Share

Pengakuan

Vano merasakan belaian lembut menyentuh wajahnya. Sedikit melenguh ketika belaian itu mengenai sudut bibirnya. Perlahan dia membuka kelopak mata. Sekilas menangkap siluet wajah Mitha. Dia tersenyum mengira dirinya sedang bermimpi.

'Bahkan dalam mimpi pun kau hadir. Jangan bangunkan aku,' pinta Vano lirih.

Laki-laki itu merasakan sesuatu yang dingin menyentuh pipinya. Dia sedikit berjengit akibat sensasi ngilu yang ditimbulkan.

"Jika kau tidak berhenti bergerak, aku akan mengikat kedua tanganmu,"

Vano tersentak, suara itu begitu nyata.

"Mitha?" serunya seraya menegakkan tubuh.

"Ssst! Tak bisakah kau berhenti bergerak!" ucap Mitha gemas.

Vano bergeming, dibiarkan jemari lentik wanita itu mengompres wajahnya yang lebam. Dia menatap intens wajah istrinya itu. Terlihat gurat lelah di sana, lingkar matanya pun menghitam. Dia paham Mitha tidak tidur dengan nyenyak.

Vano tidak mengira Mitha memperhatikan wajahnya karena setelah dia membawa Evelin, wanita itu terlihat acuh padanya. Perlahan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status