Ashlyn memasuki mobil yang di kendarai oleh dokter Elon, lelaki itu telah menunggu Ashlyn yang berlari dari kamarnya dan berusaha secepat mungkin untuk tidak membuat dokter Elon menunggunya.
“Maaf dokter, membuatmu menunggu.” Ujar Ashlyn setelah duduk di samping dokter Elon.
“Tidak apa-apa Ashlyn.” Jawab Dokter Elon kemudian mulai menghidupkan mobil yang ia kendarai dan mulai melaju setelah Ashlyn siap di sampingnya.
Selama dalam perjalanan mereka membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan dunia medis. Dan beberapa hal yang terjadi selama Ashlyn hidup di dunia manusia. Hal yang paling mengejutkan bagi Ashlyn adalah penyerangan pack secara besar-besar oleh rogue yang telah di kuasai
Vilobu adalah sebuah kota yang dikelilingi gunung-gunung tinggi, dan di tumbuhi pohon-pohon lebat mengelilinginya. Matahari hanya akan muncul selama 3 jam setiap harinya, menyebabkan suasana kota yang terlihat gelap dan dingin. Luke telah mengendarai mobil selama dua jam, Ashlyn tidak perlu menanyakan apa dan bagaimana Luke mendapatkan semua fasilitas ini mengingat semua kekayaan yang lelaki itu miliki. Ashlyn hanya mengira harga mobil ini akan membuat ia bekerja beberapa tahun di rumah sakit tampa henti. Selama perjalanan Ashlyn tidak memandang dan tidak berbicara sepatah katapun kepada Luke, begitupun sebaliknya Luke yang hanya diam dan tidak berusaha mengajaknya bicara. Lelaki itu hanya fokus berkendara dengan kecepatan tinggi membelah jalanan yang sepi karena memang kota Vilobu bukanlah kota yang ramai penduduk.&nbs
Suasana gelap di ruangan yang tadinya terang menunujukan bahwa matahari telah masuk ke peraduannya, malam yang sepi di kota minim penduduk, membuat aktivitas-aktivitas kecil yang terjadi di ruangan terdengar jelas. Luke duduk diam di samping Ashlyn yang masih belum sadar sejak tadi, Ia membaringkan Ashlyn di tengah ruangan dekat tungku api ramuan milik penyihir yang sudah pergi meninggalkan mereka berdua. Luke sudah menyalakan api di tungku sebagai penghangat mereka, melihat kondisi Ashlyn yang belum membaik pilihan terbaik sekarang mereka akan tidur di sini malam ini dan mulai bergerak kembali besok hari. Luke sudah mengelilingi bangunan ini sejak tadi, dan tidak dapat menemukan apapun selain kain usang yang ia gunakan untuk alas mereka beristirah
Ashlyn membuka matanya perlahan, ia merasakan tubuhnya lebih ringan dari hari biasanya, mungkin tadi malam ia tidur dengan nyenyak karena terlalu lelah.“Tidak bisakah kau bergerak lebih cepat.” Ujar Luke dingin melihat Ashlyn yang masih berbaring.Ashlyn tersentak kaget mendengar suara Luke dari belakangnnya, ia membalikan tubuhnya menghadap Luke dan terlihat lelaki itu yang menatapnya tajam. Luke terlihat sudah siap dengan segala perlengkapannya ia hanya menunggu Ashlyn bangun sejak tadi, agar bisa segera pergi ke tujuan mereka selanjutnya.Ashlyn melihat lelaki itu malas karena memasang wajah datarnya di pagi hari. Ashlyn duduk dari berbaringnya dan membenarkan pakaiannya, ia akan bersiap sebentar sebelum lelaki tadi mengamuk kepadanya. Ashlyn tidak ingin merusak suasana hatinya yang baik pagi ini dengan berkelahi dengan Luke.“Dia benar-benar lelaki kasar dan menyebalkan sejak dulu.” Pikir Ashlyn.Luke dapat men
Ashlyn nampak berpikir dengan apa yang di tawarkan vampire itu, menerima atau menolak. Jika Ashlyn menerima tawarannya, Ashlyn tidak tahu apa yang akan di minta vampire itu sebagai gantinya. Namun, jika Ashlyn menolak ia tidak tahu bagaimana cara keluar dari sini. Ashlyn hanya tidak ingin berharap Luke akan datang menyelamatkannya, karena lelaki itu tidak bisa di percaya, Ashlyn hanya bisa percaya kepada dirinya sendiri dan usaha sekarang. “Apa kau tahu cantik? Kau membuat seluruh penghuni hutan ini menginginkanmu.” Ujar vampire itu tenang. “Apa maksudmu?” Tanya Ashlyn mulai waspada. “Mereka semua ingin menikmati darahmu.” Jaw
Ashlyn melihat dengan kagum pemandangan di depannya, terlihat hamparan rumput hijau dan hutan yang sangat berbeda dari tempat mereka berdiri sekarang. Tepat di seberang sana terpisah oleh sebuah sungai dangkal yang jernih, terdapat sebuah hutan yang mempunyai pohon-pohon berwarna warni dengan bunga-bunga bermekaran, seperti taman bunga yang begitu indah. “Indah sekali,” Gumam Ashlyn memuji hutan di depannya. Melihat tingkah Ashlyn yang begitu polos dengan mata berbinar disampingnya membuat Willian tersenyum geli, wanita yang benar-benar tidak tahu banyak tentang kehidupan dunia bawah yang penuh dengan tipuan. “Berhati-hatilah nona,” Ejek Willian kepada Ashlyn yang polos. 
Wajah Ashlyn memerah tampa bisa ia cegah mendapat perlakuan seperti itu dari Willian, seumur hidup Ashlyn baru Willian yang melakukan hal itu setelah kematian kedua orang tuanya. perlakuan Willian mengingatkan Ashlyn atas kenangan indahnya bersama kedua orang tuanya sebelum ia memasuki sekolahnya dulu. “Sebaiknya kita bergegas, sebentar lagi matahari akan tengelam.” Ucap Willian, kembali mengajak Ashlyn berjalan. Ashlyn mengangguk dan berjalan bersama dengan Willian, saat ini Ashlyn hanya seperti gadis kecil yang sangat penurut kepada Willian.Mereka sudah menempuh perjalanan hampir satu hari penuh, namun Willian belum mengatakan atau menunjukan tanda-tanda mereka akan sammpai ke tujuan mereka. Ashlyn yang tidak tahu apa-apa hanya mengikuti kemana Willian membawanya, meski ia mulai lelah berjalan. 
Luke mencium aroma tubuh Ashlyn dari arah pertarungan, dengan cepat ia berlari menuju tempat itu, ada perasaan senang dan juga khawatir. Senang karena akhirnya ia dapat bertemu dengan Ashlyn dan khawatir dengan keadaan Ashlyn yang sepertinya tidak dalam keadaan baik karena Luke dapat mencium aroma-aroma monster yang juga berasal dari tempat Ashlyn.“Shit!!!” Umpat Luke kesal melihat monster-monter itu sekarang juga menghalangi jalannya untuk menuju tempat Ashlyn segera.“Jack.” Panggil Luke meminta pertukaran kepada Jack, mendengar itu Jack pun langsung mengambil alih, karena ia juga tahu mereka sedang di buru waktu untuk segera sampai ke tempat Ashlyn. ***
Ashlyn melihat keluar dari jendela lantai dua tempatnya berada, dari sana Ashlyn dapat melihat beberapa penjaga yang terus berjaga, jam sudah menunjukan pukul delapan malam. Ashlyn tidak punya cara sama sekali untuk pergi dari Luke, semua rencana yang ia pikirkan seperti jalan buntu yang akhirnya akan mempersulit dirinya sendiri.Makanan yang di antarkan pelayan satu jam yang lalu belum juga Ashlyn sentuh sedikitpun, dalam keadaan seperti sekarang Ashlyn tidak memiliki selera untuk menyantap makanan, yang ada dipikirannya sekarang adalah bagaimana keadaan Willian, Apakah lelaki itu masih hidup? Apakah ia berhasil melawan monster-monster itu?Ashlyn mengingat pengorban willian kepadanya, Ashlyn tidak tahu apa yang tejadi kepada Willian, dan Ashlyn tidak percaya bahwa Willian telah mati seperti perkataan Luke, entah mengapa Ashlyn masih yakin Willian masih masih hidup, dan mereka akan bertemu lagi.Saat Ashlyn masih sibuk dengan pikirannya, Ashlyn mendengar