Pukul dua dini hari, Damar dan Wulan kembali melakukan kegiatan panas mereka. Setelah sebelumnya mereka telah bertempur dan beristirahat di jam setengah dua belas malam. Kini, sepasang pengantin baru itu kembali mengulang kegiatan panas mereka. Suara rintihan dan desahan kembali terdengar oleh Karin dan Riko."Ya ampun Wulan nggak cape apa dia?" ucap Karin seraya keluar dari kamarnya."Gila si Damar gencar banget dia ampun deh." Tak berselang lama, Riko juga keluar dari kamarnya. Pria itu memilih keluar dari pada harus berlama-lama berada di kamar. Mendengar suara-suara yang malah membuat hasratnya terpancing. Tidak munafik, Riko adalah pria normal mendengar suara-suara seperti itu pasti membuat hasratnya terpancing.Riko berjalan menuju teras depan di sana ternyata sudah ada Karin yang tengah menatap pantai lepas di depannya. "Belum tidur atau kebangun?" tanya Riko pada Karin seraya mendudukkan dirinya di samping wanita itu."Eh, Kak Riko, em... Kebangun Kak." Karin menjawab dengan s
Pagi harinya Wulan sudah terbangun terlebih dahulu. Wanita berparas cantik itu, langsung mandi kemudian berkutat di dapur untuk menyiapkan sarapan. Tak lama kemudian Damar datang dari arah kamar mereka. Pria itu juga sudah terlihat fresh setelah membersihkan diri."Pagi sayangnya Kakak," ucapnya menyapa sang istri seraya memeluknya dari belakang."Pagi Kakak sayang." Wulan membalas tanpa menghentikan kegiatannya. Wanita itu kini tengah memasak nasi goreng seafood untuk sarapan mereka."Sayang, kanapa kau tidak membangunkan ku hem," ucap Damar seraya meraih wajah Wulan untuk menghadap padanya. Damar kemudian melumat bibir Wulan dengan lembut."Kak, aku lagi masak nih." Wulan merengek mendorong pelan tubuh Damar. Sontak saja aksi Wulan menghentikan kegiatan pria yang tengah asik melahap bibir manisnya."Kalau begitu matikan dulu sayang," ujar Damar seraya mematikan kompor dan kembali meraih wajah Wulan. Pria itu kemudian kembali melanjutkan kasinya. Mencium bibir sang istri yang begit
Satu minggu sudah Damar dan Wulan berada di pulau bidadari. Kini waktunya untuk mereka berdua pulang. Sementara, Riko dan Karin sudah lebih dulu pulang lima hari yang lalu. Iya, Riko dan Karin pulang setelah dua hari mereka menginap disana."Assalamualaikum warahmatullahi wabarokattuh mamah ...." sapa Wulan saat dirinya sudah sampai di rumah."Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokattuh, sayang...." Nyonya Laura menjawab dengan senyum sumringah. Wanita itu begitu senang melihat putri kesayangannya sudah kembali."Mamah Wulan kangen," ujar Wulan seraya memeluk sang mamah."Mamah juga sayang." Nyonya Laura menciumi semua bagian wajah sang putri dengan derai air mata. Entah kenapa hati wanita paruh baya itu mendadak terasa sedih, saat melihat wajah putrinya itu."Loh kok Mamah nangis si?""Nggak sayang mamah hanya kangen kamu nak,""Ya ampun Mamah aku hanya pergi camp selama satu minggu dan sekarang sudah pulang dengan selamat, lalu apa yang bikin mamah sedih?""Entahlah sayang, semingu
Damar akhirnya pulang kerumah malam harinya. Dirinya begitu merindukan sang istri tercinta. Sampai-sampai rencananya untuk pulang besok pagi ia urungkan. Baginya satu detik saja sangatlah berharga, ketika bisa melihat Wulan. Apalagi lusa ia akan pergi ke Jerman, untuk urusan bisnisnya. Damar ingin selalu menghabiskan sisa waktunya bersama Wulan. Apalagi kini, Wulan sudah sah dan halal untuknya. Jika saja bisa, Damar ingin sekali membawa Wulan bersamanya. "Mar, besok kamu jadi berangkat ke Jerman?" tanya sang mamah disela-sela acara makan malam mereka."Jadi Mah, memangnya kenapa?" Bukan Damar yang menjawab melainkan tuan Prabu yang menjawab pertanyaan sang istri."Nggak Pah, besok kan kita pergi ke—" Menggantung nyonya Laura tak melanjutkan perkataannya. Wanita paruh baya itu memilih memberi tatapan isyarat pada sang suami, jika besok adalah jadwalnya untuk cek up."Em... Damar, sepertinya keberangkatanmu harus ditunda lagi, karena ternyata besok adalah jadwal rutin papah untuk m
Pagi-pagi sekali nyonya Laura dan Tuan Prabu telah berangkat ke bandara. Diantar oleh Damar dan Wulan. Mereka berangkat ke Singapura untuk lima hari kedepan.Untuk itu selama lima hari kedepan Wulan dan Damar bisa berduaan lagi tanpa ada pengganggu. Kini, setelah mengantar kedua orangtuanya. Mereka memutuskan untuk pergi ke apartemen Damar untuk mengambil barang-barangnya yang tertinggal disana.Namun, saat mereka menaiki lift, mereka berpapasan dengan seseorang. Orang itu adalah Kinan dan Riko. Rupanya keduanya baru saja keluar dari apartemen Riko. Ternyata apartemen Riko dan Damar terkeletak di gedung dan lantai yang sama.Mengingat Riko adalah sahabat baik Damar. Jadi, tak heran jika pria itupun memiliki apartemen di lantai yang sama. "Karin, ya ampun nggak nyangka ketemu kamu disini, oh iya kenapa hari ini kamu nggak kuliah?" sapa Wulan memeluk sahabatnya itu. Seraya menanyakan tentang mengapa sang sahabat tidak masuk kuliah selama dua hari ini. Iya, rupanya setelah melakuaknya
Tiga hari sudah Damar dan Wulan menginap di apartemen. Baik Wulan maupun Damar mereka berdua sama-sama tidak masuk kuliah maupun ke kantor. Mereka sama-sama bolos dari rutinitas mereka. Keduanya memilih memanfaatkan waktu untuk selalu berdua. Selama kedua orang tua mereka masih berada di Singapura.Namun, hari ini mau tidak mau Damar harus ke kantor. Karena ternyata ada sedikit masalah yang terjadi di sana. Sementara, Wulan wanita berparas cantik itu juga rencananya akan ke kampus.Wulan sudah menyusun rencana untuk memberitahukan tentang siapa Riko sebenarnya pada Karin. Bagaimana pun, sahabatnya itu harus tahu siapa sebenarnya Riko. Laki-laki yang saat ini tengah dipacarinya.Meski pernikahan Riko didasari atas perjodohan. Namun, tetap saja tidak dibenarkan bagi Riko untuk berselingkuh. Apalagi kata Damar, Riko pernah bercerita jika dirinya sudah mulai merasakan cinta pada sosok Raisa sang istri. Membuat Wulan semakin geram dan kesal pada sosok Riko. Wulan bertekad akan memberi tahu
Wulan kembali melangkah setelah dirinya hampir saja terjatuh. Saat bertabrakan dengan James di lorong kampus beberapa saat lalu. Kini, Wulan sedang mencari keberadaan Karin sang sahabat.Wulan sudah tidak sabar lagi ingin memberitahukan tentang siapa sebenarnya Riko pada Karin. Namun, nihil sepertinya Karin tidak masuk kuliah hari ini. Mendapati Karin yang tak masuk kuliah. Tak serta merta membuat Wulan putus asa. Wanita berparas cantik itu kemudian menghubungi Karin lewat panggilan telepon."Ya ampun kamu dimana sih Rin!!" Wulan menggerutu saat panggilan telponnya tak kunjung diangkat oleh si pemilik telepon."Akhhhh!!! Terserah kamu Rin!" geram Wulan kesal saat lagi-lagi panggilannya tak tersambung. Dan malah di-reject oleh Karin.Bagaimana Karin mau mengangkat telpon dari Wulan. Sementara, wanita itu diseberang sana tengah menikmati permainan panasnya bersama Riko. Iya, saat ini Karin dan Riko kembali bertemu. Mereka kembali melakukan hubungan seks terlarang. Riko yang selalu meri
Deg!!"Sayang," ucap Damar seketika menjauhkan tubuhnya dari atas tubuh Yesi."Akhh Wulan!!" Sedangkan Yesi berteriak dengan ekspresi kagetnya. Wanita licik itu seolah berperan layaknya pasangan yang sedang ketahuan berselingkuh.Wulan terdiam matanya memerah marah. Sungguh wanita itu tak menyangka dengan apa yang ia lihat saat ini. sementara Damar, pria itu membeku. Tatapannya tertuju pada Wulan yang kini sedang memberikan tatapan pembunuh kearahnya.'Mati aku!!' batin Damar begitu khawatir melihat ekspresi marah yang terlihat jelas di wajah sang istri rahasianya itu.Namun, sedetik kemudian Wulan langsung merubah raut wajahnya. Wanita itu mendekat seraya tersenyum kearah Damar dan Yesi. Seketika Damar yang melihat perubahan pada wajah Wulan pun terheran dibuatnya. Sama halnya dengan Damar, yang terheran-heran akan perubahan sikap Wulan. Yesi pun sama, senyum miring yang sempat terlihat di wajah Yesi pun. Kini berganti dengan ekspresi wajah tercengangnya."Ya ampun Kakak, Yesi, kalia