All Chapters of Menikahi CEO (INDONESIA): Chapter 21 - Chapter 30
96 Chapters
21. Apa Kau Mencintaiku?
"Ma, Kaira istriku, tentu saja aku mencintainya!" jawab Jay."Menggunakan hatimu yang telah lama kosong?" Nyonya Luna terus mendesak Jay."Ma...""Jawab Jay!" ucap Nyonya Luna dengan nada yang cukup keras."Aku tidak tahu. Aku hanya tahu kalau aku mencintainya karena Kaira adalah istriku!""Lebih baik kau jangan menemui Kaira. Kaira biar Mama yang jaga. Aku sangat tidak rela, Kaira tersentuh oleh tangan tanpa cinta!" ucap Nyonya Luna dengan amarah yang di tahannya."Ma, Kaira istriku! Bagaimana bisa Mama menjauhkannya dariku?" tolak Jay."Jay, menjadi istri tanpa cinta, akan sulit. Kau hanya mencintainya karena statusmu suaminya, bukan?""Apa aku salah?""Jay, kalau kau mencintai Kaira dengan status, bagaimana jadinya kalau ada orang ketiga masuk yang akan membuatmu jatuh cinta dalam setiap hal?" jelas Nyonya L
Read more
22. Kenapa Kau Takut Padaku?
    Satu bulan telah berlalu sejak kejadian itu. Hubungan Jay dan Kaira juga baik-baik saja. Tapi, Kaira sedikit menjaga jarak bahkan sedikit sekali bicara.    Kaira sudah kembali bekerja untuk mengisi waktu luangnya agar tidak terlalu memikirkan kejadian yang masih saja membuatnya ketakutan."Kaira!" teriak Lily."Bisakah kau kecilkan suaramu?"     Luka di leher Kaira sudah sembuh tapi bekasnya tidak akan hilang. Sama halnya dengan perasaan. Kasus selesai, tapi trauma masih berjalan.   Pernikahan Kaira dan Jay masih menjadi sebuah rahasia. Entah kapan, Jay akan mengungkapkan siapa sebenarnya Istrinya di depan publik."Kau, apa kau baik-baik saja?" tanya Lily khawatir.   Sejak masuk kembali bekerja, Kaira bersikap dingin, banyak diam, tidak seperti dulu.    A
Read more
23. Trauma
     Kaira tertidur dalam pelukan Jay  di atas ranjang hotel yang sudah Jay siapkan untuk memperbaiki hubungan mereka.     Sayangnya, semuanya tidak berjalan dengan lancar karena Kaira tiba-tiba ketakutan tanpa sebab."Sebenarnya, apa yang kau takutkan?" gumam Jay sembari memandangi wajah Kaira yang pucat.(TIGA JAM SEBELUMNYA)"Kaira, kau kenapa sayang?" tanya Jay panik."Jangan mendekat!" teriak Kaira bahkan tangan Jay di tepis begitu saja.    Jay tahu sejak kejadian di Jepang Kaira menjadi takut dengan orang baru sehingga ketika menyiapkan makan malam, Jay meminta pelayan di rumahnya untuk menyiapkan semua tanpa adanya orang baru."Sayang, tenang! Ini aku," ucap Jay lembut.    Dengan tangis pilu, mata yang memerah, Kaira menatap Jay yang berlutut di hadapan
Read more
24. Dendam Yang Kembali Hidup
     Tidak ada yang aneh dengan pertanyaan Nyonya Luna. Jay juga bisa menjawab dengan tegas.     Respon Nyonya Luna yang membuat Jay sedikit heran atau lebih tepatnya tidak menyangka kalau Nyonya Luna begitu peduli dengan Kaira."Mama berharap, kau tidak berubah bagaimanapun keadaan Kaira. Bagi Mama, Kaira adalah pilihan sempurna," ucap Nyonya Luna tanpa ragu."Ma, aku bukan pria yang berfikiran sempit," jelas Jay."Kalau begitu, kalian tinggal di rumah Mama untuk sementara waktu.""Kenapa?" tolak Jay."Jay, kamu tidak bisa mendampingi Kaira. Apa kamu tidak ingat, jadwal dinas 2 tahun yang sudah kamu setujui?""Bisakah di batalkan? Aku ingin membawanya bersamamu," ucap Jay lesu."Tidak! Mama tidak akan membiarkanmu mengabaikan Kaira dan terjadi lagi insiden seperti kemarin," tolak Nyonya Luna dengan tegas.
Read more
25. Rencana Pembalasan
"Tuan, apakah harus seperti ini? Baru saja 3 hari lalu bertemu dan sekarang ingin bertemu dengan Nona Grace?" tanya Rasya."Rencana harus di jalankan sesuai dengan baik. Full dan tidak setengah-setengah, bukan?""Benar, tapi Nyonya...""Kau jalani saja tugasmu. Nyonya akan menjadi urusanku," jawab Jay.    Tidak ada yang bisa menerka ataupun mengira-ira isi kepala Jay. Semuanya seperti sebuah misteri.    Jay begitu sensitif, dingin bahkan sangat tidak ramah setelah kondisi mental Kaira tergoncang.    Jay terus menerus menyalahkan dirinya karena lalai. Wanita satu-satunya yang Jay cintai, harus menderita akibat sebuah trauma yang mendalam dalam hidupnya.BRUMMM... BRUMMM... BRUMMM...    Mobil yang di kendarai Rasya untuk mengantar Jay menemui Grace sudah masuk ke dalam padatnya jalanan. 
Read more
26. Percobaan
      Gemericik air dari dalam kamar mandi membangunkan Kaira. Kaira kemudian keluar dari kamar untuk membuatkan teh hangat. "Aku ketiduran lumayan lama. Mungkin Mama keluar kamar setelah Jay kembali," batin Kaira.      Kaira merebus sedikit air sehingga tidak memakan waktu yang lama. Dua cangkir teh sudah siap di nampan dan juga sepiring makanan ringan.     Ketika Kaira membuka pintu dari luar, bersamaan dengan Jay yang hendak membuka pintu dari dalam, sehingga tubuh Kaira seakan tertarik lebih dari tenaganya. "Akkkhhh!" pekik Kaira yang hampir saja terjatuh. "Apa kau baik-baik saja?" tanya Jay.     Jay sigap, menangkap tubuh Kaira hingga jatuh ke pelukannya dan juga nampan yang terselamatkan.    Sayangnya, Jay tidak memperhatikan tubuhnya sendiri. Handuk yang menut
Read more
27. Terpancing!
       Kaira hanya menerima secarik kertas di atas meja dengan sarapan yang sudah tersedia ketika baru membuka mata.     Bibirnya tersenyum melihat kertas kecil yang bertuliskan kata-kata sederhana.  "Sayang, aku harus ke Indonesia pagi ini. Aku akan kembali lusa. Jaga kesehatan ya. I LOVE YOU!" "Jay, kau suami terbaik. Aku kehilangan sahabat, tapi Tuhan menggantikannya dengan dirimu yang jauh lebih bisa mengerti aku," gumam Kaira. Tok... Tok... Tok... "Kaira sayang, sudah bangun?" terdengar suara Nyonya Luna memanggil nama Kaira. "Iya, Ma. Sebentar!" jawab Kaira.     Kaira membuka pintu dan mempersilahkan Nyonya Luna masuk. Nyonya Luna memperhatikan Kaira dengan saksama. "Ma, ada apa? Kaira baru saja bangun jadi wajahku pasti kusut," jelas
Read more
28. Akupun Bisa Marah
      Sudah dua hari, Jay tidak berani untuk menghubungi Kaira meskipun hanya menanyakan sebuah kabar semata. Tanpa sepengetahuan Jay, Kaira juga menahan rindu dan menahan untuk tidak mengganggunya.      Kaira berfikir, kalau tidak menghubungi Jay mungkin pekerjaan Jay akan segera selesai dan Jay cepat kembali. Tuk... Tuk... Tuk...     Suara pulpen yang di benturkan di meja menggema. Suasana ruangan yang sunyi dan tegang, membuat suara benturan itu sangat menakutkan dan merinding ketika melihat ekspresi wajah Jay yang sedang marah. "Apa Kaira masih marah padaku? Hmmmm... Apa Kaira tidak merindukanku?" batin Jay. *** "Hachiiiuuuuuu!" Kaira merasakan hidungnya gatal. "Kai, kau sedang flu? Kau sakit? Kau demam?" tanya Lily. "Mungkin ada debu," jawab Kaira. 
Read more
29. Saling Merindukan
 "Hei, kau wanita rendahan!" teriak Grace. "Aku belum mengijinkanmu pergi!" teriaknya lagi.     Kaira tidak merespon bahkan tidak menoleh. Grace merasa kesal karena Kaira tidak merespon saat di provokasi. "Awwwhhhh!" pekik Kaira ketika Grace menarik tangannya dengan kasar. "Apa kau tuli?" maki Grace.     Apakah Kaira akan marah? Apakah rencana Grace berhasil? Tidak! Kaira memberikan  senyum manis penuh arti. Membuat tubuh Grace langsung merinding seketika. "Nona muda, Anda memanggil saya? Anda tiba-tiba datang, menghina, memaki, sebenarnya Anda sedang berbicara dengan siapa?" ucap Kaira santai. "Wanita rendahan sepertimu tidak pantas berbicara sok bijak di depanku!" ucap Grace. "Oh, sejak tadi Anda memanggil wanita rendahan itu ditujukan untuk saya? Saya tidak merasa kita saling mengenal, jadi apa tuj
Read more
30. Konyol
BRAKKK!"Achhhhhh!" teriak Rasya karena terkejut."Rasya, pesan tiket. Aku harus segera kembali!" ucap Jay panik."Tuan, ada apa?" Rasya mendekati Jay. "Tarik nafas dulu, Tuan! Tarik nafas, hembusan. Lakukan terus sampai Tuan tenang," Jay mengikuti apa yang Rasya katakan.BUAKKK!"Kau pikir, aku sedang melahirkan?" Jay memukul kepala Rasya."Tarik nafas bukan untuk wanita yang sedang melahirkan saja," lawan Rasya."Kau sedang membantahku?" "Tidak berani, Tuan!" Rasya mundur seketika."Aku harus kembali. Besok, aku harus sudah ada di samping Istriku," pamernya.BRUKKK"Silahkan di selesaikan, Tuan!" Rasya memberikan setumpuk dokumen yang harus Jay periksa."Ini semua, pekerjaanku?" tanya Jay."Benar, Tuan."    &
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status