Semua Bab Our Sweet Memory: Bab 1 - Bab 8
8 Bab
Guardian Angel
Hujan turun membasahi bumi sore itu. Hujan adalah salah satu hal yang tidak disukai Keira. Gadis mungil bernama lengkap Keira Fuschia Harris ini berusia 15 tahun. Ia memiliki paras hampir sempurna seperti putri di negeri dongeng. Cantik, putih, tinggi, badan proporsional, rambut hitam legam dan punya senyum menawan. Hampir sempurna, bukan? Tapi manusia tetap saja manusia, tidak ada yang sempurna. Mudah galau jadi kelemahan Keira. Apalagi saat melihat hujan seperti ini. Ingin sekali ia berjalan di bawah rintikan air itu agar tidak ada yang melihatnya menangis."Sayang, ayo cepat naik ke mobil. Nanti tubuhmu basah", seru seorang wanita paruh baya sambil membawakan payung untuk anaknya."Nak, ini hujan, berteduh dulu sebentar sampai hujan reda ya. Ayah lupa bawa jas hujan untukmu", kata orang lain lagi.Aku iri! batin Keira terus berontak. Sampai ada tangan melingkar di pundaknya. Wangi badan seseorang
Baca selengkapnya
Serpihan Kenangan
Selepas dari kedai eskrim itu, Kenan dan Keira pulang ke rumah. Hujan masih terus mengguyur kota London. Ramalan cuaca sedang buruk menurut siaran radio yang Kenan putar di mobil tadi."Good afternoon, Sir," sapa seseorang saat Kenan melangkah lebih dulu masuk ke dalam rumah."Good afternoon. Apa rumah sudah bersih?" Kenan bertanya sambil berjalan memasuki rumah besar itu."Done, Sir. Kolam renang pun sudah saya bersihkan. Hari ini jadwalnya nona Keira renang dengan private coachnya.""Oke, Bi. Bibi boleh pulang. Biar saya yang temani Keira hari ini.""Baik, Tuan. Kalau begitu saya dan suami pamit dulu.""Ya, terimakasih," jawab Kenan tak lupa melempar sedikit senyumnya ke wanita yang kira-kira berusia 50an itu.Dia Rose, pembantu pulang-pergi yang disewa Kenan. Jack, suami Rose juga bekerja di sana sebagai supir yang dibutuhkan Kenan saat tidak bisa menjemput Keira. Pasangan suami istri ini sudah bekerja di rumah itu sejak Kenan dan Keira p
Baca selengkapnya
Perbedaan
Waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang. Kenan masih berkutit dengan file-file di meja kerjanya. Terkadang, ia memang lupa waktu makan. Pekerjaannya harus ia kerjakan agar bisa cepat pulang. Apalagi hari ini Keira minta diantarkan ke toko buku. Ada novel new arrival yang sedang di inginkannya."Ken, ayo lunch," kata Arsyi yang memasuki ruang CEO itu."Nangung, Syi. Dikit lagi," jawab kenan masih dengan posisi tangan memegang pulpen itu."Bisa dilanjut nanti. Lo baru kelar meeting terus ngerjain itu. Jangan dipaksain, Ken.""Biar cepet selesai. Lusa kan mau gue tinggal.""Lo bisa kerjain ini dari kantor pusat kan?" Arsyi tidak henti-hentinya memaksa Kenan untuk makan siang.Fircha Production House adalah Perusahaan produksi film yang dibangun nenek Kenan; Riana Fircha. Yang sudah berdiri jauh sebelum Kenan lahir. Sama seperti Hangsoo Hospital milik Kakeknya, PH ini juga berpusat d
Baca selengkapnya
Luka Lama
Sepanjang perjalanan Kenan diam. Keira tiduran di pelukan sang papi. Gadis itu tidak banyak bicara seperti biasanya. Karena dia melihat Kenan sedang dalam keadaan tidak baik. Gadis itu memeluk Kenan dari samping, menyandarkan kepala di antara leher papinya. Jauh dilubuk hatinya, Indonesia jadi salah satu destinasi impian. Tapi dia tahu, Indonesialah negara penuh kenangan menyakitkan untuk papinya. Ada perasaan bersalah menyeruak saat Kei selesai meminta kembali ke Indonesia sebentar. Akan tetapi, kalau tidak begini, papinya tidak akan bisa berdamai dengan masa lalu. Keira tahu, papinya orang terkuat di dunia. Termasuk kuat menyembunyikan sesuatu. Dan permohonan Keira di ulangtahun nya kali ini adalah mendamaikan sang papi, setidaknya dengan keluarga besar. Bagaimana pun besar luka papinya, keluarga tetap harus jadi keluarga. Ada darah yang tidak bisa dipungkiri mengalir di badan sang papi."Anne udah dateng, buna?" tanya Kenan
Baca selengkapnya
Permintaan
Suasana haru biru masih menyelimuti kediaman Aruna. Keira masih memeluk tubuh Anne. Kenan masih menutup wajah nya dengan tangan kiri Anne. Meira, wanita yang sudah 15 tahun meninggalkan Kenan dan Keira sedang merasuki tubuh gadis berkemampuan khusus itu. Sosok istri dan mami yang sangat dirindukan akhirnya datang. Jika Kenan masih beruntung memiliki pengalaman 4 tahun jaman pacaran dan menikah, berbeda dengan Keira yang tidak memiliki kenangan apapun tentang Meira. "Mei datang bukan untuk melihat kalian berdua menangis." tutur Meira di dalam tubuh Anne. Kenan dan Keira tidak memperdulikan itu. Mereka masih menangis melepas rindu yang tidak dapat digambarkan. Sakit, ini sakit! batin Kenan dalam hati. Laki laki yang dipandang kuat oleh Keira luluh lantah. Benteng pertahanan rubuh tak berbentuk. Mungkin sudah 15 menit ia menangis sampai akhirnya buka suara, "Aku
Baca selengkapnya
Special Gift
Keira baru saja mengutarakan permintaan untuk hadiah ulangtahun nya yg ke 15. Kenan juga masih dalam keadaan tersedunya mendengar Keira pasrah jika mami nya benar benar akan pergi. "Bang, jangan begini. Ada kehidupan selanjutnya yang harus Meira jalani. Kalian berdua pun begitu. Bang Kenan masih punya kesempatan untuk mulai hal baru. Dan Keira... untuk permintaan itu--" Anne tersentak menghentikan pembicaraan. Matanya langsung tertuju ke Franda. "Kak Cia.." katanya lirih. Kenan dan Keira lantas mengangkat pandangan dan melihat Anne yg wajah nya penuh keringat. deg! Franda yg mengenal betul seperti apa Anne langsung berdiri, mengambil minum di meja itu dan memberikan nya ke Anne. "Ci, kenapa?" tanya Kenan bingung melihat Anne. 
Baca selengkapnya
The big gift
Anne hanya tersenyum saat melihat Keira yang pendek itu menatapnya penasaran. Pasti gadis kecil itu sudah menyiapkan banyak pertanyaan. "Nanti makan siang nya disini ya, sayang. Mami siapkan itu di taman ini." Ucapan Meira malah membuat Kenan menatap Franda dan dibalas bahu yang terangkat sedikit. Hadiah? Mei, apapun hadiah itu. Jangan yang aneh aneh. Keira belum tentu bisa nerima nya, Mei.  Batin Kenan seolah di dengar Meira. Wajah Anne terangkat dan melempar senyum ke Kenan. Pemandangan itu membuat Kenan memiringkan sedikit kepalanya. Kebingungan tercipta disana. Penasaran atas apa yang akan Meira berikan. Apalagi, hadiah itu ditujukan bukan hanya untuk Keira. Melainkan Kenan juga. "Makan siang disini? Apa mami bisa makan juga?" Tanya Keira lugu. 
Baca selengkapnya
Kembar (?)
Kenan melangkahkan kaki menuju perempuan yang masih di gandeng Keira. Jantung nya berdegup kencang sekali. Seolah dia melihat wanita pujaan nya menapakkan kaki kembali di dunia. "Kamu siapa?" Kenan bertanya pertama kali. "Anu pak... saya Annisa. Maaf pak, jangan laporin saya ke polisi." kata Nisa yang takut melihat Kenan mendekat. "Kamu punya kembaran?" "Ah, gimana pak?" Nisa makin bingung. "Saya tanya, kamu punya kembaran?" Kenan memastikan. "Tidak pak, saya sebatang kara. seperti Hatchi." kata Nisa santai sambil memutar bola mata. "Hatchi?" Kali ini kenan mengernyitkan kedua alisnya. "Hatchi ana
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status