Share

Suara Kencang Menggelegar

Putra kesayangan kami terbangun, aku langsung menenangkan putra kesayanganku.

Aku memeluk dan mengecupnya, memberikan pelukan terbaik sebagai seorang Papa. 

"Cep Bayu sayang, jangan menangis nak. Suaramu kencang sekali nak. Sangat menggelegar," ucapku dengan mengecup kening putraku.

Putraku sekarang sudah tidak menangis lagi, aku kini mengecup kening Tiara.

Karena sudah malam, aku menidurkan istri dan anakku.

Besok pagi aku akan berangkat pagi sekali, aku yang terbangun pagi sekitar jam empat pagi. Aku segera berangkat ke Bataliaon. Aku langsung melaporkan masalah ini kepada Komandan Batalionku. 

"Permisi Komandan, ada yang saya ingin bicarakan. Dengan Komandan masalah penting Komandan," ucapku dengan membawakan bukti yang mengarahkan tentang penghinaan Ragil kepadaku dan keluargaku.

"Baik Apa yang ingin kamu sampaikan Adrian? Saya akan dengarkan, itu bukti apa Adrian yang kamu berikan ke saya?"
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status