Semua Bab Adoration: Bab 51 - Bab 60
108 Bab
Gundah
“Jane, bagaimana bisa kau tahu apartemenku?” tanya Sam memperlihatkan wajah tidak percaya.Jane hanya tersenyum tenang, berdiri anggun dengan kedua tangan berlipat di dada.“Kenapa kita tidak berbincang di dalam aja?” ungkap Jane penuh percaya diri.Sam merasa kesal sekaligus bimbang. Meja yang indah dengan banyak menu terhidang membuat Sam terpaksa meminta Jane untuk ikut makan malam bersama.“Ayolah, Sam! Bukannya Indonesia negeri dengan penduduk yang ramah.”Seakan tak mampu menolak, Sam membiarkan Jane melangkah masuk dan duduk di sofa yang ada.“Apartemen yang nyaman. Apa kau tinggal sendiri, Sam?” tanya Jane yang terlihat memperhatikan setiap keadaan.Sam masih saja terdiam, matanya berfokus pada jam dinding yang sudah menunjukkan pukul delapan.“Sialan! Bentar lagi pasti Baswara tiba. Bisa-bisa acara makan malam kali ini gagal karena keberadaan Jane. Padahal aku senga
Baca selengkapnya
Kala
Makam malam kali ini sepertinya gagal. Baswara terus mengurung diri di kamar. Sedangkan Sam hanya bisa memandang kesal ke arah Alea yang masih saja tertidur lelap di atas sofa. Keinginan untuk menikmati masa indah kala kuliah pun tertunda. Menu spesial yang sengaja dihidangkan hanya bisa teronggok hingga dingin tanpa disentuh.Kesal dan ingin marah, namun Sam tidak bisa melampiaskan semua yang ia rasa. Hanya bisa merunduk dengan kedua tangan menjambak erat rambut hitamnya.“Kenapa sih kalian datang di saat begini?” gerutunya sambil menghentak-hentakkan kakinya dengan kuat. Namun, hentakan untuk tidak sedikitpun memberi pengaruh pada Alea. Ia tetap saja tidur bahkan kali ini sampai mendengkur.Sesekali Sam melirik ke arah kamar Baswara. Ia begitu hawatir sekaligus penasaran akan apa yang terjadi. Namun, Sam melihat jelas rasa geram pada wajah Baswara. Hingga ia enggan untuk mempertanyakan apapun malam ini.Sedangkan Baswara terlihat berbaring d
Baca selengkapnya
Masa
Alea terbangun dengan rasa pusing, tusukan tajam di kepala membuatnya terus meringis dan sulit membuka mata. Mencoba duduk, sambil melirik kesekitaran, Alea mulai merasa takut karena berada di tempat yang asing baginya. Secara refleks ia melihat ke arah tubuhnya yang ternyata masih menggunakan pakaian lengkap dengan selimut putih tebal menutupi bagian kakinya. Terus melihat kesegala arah, Alea mencoba mencari tahu dimana keberadaannya. Terus meringis hingga membuat Baswara mendekatinya.“Baswara?” ungkap Alea dengan wajah takut.Mendadak pikirannya menjadi tak tenang, hingga merasa penuh dibagian perut. Belum lagi ada dorongan kuat yang membuatnya ingin kuntah. Benar saja, “Ueeek!” muntahan makanan keluar dari mulutnya. Muntahan itu membasahi lantai apartemen Sam.“Minumlah!” ujar Baswara sembari menyerahkan segelas air hangat.Merasa lebih lega dan enakan, Alea hanya bisa duduk merunduk sambil menahan malu. Ia begitu m
Baca selengkapnya
Sua
Soga terbangun dari tidurnya. Meringis hingga membuat Kana yang berada di sampingnya terbangun. Wajah pria kecil itu terlihat sendu dan sedikit memerah. Ternyata suhu tubuhnya masih tinggi ini membuat Kana kembali hawatir. Kembali Kana meraih handuk kompresan yang masih berada di dahi Soga. Handuk tebal itu kini sudah mengering seperti baru diambil dari jemuran. Tubuh Soga yang begitu panas juga membuat handuk itu ikut menjadi panas.Tanpa pikir panjang Kana meminta sopirnya untuk mengantarkan mereka ke rumah sakit. Masih merasa lemas, Soga memilih menyandarkan dirinya pada pundak Kana. Membaringkan kepala yang terasa berat dalam dekapan gadis yng sudah ia anggap sebagai ibunya. Sejak kecil tak memiliki ibu membuat Soga begitu merindukan kasih sayang.Mobil melaju tenang, jalanan yang macet membuat mereka terpaksa memasuki tol. Mobil itu melewati kafe taman yang sering Kana dan Soga kunjungi. Saat itu, mata Kana melihat sosok Baswara yang baru saja membukakan pintu mob
Baca selengkapnya
Duga
“Arya!” teriak Kana sambil memandang kesal.“Lihat apa sih? Kok serius amat?” tanya Arya yang juga mencoba melirik ke arah mata Kana memandang.“Eng, enggak ada kok.”“Yakin?” Arya semakin memajukan tubuhnya, mencoba melihat sekitaran area parkiran.“Apaan sih? Kepo ya, kepo.”“Pasti ada sesuatu. Tuh wajah kamu jadi merah begitu, pakai acara salah tingkah lagi,” ledek Arya.“Ya udah, ah. Yuk kita masuk!”Kana melangkah lebih dulu di depan Arya, namun sesekali matanya melirik ke arah parkiran kembali. Membuat Arya semakin senang meledeknya.“Hayo! Tuh kan lihat kesana lagi.”Kana tak lagi menjawab, hanya menggeleng dan mencoba mengarahkan pandangan ke arah depan. Hatinya benar-benar kacau, bercabang dua antara Soga dan Baswara. Sudah seminggu ini Baswara seakan lupa pada dirinya. Tidak ada pesan ataupun panggilan. Bahkan ucapan
Baca selengkapnya
Indra
Baswara baru saja keluar dari mobil mewahnya. Namun, saat hendak pergi, kaca jendela bagian belakang kembali terbuka. Terlihat seorang gadis muda nan putih tersenyum ramah kepadanya. Begitu pula Baswara yang terlihat hangat menanggapinya.“Berita baik nih, siapa tuh cewek? Jangan bilang kalau Tuan Muda Baswara pria buaya juga. Kasihan kamu Kana,” gumam Arya dengan tatapan menghina. “Jangan mau tergoda dengan pria kaya dan tampan, mereka semua sama saja. Huh! Ada aku dan kau lebih memilih dia karena harta dan jabatannya. Bodohnya kamu Kana.”Bayangan ini kembali melintas dalam ingatan Arya. Ia memutuskan pura-pura tidak tahu akan apa yang telah Kana lihat. Semua ini hanya untuk membuat Kana jatuh dalam kekecewaan. Suatu saat, ia berniat untuk memberitahukan semua ini kepada Kana.“Hai!” sapa seorang gadis bule dengan pakaian anggun dan menggoda. Gadis berambut kuning itu mendekati Arya dan memberikan senyuman manisnya.A
Baca selengkapnya
Rancana
“Aku tadi bertemu Kana, Bas,” jawab Sam setelah Baswara mendiamkan dirinya selama perjalanan.Terlihat tidak perduli, Baswara memilih menyandarkan tubuhnya sambil terus memejamkan mata. Saat ini, ia terlihat kesal akan sikap Sam yang memilih tak terbuka padanya.“Bas, aku bertemu Kana di kantin, lalu bertanya kenapa dia berada di sana. Rupanya Soga sakit dan dirawat,” jelas Sam sebal. Ia sangat tidak suka jika Baswara mendiamkannya. Baginya makian lebih menyenangkan, daripada diabaikan. Meskipun sesungguhnya tidak ada yang baik antara keduanya.“Aku memutuskan menyamperi Soga di kamarnya. Kau tau kan, kalau aku dekat dengannya. Lebih tepatnya dekat demi kelancaran kalian berdua.”Penjelasan demi penjelasan yang keluar dari mulut Sam tak berhasil menggoyahkan Baswara. Ia masih saja bersikap acuh, seakan benar-benar tidur dan tak mendengar apapun saat ini. Layaknya radio rusak, Sam terus berkicau tanpa dianggap.&l
Baca selengkapnya
Begja
 Musim dingin akan tiba, terlihat dari keadaan cuaca yang dipenuhi tiupan angin dengan suhu tinggi. Malam itu telah terjadi pertemuan dua pengusaha hebat. Terlihat sebuah rumah besar yang ada di area Back street. Rumah yang begitu luas dengan pengamanan tingkat tinggi. Dapat dilihat dari banyaknya penjaga dan kamera yang menyoroti sekitar, serta anjing pelacak di dua bagian. Rumah bercat putih dengan desain eropa itu dihuni oleh keluarga Jane.“Saya sedikit terkejut mendengar anda mengajak makan malam Tuan Sanjaya,” ujar Ayah Jane dengan ramahnya. Mereka duduk di depan meja makan yang begitu panjang, dengan dua pelayan yang senantiasa bersiap membantu mereka.“Maaf, jika saya tidak memberitahu lebih awal. Dimana Jane? Mengapa aku tidak melihatnya?” tanya Sanjaya dengan penuh hangat.“Jane sedang berada di Indonesia. Ada beberapa hal yang harus dikerjakan dan dia ingin mengerjakan dengan tangannya sendiri. Sepertinya ia
Baca selengkapnya
Ada
Malam kian larut, waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Hampir tengah malam dan Baswara baru saja tiba di apartemen Sam. Ia berjalan tenang menuju pintu, menekan beberapa tombol angka yang ada di samping pintu dan pintu pun terbuka. Wajahnya terlihat lelah dengan kancing kemeja yang terbuka pada bagian atasnya. Melangkah dengan kepala merunduk, hingga tidak menyadari keberadaan Sam yang tengah duduk menantinya.“Dari mana saja kamu, Bas?” tanya Sam dengan tatapan hendak menerkam. Sikap ini berkebalikan sekali dengan Sam biasanya.“Ada sesuatu yang harus aku selesaikan,” ungkap Baswara yang kemudian melangkah menuju kamar.“Tunggu, Bas. Kemarilah!”Tatapan bingung tergambar di wajah Baswara. Matanya terus saja menatap Sam dengan kerutan di dahinya.“Apa kau kerasukan?” tanyanya dengan nada seakan tak percaya. “Aku tau, Bas. Aku tau kau sedang merencanakan sesuat
Baca selengkapnya
Adhi
Suara tangis terdengar begitu kuat dari lantai dua. Tangis seperti orang ketakutan itu berhasil memanggil para penghuni rumah untuk mendatanginya.“Ada apa ribut-ribut?” gumam Kana yang masih berada di dalam kamarnya. Langkahnya yang ingin keluar terhenti karena dering gawai.“Kana, kamu ingin dibawain makanan apa? Rencananya aku mau singgah nih.”“Oh, enggak ada sih. Lagi enggak ....”“Non, Non Kana!” terdengar ketukan yang begitu kencang diikuti panggilan namanya.Pintu terbuka dan belum sempat Kana berbicara, Bibi kembali berkata, “Tuan Muda Soga.”Kana segera berlari menelusuri tangga sambil terus menggenggam gawainya. Ia melihat Soga terduduk di atas ranjang dengan wajah dipenuhi derai air mata. Ia menangis terisak sambil menunjukkan wajah ketakutan. Membuat Kana turut takut hingga segera mendekati tubuh Soga dan merangkulnya hangat.“Sayang, kamu kenapa?”
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status