Share

Bu Menik Menagih

"Kalau udah longgar, kita beli baju baru buat kondangan ke pernikahan Rani, ya," kata mas Umair lagi.

Aku tertegun mendengar perkataannya. Ia seperti menjawab apa yang menyebabkan lamunanku pagi ini. Entahlah, sering kali mas Umair bisa saja berkata yang demikian. Seakan ia tahu isi hatiku. Apa mungkin suamiku bisa membaca isi hati seseorang?

Aku tersenyum sebagai tanda membalas perkataan mas Umair. Lalu menerima uluran tangannya yang ia layangkan untukku. Kemudian kami bergegas untuk sarapan bersama sebelum kami berangkat ke kota.

Seperti biasanya, hanya umi yang akan mengantar kami ketika hendak berangkat. Meskipun hanya sampai di depan rumah. Lantaran abi sudah lebih dulu ke penggilingan, dan Rahma sudah berangkat ke sekolah.

Begitulah ayah mertuaku. Ia tahu betul anak lelakinya takkan pernah marah ataupun tersinggung ketika tak diantar untuk pergi. Sebab, memang sudah terbiasa dengan mas Umair yang pulang pergi seperti ini.

"Mas Umair!" tiba-tiba datang bu Menik, salah satu t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dewi Astati
kisahnya sangat menarik sekali
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status