menepuk bokong Irene dengan santai. "Ayo kita bunuh dia."Irene berdiri dengan enggan sambil menggigit bibirnya dan mengedipkan mata kepada Owen. "Jangan lakukan itu kepadaku, Bos. Itu membu
"Aku tidak akan pernah pergi meskipun kamu memaksaku, Bos!"Irene bersikap manja dan memeluk lengannya sambil berkata dengan lembut, "Maukah kamu menemaniku malam ini?"Owen tidak bisa berkata-kata."Oke?""Baiklah. Jaga tubuhmu. Malam ini... aku akan menemanimu. Namun, kamu harus tahu kalau aku ini masih perjaka. Aku sedang mempelajari seni bela diri bernama Seni Keperjakaan yang ada di Negara Washal. Aku tidak boleh kehilangan keperjakaanku sebelum menguasai seni bela diri ini! Jadi, jangan merayuku!"Irene tersenyum."Baiklah. Kamu bisa memukul pantatku jika aku melakukan hal itu kepadamu."Owen tidak mengatakan apa-apa.Nyatanya, Owen hanya memeluk Irene malam itu. Dia hanya tidur tidak lebih dari dua jam. Namun, mereka tidak melakukan apa-apa. Owen kesulitan untuk menahan berahinya.Irene terus bergerak dalam pelukan Owen dan berbincang dengan Owen. Mereka tidak tertidur sampai pukul dua pagi.Sebelum pukul empat pagi, Owen sudah bangun dan mengenakan pakaiannya. Kemudian, dia me
Tak lama kemudian....Seisi kelas menatap Soren yang tak kenal takut. Hanya saja, keberaniannya itu berasal dari ketidaktahuan."Kamu ingin menantangku?" Akhirnya Owen mengangkat kepalanya dan menatap mahasiswa baru itu yang pindah ke kampus ini dua hari yang lalu.Owen sedang duduk. Namun, dia membuat Soren yang berdiri merasa seperti dipandang rendah.Soren berasal dari keluarga kaya raya dan tahu betul apa yang dia rasakan. Itu menandakan bahwa Owen memiliki jiwa kepemimpinan yang terasah dengan sangat baik hingga membuat orang biasa merasa tertekan."Iya!"Soren takut. Namun, dia tidak ingin bersikap pengecut di depan Fiona.Jadi, dia berkata dengan kasar, "Mari kita bandingkan siapa yang lebih kaya."Seisi kelas mencemooh dengan serentak."Apakah dia bodoh?""Kurasa iya. Dia ingin membandingkan kekayaan dengan orang yang mempunyai Kartu Kredit Tanpa Limit Oflil. Pasti ada yang tidak beres dengan otaknya.""Dia pasti merasa dirinya sangat kaya. Dia lebih payah dari Connor."Sial!
"Baik."Remaja itu menunduk dan berkata, "Tuan Walsh ada di dalam. Kami berhasil menemukan sinyal ponsel Tuan Walsh dengan menggunakan peralatan khusus. Anda tidak perlu khawatir, Tuan Torres. Tidak ada masalah sama sekali.""Bagus."Orang tua itu berkata dengan nada serius, "Siapa pun yang menantang Keluarga Walsh harus mati. Ayo kita pergi."Dia melompati pagar setinggi dua meter, kemudian mendarat di halaman pabrik yang terbengkalai.Empat pria lainnya ikut melompat, lalu memanjat dinding. Mereka tidak bisa melompat setinggi dua meter.Mereka tidak memperhatikan ada tiga kamera mini di dinding sedang merekam gerakan mereka.Irene dan Tim duduk di dalam bangunan pabrik yang sangat besar, mengamati para penyusup itu melalui laptop mereka.Connor berada di dalam pabrik, terikat di sebuah kursi. Dia sebelumnya disiksa sampai pingsan."Mereka hanya berlima. Tidak usah takut. Namun, orang tua itu sepertinya sulit dihadapi.""Dia bisa melompat setinggi dua meter. Di Sembilan Hantu Pencabu
Owen melangkah pergi. Semua orang yang berada di kelas tertawa.Itulah sifat manusia. Tidak ada yang akan menyalahkan orang berkuasa yang membuat kesalahan. Tidak ada yang akan menolong yang lemah.Tidak ada yang mau menolong Soren ketika dia terjatuh."Ayo. Owen sudah pergi. Jadi, kita tidak akan ke ruang belajar.""Ayo, kita kembali dan bermain gim.""Kenapa kalian bermain gim setiap hari? Aku ada pekerjaan paruh waktu. Sana, minggir."Dalam satu menit, kelas sudah kosong. Lima menit kemudian, Soren berdiri."Dia benar-benar memukul wajahku."Soren geram. Dia mengepalkan tinjunya dan terlihat bengis. "Owen, aku akan membunuhmu. Kamu melarang Fiona mendekati pria lain, jadi aku akan mengejarnya. Bisa apa kamu?"Soren sampai sekarang tidak tahu bahwa Fiona melakukannya dengan sengaja. Dia telah dibutakan oleh kebencian.Owen dan yang lainnya berjalan menuju gerbang universitas."Owen, mau ke mana kamu?" Fiona mengejar mereka dengan marah.Maria berbisik, "Owen, bukankah kamu bilang ma