Share

2. Weylin Malachy

"Maaf?" ucap Kelsey bingung.

Kelsey mencoba menenangkan dirinya sendiri. Pria itu hanya menggelengkan kepalanya dan meninggalkan Kelsey yang berdiri di depan toilet itu sendirian.

Pria itu tidak punya waktu untuk berbicara dengan orang asing. Dia sedang terburu-buru. Setelah dia mengganti bajunya dan hanya mengenakan kaos dan celana jeans, dia keluar.

Dan tanpa dia prediksi, dia bertemu dengan gadis yang dia temui di toilet lagi. Dia berada di luar sekarang dan sedang menunggu sopirnya untuk menjemputnya. Dia lalu menghela napas karena bosan.

"Apakah klubnya sangat kecil? Mengapa aku bertemu dengannya lagi?" gumamnya pelan.

Dia masih mengenakan topeng hitam dan membawa tas ransel hitam miliknya. Ia berjalan menuju gadis itu. Dia tidak punya pilihan lain karena klub hanya memiliki satu area parkir. Jadi dia harus bersabar menunggu sopirnya. Gadis itu tidak menyadari kehadirannya. Dia cukup senang saat itu. Tapi kemudian dia mendengar gadis itu berbicara di telepon.

"Ayah, aku bukan anak kecil lagi. Aku tahu apa yang harus aku lakukan. Aku seorang wanita dewasa. Jadi, tolong beri aku kesempatan untuk hidup dengan keputusanku sendiri."

Suara itu pelan tapi dia bisa mendengarnya dengan jelas. Dia enggan berdiri di dekat gadis itu dan berharap sopirnya segera datang.

"Tidak. Aku akan mengatakan tidak dan selalu tidak. Aku tidak bisa menikah dengan orang yang tidak aku kenal. Bagaimana Ayah bisa melakukan itu padaku? Ini adalah zaman modern. Mengapa Ayah masih mengatur pernikahan untuk anak Ayah? Ayah tidak bisa melakukan itu."

Dancer yang seksi itu mendekati Kelsey dan kemudian dia menundukkan kepalanya ke arah gadis itu lalu berujar, "Hai."

Gadis itu hanya menoleh dan melihat mata hijau sedang menatapnya masih dengan menggunakan masker yang menutupi sebagian wajahnya. Pria itu sangat tinggi, mungkin tingginya lebih dari seratus delapan puluh sentimeter karena pria itu sampai terlihat membungkuk saat berbicara pada Kelsey.

Kelsey tanpa sadar mengamati wajah pria itu dan terpaku pada bibir tipis berwarna merah yang sedikit kering. Tapi sebelum dia menggerakkan matanya untuk melihat bagian wajah pria itu yang lain, pria itu berdeham.

Kelsey terkejut dan sontak melangkah mundur karena kaget.

"Maaf. Ada apa?" tanya Kelsey salah tingkah.

Kelsey ingin menutup mulutnya sendiri yang malah bertanya seperti itu, padahal jelas-jelas dirinya yang sedang berbuat tidak sopan pada pria itu karena telah memandanginya tanpa tahu malu.

"Kecilkan suaramu. Itu berisik sekali, kau tahu."

Kelsey membeku di tempatnya. Perkataan pria itu cukup kasar menurut Kelsey dan dia tak bisa menjawabnya.

Tak lama kemudian, mobil mewah itu datang dan dancer tampan itu masuk ke dalam mobil berwarna hitam itu.

"Cepat, Darren!" titah si pria misterius itu yang terdengar oleh Kelsey.

Pria itu kemudian melirik gadis itu sekilas dan mengabaikannya. Dia hanya mengira gadis itu adalah penggemarnya yang mengaguminya sehingga dia tidak peduli. Dia hanya bosan dengan segala macam apa yang dilakukan oleh penggemarnya.

"Apakah kamu bersenang-senang, Tuan Muda?" tanya Darren begitu mobil itu meninggalkan halaman Sweet Heaven.

"Sangat."

Setelah mobil berjalan selama sekitar satu menit, pria itu melepas topengnya dan mencoba bernapas dengan normal.

"Tuan Muda, saya pikir Anda perlu menjadwal ulang acara Anda di klub itu."

"Kenapa? Apa ada masalah?" tanya Weylin datar.

Darren menggelengkan kepalanya. Meskipun dia sedang mengemudikan mobil, dia bisa memperhatikan apa yang dikatakan Tuannya.

"Tidak ada masalah tapi Anda akan memiliki kegiatan baru mulai besok. Saya pikir Anda sudah tahu bahwa Anda diminta untuk menikahi salah satu putri teman ayah Anda. Jadi tentu saja Anda perlu memberi waktu untuk bisa lebih dekat dengannya."

Pria yang bernama "Weylin Malachy" itu sekarang merasa kesal. Dia memejamkan mata dan merasa bahwa dia tidak bisa bertahan dengan itu.

"Aku tidak peduli tentang itu. Yang aku pedulikan adalah aku bisa melakukan apapun yang aku mau."

"Anda harus peduli, Tuan Muda. Itu untuk masa depan Anda sendiri."

"Masa depanku? Apakah kamu benar-benar serius tentang itu, Darren?" Weylin marah sekarang.

Dia tidak bisa berpura-pura bahwa dia baik-baik saja dengan topik itu.

"Tuan..."

"Lupakan saja. Diamlah!" ujar Weylin tak ingin dibantah.

Weylin tidak mau berbicara tentang keputusan ayahnya yang meminta dirinya untuk menikahi seseorang yang tidak dia kenal.

Bagaimana dia bisa berada dalam masalah seperti gadis itu? Dia ingat dengan jelas dan tahu masalahnya sama seperti dia.

Sesampainya di Malachy mansion, Weylin bergegas masuk ke dalam mansion itu. Mansion itu sangat besar dan sangat indah. Bangunan itu memiliki banyak kamar dan banyak orang yang mengatakan bahwa mansion itu termasuk dalam lima mansion terbesar di kota itu. Dia berjalan cepat tetapi ayahnya sudah menunggunya di depan kamarnya.

"Kamu dari mana, Weylin?" tanya Ansgar Malachy, ayah Weylin.

Weylin tidak menjawab. Dia mengabaikan ayahnya begitu saja.

"Weylin. Aku bertanya padamu. Ke mana kamu pergi?"

Weylin berhenti berjalan dan menoleh.

"Ayah, aku yakin Ayah tahu kemana aku pergi. Jadi kenapa Ayah masih bertanya padaku?"

"Weylin. Sudah aku bilang. Aku benci kamu menari. Kenapa kamu masih melakukan itu?"

"Apa yang salah dengan menari? Itu menyenangkan. Aku sangat menyukainya."

Ansgar Malachy sangat marah.

"Kamu bukan anak kecil lagi. Kamu adalah CEO dari Hotel Malachy. Bagaimana kamu masih bisa menari? Apakah kamu ingin mempermalukanku? Begitukah?"

Weylin memejamkan matanya selama beberapa detik dan kemudian membukanya. Dia sangat lelah.

"Ayah, Ayah lebih tahu dariku. Aku tidak pernah membuatmu malu. Aku selalu melakukan apa yang Ayah katakan. Aku tidak pernah melanggar aturan Ayah. Tapi jangan membuatku berhenti menari. Bahkan, aku menggunakan topeng untuk menutupi identitasku. Tidak akan ada yang tahu. Mengapa Ayah masih takut orang akan tahu? Mereka tidak akan pernah tahu, Ayah."

Weylin berkata dengan suara rendah. Dia sangat kesal. Ansgar tidak menjawab apa yang dikatakan anaknya.

"Aku perlu istirahat. Besok, Ayah ingin aku bertemu dengan putri teman Ayah, kan? Aku akan melakukannya. Tapi berhenti melarang aku menari. Selamat malam."

Weylin masuk ke kamarnya dan membaringkan dirinya di tempat tidurnya.

"Oke. Aku hanya perlu bertemu dengannya. Bukan berarti aku akan menikahinya secara langsung. Tidak apa-apa. Tidak apa-apa, Weylin."

Dia membuat dirinya tenang.

Weylin Malachy adalah putra tertua dari Ansgar dan Zuria Malachy. Dia menggantikan ayahnya untuk menjalankan hotel Malachy dan telah menjadi CEO selama tiga tahun terakhir. Ia juga dikenal sebagai orang yang dingin karena jarang tersenyum kepada orang lain.

Bahkan kepada wanita, dia enggan untuk memiliki hubungan lebih dekat dengan mereka. Weylin sudah mencapai usia 27 tahun tetapi hampir tidak pernah tertangkap oleh media bahwa dia memiliki hubungan dengan wanita manapun.

Dia disebut pria berhati dingin oleh para wanita karena perilakunya. Tapi itu aneh, dengan perilaku yang tidak ramah itu, dia masih menjadi salah satu pria yang paling diminati di Manchester.

Weylin hanya memejamkan matanya beberapa detik namun ponselnya berdering keras dan membuatnya terbangun.

"Tidak bisakah aku tidur nyenyak?" keluh Weylin.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status