“Sorry, gue telat,” ucap Darell dengan raut wajah bersalah.Elaine hanya diam, tak segera menanggapi permintaan Darell. Darell tahu betul, pasti Elaine merasa kesal karena harus menunggunya selama dua jam. Wanita mana yang tahan untuk menunggu?“Sorry,” ulangnya dengan lirih.Elaine menghela napas, kemudian dia tersenyum kecut. Bagaimanapun dia tidak bisa menyembunyikan rasa kesal dan kecewanya.“Iya, nggak papa,” timpal Elaine.“Mau ke mana?” tanya Darell.Mendengar pertanyaan Darell, Elaine mendengus. “Mau pulang. Gue ada urusan lain,” katanya ketus. Jika perempuan sudah kesal, jangan harap mendapatkan pengampunan darinya hari itu juga.“Pulang? Jadi … kita nggak jadi makan malamnya?” tanya Darell lagi. Sumpah, dia tidak tahu harus bersikap seperti apa. Ini adalah kesalahannya.“Next time, ya. Gue harus balik.”“Kalau gitu,
Baca selengkapnya